Penyakit & Kelainan

8 Penyebab Tulang Ngilu Saat Deman

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tulang ngilu saat demam atau Flu Tulang, dalam istilah medis lebih di .kenal dengan istilah Fifth Diseases. Penyakit ini menimbulkan peradangan pada tubuh, disebabkan oleh infeksi Parvovirus B19. Fifth Diseases dapat menyebabkan beberapa keluhan dan gejala di antaranya seperti [1][2][3][4][5]

  • Suhu tubuh di atas suhu normal atau demam
  • Linu di tulang khususnya persendian pergelangan tangan, kaki, jari-jemari, hingga tulang belakang; munculnya gejala flu
  • Timbulnya ruam kemerahan di sebagian atau seluruh bagian tubuh; kejang-kejang, sakit kepala dan pusing
  • Mual, muntah serta diare.

Masa inkubasi dari penyakit ini berkisar antara 1 sampai empat Minggu, yang mana gejala serta keluhan akan mulai muncul pada hari keenam. Hingga saat ini belum ada varian vaksin Parvovirus  untuk manusia yang disetujui.[1][2][3][4][5] Ada beberapa penyebab terjadinya transmisi Fifth Diseases ke dalam tubuh, sebagai berikut :

1. Droplet penderita

Droplet adalah sebutan untuk tetesan-tetesan kecil cairan, yang mana pada konteks ini merujuk pada tetesan yang dihasilkan dari aktivitas organ sistem pernapasan (atau yang dalam istilah medis disebut dengan respiratori). Droplet yang dihasilkan dari aktivitas respiratori penderita Fifth Diseases mengandung Parvovirus B19. [1][2][3]

Karena ukurannya yang sangat kecil, droplet amat memungkinkan tersebar melalui udara (Ing. airborne).[1][2][3] Apabila di dalam ruangan tertutup dengan sistem ventilasi yang buruk, sangat memungkinkan apabila droplet tersebut masuk ke dalam tubuh orang yang sehat – baik melalui pernapasan ketika menghirup udara ataupun akses-akses ke dalam tubuh yang lainnya.[3][4]

2. Transfusi darah

Masuknya darah orang lain ke dalam suatu sistem peredaran darah orang yang berbeda dapat disebabkan banyak hal, di mana salah satunya adalah melalui transfusi darah.[3][4] Seperti kemampuan transmisi virus pada umumnya, Parvovirus B19 yang menyebabkan Penyakit Demam Tulang Ngilu atau Fifth Diseases juga dapat menyebar melalui transmisi darah. Dikarenakan darah Penderita Fifth Diseases juga memiliki kandungan Parvovirus B19 di dalam nya, akan sangat wajar terjadi transmisi apabila darah tersebut dapat masuk ke dalam sistem sirkulasi darah orang yang sehat.[2][4]

3. Pertukaran cairan tubuh

Pertukaran cairan tubuh merupakan fenomena yang sangat identik dengan aktivitas berkaitan dengan keintiman seperti pada saat berhubungan seks. Seperti pada kebanyakan kasus penularan virus dari manusia ke manusia (Ing. human-to-human transmission), Parvovirus B19 sebagai penyebab utama Penyakit Fifth Diseases juga sangat mungkin untuk di transmisikan melalui media cairan tubuh.[2][3][5] Selain droplet yang merupakan aktivitas respirasi, cairan tubuh juga dapat berupa air liur, mukus, darah, cairan pelumas alami seksual, sperma, cairan vagina, hingga zalir serebrospinal.[1][4]

4. Hubungan maternal ibu dan janin

Sebagai salah satu aktivitas keintiman yang alami, hubungan maternal antara ibu dan janinnya (baik yang sudah dilahirkan ataupun belum) juga amat berpotensi menjadi pintu gerbang penularan Penyakit Fifth Diseases yang disebabkan oleh Parvovirus B19.[3] Sebagian besar hubungan maternal ini melibatkan pertukaran cairan tubuh seperti ketika sedang menyusui, ataupun air ketuban selama mengandung – memberikan akses bagi ibu yang menderita Fifth Diseases untuk mentransmisikan Parvovirus B19 kepada anaknya.

