Mati rasa atau kebas tidak hanya dapat dirasakan di kaki maupun tangan, sebab bagian tubuh lain seperti payudara pun dapat mengalaminya.
Ketika kebas terjadi, hal ini sebenarnya menandakan adanya gangguan pada fungsi saraf.
Berikut ini adalah kemungkinan-kemungkinan penyebab payudara mati rasa atau kebas yang perlu diperhatikan agar dapat menanganinya sesuai kondisi yang mendasari.
Daftar isi
Efek gigitan serangga pada payudara tidak hanya menyebabkan timbulnya rasa gatal, tapi juga mati rasa atau kebas [1,2].
Gigitan serangga, kutu, tungau, hingga laba-laba pada payudara yang tidak disadari paling perlu diwaspadai [1,2].
Payudara dapat mati rasa sebagai efek dari prosedur operasi yang pernah ditempuh, seperti lumpektomi atau mastektomi [1,3,4].
Lumpektomi merupakan proses operasi yang biasanya dokter gunakan untuk mengatasi pertumbuhan jaringan payudara yang terjadi secara berlebihan dan abnormal [5].
Lumpektomi adalah prosedur bedah yang direkomendasikan oleh para dokter bagi pasien yang terdiagnosa tumor payudara [5].
Lumpektomi pun menjadi pilihan utama bagi banyak wanita dengan kasus tumor payudara daripada mastektomi karena payudara pasien tetap memiliki penampilan normal berkat sifat tindakan medis yang tergolong konservatif [5].
Sementara itu, mastektomi sebenarnya pun sama, yakni sebuah prosedur bedah yang bertujuan mengatasi tumor atau kanker payudara [5,6].
Hanya saja pada mastektomi, payudara pasien perlu diangkat baik sebagian ataupun seluruhnya tergantung tingkat penyebaran sel kanker [5,6].
Baik lumpektomi maupun mastektomi dapat menimbulkan efek samping yang tak hanya meliputi pembengkakan dan rasa nyeri usai operasi di area dada [1,3,4,5,6].
Mati rasa, seroma (cairan bening yang menumpuk pada luka bekas operasi), bekas luka, serta hematoma (darah terbentuk dan terkumpul pada luka) dapat dialami oleh pasien [1,3,4,5,6].
Adanya tekanan serabut saraf kecil yang berada di jaringan payudara atau dinding dada bisa saja menyebabkan timbulnya sensasi kebas di bagian tubuh tersebut [1].
Para wanita perlu lebih berhati-hati dalam memilih pakaian dalam, terutama bra, sebab tekanan tersebut bisa saja berawal dari bra yang tidak nyaman saat dikenakan [1,7].
Bra yang terlalu ketat atau kencang mampu menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko kebasnya payudara [1,7].
Para wanita yang ingin mencegah mengendurnya payudara dengan menjalani prosedur bedah kosmetik seperti mastopexy (proses pengencangan payudara) berpotensi mengalami kebas atau mati rasa di payudara [1,8].
Mastopexy ini merupakan prosedur yang akan mengubah bentuk payudara agar lebih kencang dan hal ini akan memberikan dampak hilangnya sensasi pada kulit sementara waktu [1,8].
Umumnya, mati rasa hanya akan dialami selama beberapa minggu saja, namun ada pula yang bersifat permanen [1,8].
Oleh sebab itu, sebelum menempuh prosedur ini sebaiknya mengonsultasikan manfaat sekaligus efek samping secara detail dengan dokter [1,8].
Para wanita yang memilih mempercantik penampilan dengan menempuh prosedur implan payudara silikon memiliki risiko tinggi mengalami kebocoran implan yang terjadi di bagian dalam payudara [1,9].
Ketika hal ini terjadi, payudara akan tampak tidak seimbang dari segi penampilan [1,9].
Selain itu, ukuran payudara akan berkurang dan ketika disentuh serta ditekan akan terasa adanya simpul keras di dalam payudara [1,9].
Mati rasa pada payudara juga akan dirasakan oleh penderita saat kebocoran implan silikon ini terjadi [1,9].
Mati rasa pada payudara juga dapat disebabkan oleh cedera yang terjadi pada bagian tersebut [1,10].
