Tak hanya pada orang dewasa, stres juga dapat terjadi pada anak usia dini. Hal ini menyatakan bahwa selain dipenuhi dengan hal-hal yang menyenangkan, anak juga dapat merasakan tekanan seperti orang dewasa pada umumnya.
Biasanya penyebab anak merasa stres berasal tak jauh dari lingkungan terdekat ataupun dapat juga berasal dari dalam diri anak sendiri. Apabila hal-hal tersebut tak dapat teratasi dengan baik maka akan mempengaruhi tumbuh kembang sang anak baik secara fisik maupun secara mental [1,3].
Perubahan fisik serta mental tersebut dapat membahayakan diri anak sendiri dan kondisi seperti itulah dikenal dengan kondisi stres.
Ada beberapa faktor penyebab anak usia dini merasa stres dan berikut merupakan beberapa hal penyebab stres pada anak usia dini:
Jangan sampai anak kekurangan waktu tidur karena salah satu penyebab anak dapat merasakan stres adalah kurangnya waktu istirahat sang anak. Pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup apalagi setelah anak sibuk beraktivitas seharian penuh [2].
Hal ini terlihat sederhana namun sangat sering disepelekan oleh orang tua. Kurangnya waktu tidur pada anak juga dapat berdampak buruk terhadap mood, perilaku serta daya ingat anak [2].
Jika waktu istirahat sudah tiba, jauhkan anak dari gadget ataupun televisi agar si kecil tidak mengulur waktu tidurnya. Wajarnya, waktu tidur yang direkomendasikan untuk anak usia dini adalah 10-11 jam tiap malamnya [2].
Sebagai orang tua, tentu menginginkan anak untuk mengasah kemampuannya dengan mendaftarkan si kecil ke berbagai kursus seperti kursus akademis maupun kursus diluar akademis, contohnya kursus olahraga hingga kursus musik [1,2].
Hal tersebut mungkin baik untuk mengembangkan bakat dan minat anak namun, jika jadwal mereka terlalu padat juga dapat membuat anak usia dini merasa stres. Namun, perlu diingat juga selain mengasah kemampuan bakat dan minat, anak juga punya hak untuk tumbuh bahagia tanpa tekanan [1,2].
Penyebab anak merasa stres lainnya adalah adanya tuntutan nilai akademis yang baik terutama dari orang tua. Nilai akademis yang baik memang hal yang bagus namun hal tersebut perlu disertai dukungan yang baik pula agar anak tak menjadikan tuntutan tersebut seperti beban [1,2].
Oleh karena itu, alangkah baiknya orang tua memahami kondisi anak agar anak tidak stres karena adanya tuntutan akademis [1,2].
Dengan jaman yang sudah canggih seperti saat ini, tentu mengakses internet akan sangat mudah dilakukan termasuk anak kecil. Apalagi tak jarang anak kecil saat ini sudah diberi gadget oleh orang tuanya dengan alasan agar mudah mengakses info sekolah dan bahkan ada juga orang tua yang beralasan agar sang anak tidak rewel [2].
Hal-hal tersebut dapat membuat anak mengakses konten dewasa secara sengaja atau bahkan tak sengaja seperti berita pencabulan, video kekerasan atau bahkan pornografi. Konten-konten tersebut dapat membuat anak merasa tertekan hingga stres [2].
Disinilah peran penting orang tua sebagai pengawas anak dibutuhkan, orang tua diharuskan untuk selektif dalam memilah konten yang dilihat oleh si kecil. Selain itu, orang tua juga dianjurkan untuk mendampingi si kecil dan memberikan penjelasan terhadap konten yang dilihat [2].
Perundungan atau biasa dikenal dengan bullying merupakan penyebab paling dominan anak merasa stres. Hal ini dikarenakan selain menyerang verbal, bullying juga dapat menyerang fisik ataupun emosi anak yang sangat rentan membuat si kecil merasa tertekan [2].
Bullying dapat terjadi di mana saja dan kapan saja tanpa memandang tempat, namun umumnya bullying berasal dari lingkungan sekolah. Apabila muncul tanda-tanda anak mengalami perundungan segeralah untuk mengajak bicara anak dari hati ke hati [2].
Berilah dukungan kepada anak agar ia menjadi lebih percaya diri dalam menjalani hari baik di sekolah maupun di lingkungannya. Laporkanlah kepada pihak berwenang seperti pihak sekolah agar pelaku perundungan mendapatkan sanksi sehingga hal tersebut tak membuat anak merasa tertekan [2].
Banyak cara untuk mengatasi stres pada anak dan ada beberapa cara untuk mencegah yang dapat orang tua lakukan. Beberapa cara tersebut adalah:
Jika orang tua merasa kegiatan anak tiap harinya terlalu padat, cobalah untuk menguranginya karena si kecil juga membutuhkan waktu untuk bersantai dan bersenang-senang.
Ajak anak diskusi dan tanyakanlah kepadanya kegiatan apa yang dapat membuatnya stres. Hal tersebut sangat penting untuk mengetahui aktivitas mana yang perlu dikurangi sang buah hati [1].
Cara mengatasi penyebab stres pada anak lainnya adalah dengan meluangkan waktu yang dimiliki orang tua agar dapat berbicara dengan anak. Tanyakan bagaimana aktivitasnya hari ini dan berikan tanggapan menyenangkan sebagai bentuk apresiasi kepada sang anak [1].
Terkadang hal-hal kecil seperti ucapan apresiasi dapat membuat anak merasa diperhatikan dan disayang.
Anak pasti seringkali bercerita tentang segala sesuatu baik hal penting maupun hal-hal receh pun akan bicarakan. Ketika hal tersebut terjadi, orang tua sebaiknya mendengarkan celotehan si kecil dengan baik [1].
Hal tersebut dapat membuat meringankan beban penyebab stres yang sedang dihadapi oleh anak.
Sebagai orang tua, cobalah untuk memahami perasaan sang anak dan temani anak terutama pada saat tersulitnya. Hal tersebut dapat membuat anak menjadi lebih semangat dan merasa lebih tenang [1].
1. Neece, C. L., Green, S. A., & Baker, B. L. Parenting Stress and Child Behavior Problems: A Transactional Relationship Across Time. 117(1), 48–66. American Journal on Intellectual and Developmental Disabilities; 2012.
2. Perkins, A. Toxic stress in children. 17(2), 42–49. Nursing Made Incredibly Easy!; 2019.
3. Masarik, A. S., & Conger, R. D. Stress and child development: a review of the Family Stress Model. 13, 85–90. Current Opinion in Psychology; 2017.