Tindakan Medis

Pemeriksaan Fisik Untuk Gagal Jantung: Fungsi, Prosedur dan Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pemeriksaan fisik untuk gagal jantung adalah salah satu prosedur pemeriksaan medis yang dilakukan untuk membantu dokter mengetahui kesehatan jantung pasien secara menyeluruh terutama pasien yang dicurigai memiliki tendensi terhadap gagal jantung dan tekanan darah tinggi. [1,2]

Fungsi Pemeriksaan Fisik Untuk Gagal Jantung

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia sekarang ini. Semua bidang pekerjaan manusia, tentu telah bersentuhan dengan teknologi modern. Teknologi modern cukup memudahkan pekerjaan manusia.

Teknologi AI misalnya, adalah suatu kemajuan teknologi yang cukup membanggakan dalam dunia secara keseluruhan atau dalam bidang medis secara khusus. Pasien tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal dalam pengobatan. [6]

Teknologi AI diyakini dapat membantu dokter untuk memprediksi harapan hidup seorang pasien, seperti pasien kanker, jantung (kardiovaskuler) atau gagal jantung. Dan untuk gagal jantung, dokter bahkan bisa dengan lebih cepat mengeksplorasinya dibanding pemeriksaan fisik. [6]

Akibatnya berbagai pemeriksaan klinis dalam hal ini pemeriksaan fisik seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan lain-lain boleh dikatakan mengalami kemunduran.

Namun demikian, diyakini bahwa tidak semua masalah kesehatan dapat didiagnosa menggunakan teknologi kesehatan yang canggih itu. Untuk masalah jantung, pemeriksaan fisik tetap penting diperlukan untuk mengetahui secara jelas perkembangan jantung pasien, khususnya penderita gagal jantung. [1,5]

Pemeriksaan fisik memungkinkan dokter untuk memberikan penilaian non-invasif pada keadaan yang mendasari hemodinamik pasien. Penilaian tersebutlah yang akan menyumbangkan informasi prognostik penting kepada dokter dalam hal pengembilan keputusan terapeutik. [1,2]

Pemeriksaan fisik untuk gagal jantung berfungsi untuk membantu dokter mengetahui beberapa poin berikut ini; [1,2,3,5]

  • Pemeriksaan tekanan vena jugularis atau Jugular Venous Pressure (JVP) . JVP adalah gambaran tekanan pada atrium dextra dan tekanan diastolic pada ventrikel dextra, Pulsasi pada vena jugularis dapat menyatakan abnormalitas konduksi dan fungsi katup trikuspidalis. JVP menggambarkan volume pengisian dan tekanan pada jantung bagian kanan. Tekanan pada vena jugularis sama dengan level yang berhubungan dengan tekanan pada atrium kanan (vena sentral ). Pada pemeriksaan ini dokter akan mengetahui bahwa peningkatan JVP merupakan tanda dari gagal jantung kanan. Pada gagal jantung kanan, bendungan darah di ventrikel dextra akan diteruskan ke atrium dextra dan vena cava superior sehingga tekanan pada vena jugularis akan meningkat. Sedangkan pada gagal jantung kiri, bendungan di ventrikel sinistra akan diteruskan ke atrium sinistra dan vena pulmonalis sehingga terjadi bendungan paru.
  • Rales/crackles atau mengi
    Ronki dan mengi pada auskultasi paru-paru adalah tanda terjadinya edema paru akibat peningkatan tekanan pengisian sisi kiri. Pada pasien dengan gagal jantung kronis yang sudah berlangsung lama, pembengkakan bisa hilang karena perkembangan drainase limfatik yang meningkat mencegah akumulasi cairan edema. Pemeriksaan fisik pada pasien gagal jantung untuk mengetahui bahwa adanya ronki/crackles atau mengi tidak selalu menunjukkan pasien tersebut memiliki tanda gagal jantung.
  • Efusi pleura dan perikardial
    Seringkali ditemukan bahwa akumulasi cairan dalam rongga tubuh sering terjadi pada pasien gagal jantung akibat peningkatan tekanan hidrostatis dan cairan tersebut umumnya bersifat transudat. Pada gagal jantung akut dekompensasi, sering terjadi efusi sedang sampai besar. Pemeriksaan fisik pada pasien gagal jantung untuk membantu dokter mengetahui bahwa meskipun pada pasien dengan gagal jantung, efusi pleura biasanya bilateral dan efusi pleura sisi kanan tidak jarang terjadi sehingga memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
  • Untuk mengetahui tekanan darah dan denyut jantung.
    Dokter perlu mencatat tekanan darah dan detak jantung agar bisa mengetahui daya tekanan darah dan denyut jantung pasien. Bila sedang dalam istirahat, apakah tekanan darah dalam kisaran normal atau rendah dan denyut jantung berdetak secara normal atau tidak.

