Sebagai orang tua, mengetahui buah hati batuk tentu membuat khawatir. Meski demikian, batuk sejatinya merupakan respon alami tubuh saat merasa perlu membersihkan dahak, lendir, dan iritasi akibat benda asing yang umumnya pada saluran pernapasan.[1]
Walau tidak selalu serius, Anda perlu memahami kondisi batuk anak. Batuk secara terus menerus dan disertai gejala lain dapat menjadi indikator adanya gangguan lebih lanjut pada pernapasan anak.
Sebelum mengetahui penyebab batuk terus menerus pada anak, anda mungkin perlu mengetahui jenis batuk. Terdapat dua jenis batuk yang umum terjadi pada anak, yakni batuk akut dan batuk kronis. Uraian keduanya dapat Anda baca pada bagian di bawah ini.
Banyak dari anak-anak mengalami batuk berulang yang singkat, terjadi selama satu atau beberapa minggu. Penyebab umum dari timbulnya batuk akut pada anak yakni adanya infeksi virus saluran pernapasan atas.[2]
Batuk akut juga dapat disebabkan oleh benda asing yang didahului proses tersedak. Pada kasus ini, Anda harus sesegera mungkin menemui dokter untuk mengeluarkan benda asing yang terdapat dalam alat pernapasan anak.[2]
Berdasar pada ahli kesehatan American College of Chest Physicians and Thoracic Society of Australia and New Zealand, batuk kronis pada anak usia di bawah 14 tahun merupakan kondisi batuk harian yang berlangsung selama lebih dari empat minggu.[3]
Waktu tersebut juga menjadi acuan paramedis untuk mengevaluasi lebih lanjut ada tidaknya kondisi kesehatan khusus yang mendasari munculnya batuk kronis pada anak. [4]
Pada kondisi tertentu batuk dapat menjadi indikator serius masalah kesehatan.[4] Untuk mengetahui secara pasti pengobatan yang tepat pada gejala anak, Anda perlu mengetahui penyebab anak batuk terus-menerus. Di antaranya yakni:
Pilek, flu, dan krup atau pembengkakan saluran udara bagian atas akibat iritasi dapat menyebabkan batuk terus menerus pada anak. [5] Pilek dapat menyebabkan anak merasa batuk ringan hingga sedang, flu cenderung batuk sedang atau batuk kering, dan krup menyebabkan batuk terus menerus dengan suara pernapasan berisik di malam hari. [6]
Batuk terus menerus pada anak yang disebabkan oleh infeksi virus ini tidak dapat diselesaikan dengan pemberian antibiotik. Namun, tetap dapat disembuhkan dengan terapi obat lain.[6]
Gangguan pernapasan asma pada anak dapat sulit dideteksi karena gejalanya yang tidak selalu sama. Timbulnya batuk mengi yang semakin parah saat malam hari dapat menjadi salah satu tandanya.[6]
Gejala lain yakni batuk saat terjadi peningkatan aktivitas fisik, seperti berlarian dan sebagainya.[6] Anak dengan gangguan asma seringkali memiliki tenggorokan yang meradang.[2] Pengobatan pada asma bisa beragam, mulai penggunaan obat semprot hingga menghindari penyebab asma seperti parfum, polusi, hingga asap.[6]
Adanya postnasal drip atau aliran lendir dari hidung ke tenggorokan dapat disebabkan oleh rhinitis atau infeksi sinusitis. Kondisi sinusitis pada anak berdampak pada munculnya batuk berkepanjangan, yang disertai dengan pilek, mata berair, sakit tenggorokan, atau ruam.[2][6]
Lebih lanjut, riwayat sinusitis kronis juga dapat menyebabkan batuk terus menerus dan bronkitis akut. Gangguan kesehatan bronkitis yakni adanya peradangan pada saluran pernapasan atau saluran pernapasan besar yang disebut bronkus. Gejala lain yang mungkin timbul yakni panas dingin, demam ringan, dan pilek sebelum batuk.[7]