Tak hanya cedera yang baru terjadi, riwayat cedera pada payudara pun tetap berpotensi membuat beberapa penderita mengalami mati rasa [1,10].
Cedera fisik mampu memengaruhi saraf pada payudara yang menyebabkannya kehilangan sensasi [1,10].
Beberapa tindakan medis untuk pengobatan kanker payudara yang melibatkan paparan radiasi juga dapat membuat payudara mati rasa [1].
Tak hanya radioterapi, terapi target, kemoterapi, hingga terapi hormon dapat membuat kebas payudara [1].
Mati rasanya payudara bisa disebabkan oleh kerusakan saraf jaringan payudara, baik karena faktor bawaan maupun faktor dari luar [7,11].
Penyakit bawaan yang dapat menyebabkan gangguan saraf maupun kerusakan saraf yang terjadi karena efek kebiasaan merokok serta minum minuman beralkohol dapat menyebabkan mati rasa pada payudara [1].
Defisiensi vitamin seperti vitamin B12 serta ketidakseimbangan kadar mineral seperti sodium, kalium dan kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan mati rasa yang salah satunya terjadi pada payudara [1,12].
Beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan payudara mati rasa namun juga berpotensi membuat bagian tubuh lain mengalami hal sama [1].
Herpes zoster, multiple sclerosis, migrain, diabetes, dan hipotiroidisme adalah beberapa jenis gangguan kesehatan yang dimaksud [1].
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Ketika mati rasa pada payudara tidak kunjung kembali normal, segera periksakan ke dokter walaupun awalnya hanya karena gigitan serangga.
Periksakan kondisi payudara bila mati rasa juga disertai dengan beberapa gejala lain seperti adanya benjolan abnormal, ketidakseimbangan pada penampilan kedua payudara, keluar nanah dari puting payudara, gatal, hingga ketidaknyamanan yang sangat mengganggu dalam jangka lama.
Cara Mengatasi Payudara Mati Rasa
Penanganan payudara yang mati rasa dapat dilakukan sesuai dengan faktor yang menyebabkan [1,2,7,10,12].
1. Kristen M. Moyer, MD & Scott Frothingham. Why Do I Have Breast Numbness?. Healthline; 2021.
2. Jim Powers & Rachel H. McDowell. Insect Bites. National Center for Biotechnology Information; 2020.
3. The American Cancer Society medical and editorial content team. Post-mastectomy Pain Syndrome. American Cancer Society; 2019.
4. Dilek Aygin & Hande Cengiz. Life quality of patients who underwent breast reconstruction after prophylactic mastectomy: systematic review. Breast Cancer; 2018.
5. Meghan L. Czajka & Christopher Pfeifer. Breast Cancer Surgery. National Center for Biotechnology Information; 2020.
6. Andrea Goethals; Jessica Rose. Mastectomy. National Center for Biotechnology Information; 2020.
7. Katherine Wood, Melainie Cameron, & Kylie Fitzgerald. Breast size, bra fit and thoracic pain in young women: a correlational study. Chiropractic & Osteopathy; 2008.
8. Eric Swanson, MD. All Seasons Vertical Augmentation Mastopexy: A Simple Algorithm, Clinical Experience, and Patient-reported Outcomes. PRS Global Open; 2016.
9. Bondurant S, Ernster V, & Herdman R. Neurologic Disease and Its Association with Silicone Breast Implants. Safety of Silicone Breast Implants. Washington (DC): National Academies Press (US); 1999.
10. R. Waldo Powell. Breast Pain. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990.
11. Akiko Sasaki, Akiko Ikeda, Yuko Tsunoda, Terumasa Sawada, Junji Tsurutani, Tokito Tatsuo, Yuji Kiuchi, & Seigo Nakamura. Evaluation of the Benefits of Administering Hand Therapy to Patients with Chemotherapy-Induced Peripheral Neuropathy. Gan to kagaku Ryoho - Cancer & Chemotherapy; 2020.
12. Nathan P. Staff, MD, PhD & Anthony J. Windebank, MD, FAAN. Peripheral Neuropathy Due to Vitamin Deficiency, Toxins, and Medications. Continuum; 2014.