Kondisi-Kondisi Yang Membutuhkan Pemeriksaan Fisik Untuk Gagal Jantung

Gagal jantung atau dikenal juga sebagai gagal jantung kongestif adalah istilah medis yang digunakan untuk menjelaskan kondisi saat otot jantung tidak bisa memompa darah dengan baik. Seseorang yang mengalami gagal jantung ditandai dengan aliran darah ke seluruh tubuhnya yang tidak normal atau tidak lancar. [2,3]

Sebenarnya semua orang yang memilki usia di atas 30 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan fisik untuk gagal jantung secara rutin atau paling kurang 1 tahun sekali jika normal dan sesering mungkin bila jantung bermasalah. [1,5]

Berikut ini beberapa kondisi yang kiranya disarankan untuk melakukan pemeriksaan fisik untuk gagal jantung; [1,2]

  • Edema
    Walaupun edema dapat terjadi juga karena tekanan onkotik plasma yang rendah akibat rendahnya albumin serum, pasien dengan gangguan edema kaki atau sakrum, hepatomegali dan asite sebaiknya melakukan pemeriksaan fisik untuk gagal jantung karena pembengkakan pada anggota tubuh yang terjadi karena penimbunan cairan di dalam jaringan seringkali mencerminkan retensi cairan yang merupakan karakteristik gagal jantung kronis dan biasanya berhubungan dengan peningkatan tekanan atrium kanan.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
    Pasien dengan gangguan hipertensi barangkali disarankan dokter untuk melakukan pemeriksaan fisik untuk gagal jantung karena umumnya diketahui bahwa hipertensi menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh, sehingga menimbulkan penebalan otot jantung, akibatnya otot jantung akan melemah dan jantung tidak lagi mampu memompa darah secara efektif.
  • Diabetes
    Diabetes merupakan penyakit penyerta yang sangat sering terjadi pada gagal jantung dan berhubungan dengan perburukan prognosis dan status fungsional. Sehingga pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk mencari solusi agar diabetes dapat dicegah.

Persiapan Pemeriksaan Fisik Untuk Gagal Jantung

Ada hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pemeriksaan fisik untuk gagal jantung, misalnya; [2,5]

  • Bicarakan dengan dokter ahli jantung.
    Sebaiknya pasien berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan fisik untuk gagal jantung. Dan pastikan dokter mengizinkan Anda untuk melakukan pemeriksaan fisik untuk gagal jantung ini.
  • Ikutilah semua petunjuk dokter
    Biasanya sebelum dilakukan tindakan, dokter akan memberikan petunjuk agar tindakan tersebut nantinya berjalan lancar. Patuhilah petunjuk yang telah diberikan oleh dokter. Misalnya hindari mengonsumsi makanan, obat-obatan sebelum prosedur dimulai.
  • Jika Anda menggunakan inhaler untuk membantu pernapasan, maka bawalah saat tes.

Prosedur Pemeriksaan Fisik Untuk Gagal Jantung

Pemeriksaan fisik untuk gagal jantung biasanya dilakukan apabila dokter menemukan tanda-tanda gejala gagal jantung yang dialami oleh pasien.

Biasanya dalam pemeriksaan fisik, dokter seiringkali akan menanyakan terlebih dahulu tentang gejala, misalnya sejak kapan pasien mengalami tanda-tanda timbulnya gejala gagal jantung itu, atau misalnya bertanya tentang aktivitas fisik pasien, pernapasan, tidur, makan, dan aktivitas lainnya. [1,2]

Setelah dokter melengkapi atau mengetahui riwayat kesehatan pasien, barulah akan melakukan prosedur pemeriksaan fisik.