Pada beberapa anak, penyebab munculnya batuk kronis adalah adanya refluks atau naiknya cairan lambung kembali ke tenggorokan.[2] Gejala pada anak-anak pada umumnya termasuk batuk, sering muntah atau meludah, rasa tidak enak di mulut, dan rasa terbakar di dada.[6]
Perawatan batuk akibat refluks asam pada anak dapat beragam. Namun di antaranya yakni menghindari makanan pemicu (umumnya cokelat, peppermint, gorengan, pedas, makanan berlemak, dan minuman berkafein atau berkarbonasi). Menghindari makan 2 jam sebelum tidur dan makan dalam porsi kecil.[6]
Kondisi yang juga disebut pertusis ini merupakan akibat dari infeksi bakteri Bordetella pertussis yang masuk ke hidung dan tenggorokan. Gejala infeksi pertussis pada anak dapat serupa dengan flu biasa, yakni batuk-batuk cenderung kering tanpa lendir, bersin, pilek dan demam rendah.[8]
Penularan batuk rejan pada anak dapat dicegah dengan melaksanakan vaksin pencegahan difteri, tetanus, dan pertussis yakni DTap maupun Tdap. Pengggunaan antibiotik berdasar rekomendasi medis dapat meredakan gejala batuk rejan dan mengurangi penularan.[8]
Benda-benda di sekitar anak-anak terutama masa aktif di usia dua sampai empat tahun, seperti mainan dan makanan dapat terhirup baik secara sengaja maupun tidak.[2] Benda asing yang menyangkut di saluran pernapasan anak dapat menyebabkan batuk dalam waktu lama.
Langkah utama mengurangi batuk akibat menghirup benda asing yakni mengeluarkannya. Bantuan profesional akan sangat membantu orang tua agar menghindari komplikasi serius. [2]
Ini adalah kondisi anak mengalami batuk terus menerus tanpa memiliki gejala fisik yang jelas lainnya. Terkadang batuk ‘kebiasaan’ ini muncul setelah anak terinveksi virus.[2]
Batuknya dapat berupa batuk kering yang berulang ataupun sekali dengan suara keras. Terjadinya batuk ‘kebiasaan’ hanya pada saat anak-anak bangun dan tidak sedang tertidur. Memiliki riwayat TIC neuromuscular juga dapat menjadi penyebab munculnya batuk ‘kebiasaan’.[2]
Pengobatan utama batuk secara kontinu pada anak disesuaikan dengan penyebabnya. Anda bisa menjadwalkan konsultasi dengan dokter guna mengetahui diagnosis medis penyebab anak terus menerus batuk secara pasti.[2]
Kunjungan dokter juga sangat dianjurkan apabila buah hati mengalami batuk terus menerus lebih lama dari perkiraan batas wajar dan mengganggu aktivitas anak. Pun harus segera ketika menjumpai darah saat anak batuk. [2]
Konsumsi obat pengencer lendir yang dapat Anda temukan secara bebas seperti guaifenesin dan obat penekan batuk seperti dekstrometorfan dapat membantu meredakan batuk pada anak.[2]
Langkah berikut dapat Anda lakukan untuk membantu anak mengurangi rasa tidak nyaman akibat batuk terus menerus.[6]
1. Anonim. “Chronic Cough in Children”. Children’s Respiratory Doctor; 2021.
2. Andrew Moore, MD. “Cough in Children”. American Academy of Allergy Asthma & Immunology; 2021.
3. Chang AB, Oppenheimer JJ, Irwin RS, CHEST Expert Cough Panel. “Managing Chronic Cough as a Symptom in Children and Management Algorithms: CHEST Guideline and Expert Panel Report”. Chest; 2020.
4. Julie M Marchant, MBBS, FRACP, PhDAnne B Chang, MBBS, FRACP, PhD, FAPSR, FAHMS. “Causes of chronic cough in children”. UpToDate; 2021.
5. Hansa D. Bhargava, MD. “What Is Croup? What Causes It?”. WebMD; 2020.
6. Brunilda Nazario, MD. “Causes and Treatment of Coughs in Children”. WebMD; 2021.
7. Anonim. “Acute Bronchitis”. Boston Children’s Hospital; 2021
8. Hansa D. Bhargava, MD. “Whooping Cough”. WebMD; 2020.