5. Kegagalan membentuk antibodi

Pada mayoritas kasus yang ada, individu yang sudah pernah terpapar Parvovirus B19 dan mengidap Fifth Diseases akan membentuk antibodi seumur hidup. Keberadaan antibodi ini sangat penting guna menghindari teridapnya Fifth Diseases meski kembali terinfeksi Parvovirus, baik oleh varian B19, maupun varian-varian yang lainnya.[1][3][5] Namun pada beberapa kasus minoritas, antibodi tidak terbentuk secara mumpuni pada diri individu yang sudah pernah mengidap Fifth Diseases. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan kembali (Ing.: reinfection) apabila terinfeksi Parvovirus.[2][4]

6. Higienitas rendah

Selain berada pada produk-produk serta enkapsulasi biologis makhluk hidup, Parvovirus B19 dapat bertahan hidup pada permukaan-permukaan benda. Virus ini sendiri secara kebetulan pernah ditemukan oleh para ahli, berada pada permukaan alat-alat yang digunakan dalam melakukan analisis klinis dan laborat.[1]

Hal ini menunjukkan bahwa Parvovirus B19 dapat hidup di permukaan benda. [1][2][3][4][5] Meski belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa proses dekontaminasi (memberikan desinfektan sebagai upaya pembersihan) benda-benda dan menjaga higienitas tubuh dapat menulifikasi transmisi Parvovirus B19, namun upaya ini amat disarankan oleh para ahli.

7. Produk darah manusia

Berbagai produk yang dihasilkan darah juga dapat menjadi pintu gerbang bagi Parvovirus B19 untuk masuk ke dalam tubuh manusia – tidak hanya melalui transmisi darah saja. Produk darah manusia merujuk kepada berbagai atribut perdarahan yang biasanya ikut disirkulasikan melalui sistem peredaran pembuluh darah manusia.[3]

Ada banyak macam produk darah manusia, beberapa di antaranya seperti komponen darah (sel darah merah, cryoprecipitated, platelet, dan lainnya) serta berbagai turunan plasma darah. Apabila tidak melalui proses laborat yang seksama, produk darah dari penderita Fifth Diseases dapat menjadi vektor dalam mentransmisikan Parvovirus B19.[3][4][5]

8. Transmisi zoonotic

Transmisi zoonotic merujuk pada keberadaan fenomena penjangkitan yang terjadi melalui hewan ke manusia. Pada kasus Parvovirus B19, hewan yang dialegasikan sebagai karier adalah Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang juga dikenal dengan nama Aedes aegypti.[5]

Dugaan ini menguat khususnya pada negara-negara dengan iklim tropis di mana sang nyamuk dapat berkembang biak secara pesat.[5] Meski hingga saat ini masih menjadi perdebatan, apakah transmisi zoonotic melalui nyamuk dapat terjadi, namun banyak ahli yang setuju dengan hipotesa tersebut.[5]

Hal ini didasari bahwa banyak penyakit dengan simptoma serupa (juga disebabkan oleh infeksi virus) dapat ditransmisikan oleh sang “Nyamuk DBD”. Perlu menunggu penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi poin penyebab ini.

By: Sir Lord Artaz Gang

1) Goldman, L., & Schafer, A. I. sciencedirect. Goldman's cecil medicine E-book: 379 - Parvovirus. 2011
2) Loo, M. sciencedirect. Integrative medicine for children: CHAPTER 37 - Fifth Disease. 2008
3) Pan, E. S., Cole, F. S., & Weintrub, P. S. sciencedirect. Viral infections of the fetus and newborn in Avery's Diseases of the Newborn. 2005
4) Puccetti, A., Marzia, D., Elisa, T., Giuseppe, P., & Claudio, L. sciencedirect. Parvovirus Infection and Its Association with Autoimmune Diseases in Infection and Autoimmunity. 2015
5) Schleiss, M. R., & Marsh, K. J. sciencedirect. Viral infections of the fetus and newborn in Avery's Diseases of the Newborn. 2018

Share