Berikut ini bebrapa bagian pemeriksaan fisik yang umumnya akan dilakukan dokter dalam mendiagnosis penyakit gagal jantung: [1,2,5]

  • Mengukur tekanan darah dan denyut nadi pasien. Tekanan darah yang tinggi seringkali memberi tekanan ekstra pada jantung dan detak jantung. Sehingga membuat jantung berdetak lebih cepat atau tidak teratur dan itu bisa memicu serangan jantung.
  • Menilai warna kulit.
    Dilakukan dengan cara memeriksa pembuluh darah di leher pasien. Jika ditemukan ada darah menumpuk di jantung maka itu memberi kemungkinan bahwa pembuluh darah di leher sedang terjadi pembekakan.
  • Mendengarkan napas dan jantung pasien dengan stetoskop. Dari pemeriksaan ini dokter akan mengetahui bahwa bila terdapat suara berderak di paru-paru atau mengi maka itu dapat mengindikasikan adanya akumulasi cairan di paru-paru. Bila terdapat suara jantung yang tidak normal maka itu dapat menunjukkan adanya kerusakan katup.
  • Meraba nadi (pulse pressure).
    Metode ini termasuk salah satu metode yang paling sering dilakukan dokter pada prosedur pemeriksaan fisik. Dokter akan meraba salah satu arteri yang lebih besar (misalnya karotis, brakialis, atau femoralis) dan dari hal itu dokter akan mendapatkan informasi yang berguna mengenai adanya beberapa kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung.
  • Dokter juga akan memeriksa perut pasien untuk memastikan bahwa apakah ada pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan.
  • Memeriksa pergelangan kaki dan tungkai untuk mengetahui pasti apakah pasien sedang mengalami pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan.
  • Dokter kemudian mengukur berat badan Pasien.

Hasil Pemeriksaan Fisik Untuk Gagal Jantung

Pemeriksaan fisik jantung merupakan salah satu bentuk pemeriksaan yang dilakukan untuk dapat mengetahui kesehatan jantung secara menyeluruh. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari tanda-tanda gagal jantung akut.

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang umumnya dihasilkan dari prosedur pemeriksaan fisik untuk gagal jantung; [1,2,5]

  • Denyut Nadi: Takikardia sinus (kecepatan denyut nadi >100 denyut/menit) adalah sebuah gambaran umum pada pasien gagal jantung akut. Takikardia terjadi apabila adanya gangguan pada sinyal elektrik yang mengatur detak jantung untuk memompa darah. Namun demikian, untuk pasien dengan gejala beta-blocker, takikardia diyakini tidak terlalu nampak atau menonjol.
  • Irama Nadi (sinus aritmia) adalah perubahan irama jantung menjadi lebih cepat atau lebih lambat. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bukan pertanda terjadinya gangguan serius pada jantung. Dari hasil pemeriksaan, dokter akan mengetahui bahwa irama jantung yang teratur dan tidak teratur, sering terjadi dengan perubahan volume nadi dan itu bisa mengindikasikan adanya fibrilasi atrium–yang umum terjadi pada pasien gagal jantung.
  • Ektopi ventrikel adalah gejala lain yang mengakibatkan denyut nadi tidak teratur pada penderita gagal jantung. Biasanya ditandai dengan hilangnya denyut nadi atau bertambahnya denyut nadi secara tiba-tiba.
  • Pulsus Paradoksus: Dari pemeriksaan, dokter akan mengetahui pulsus paradoksus, yakni denyut nadi yang menjadi semakin lemah selama inspirasi bahkan menghilang sama sekali pada bagian akhir inspirasi untuk timbul kembali pada saat ekspirasi. Singkatnya, pulsus paradoxus dapat dikonfirmasi dengan perubahan tekanan darah sistolik dari inspirasi hingga ekspirasi.

1. Anonim. Diagnosis of Heart Failure by History and Physical Examination. . Cardiology Adviser; 2020.
2. Carl V. Leier MD. Kanu Chatterjee MD. The Physical Examination in Heart Failure—Part I. Congestive Heart Failure Journal; 2020
3. Anonim. Heart Failure Clinical Presentation. Medscape; 2020.
4. Anonim. WHAT CAN YOUR DOCTOR OR NURSE DO?. heartfailurematters; 2020
5. Senthil Selvaraj, Brian Claggett, Sanjiv J. Shah, Inder S. Anand, Jean L. Rouleau, Akshay S. Desai, Eldrin F. Lewis, Muthiah Vaduganathan, Stephen Y. Wang, Bertram Pitt, Nancy K. Sweitzer, Marc A. Pfeffer, Scott D. Solomon. Utility of the Cardiovascular Physical Examination and Impact of Spironolactone in Heart Failure With Preserved Ejection Fraction.. AHA Journals; 2019.
6. Krittanawong C, Zhang HJ, Wang Z, Aydar M, Kitai T. Artificial intelligence in precision cardiovascular medicine. Journal of the American College of Cardiology; 2017.

Share