Kutil dan daging tumbuh merupakan pertumbuhan kulit jinak yang dialami oleh sebagian orang. Kedua kondisi ini dapat menyerang semua orang dari berbagai rentang usia.
Kutil ialah benjolan keras yang berada di dalam kulit dalam kondisi kondisi tertentu dapat berukuran 1 mm hingga 1 cm terlihat seperti bunga kol atau lepuh padat dengan tekstur kasar.
Sedangkan daging tumbuh adalah pertumbuhan kecil pada kulit yang berwarna sama dengan kulit. Kondisi ini sering kali disebut dengan skin tag yang biasanya tumbuh sekitar 1-5 mm. Umumnya, daging tumbuh memiliki tekstur yang halus. Pada beberapa kasus, daging tumbuh memiliki tekstur yang lebih kasar jika permukaannya tidak beraturan [1,3].
Daftar isi
Kutil disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Virus tersebut mengakibatkan pertumbuhan protein bernama keratin pada kulit menjadi lebih cepat dan berlebihan sehingga membentuk kutil.
Kutil dapat tumbuh di bagian tubuh manapun, mulai dari wajah, tangan, hingga kaki. Varian HPV yang berbeda menyebabkan jenis kutil yang berbeda juga. HPV dapat dengan mudah menular melalui beberapa cara, yaitu :
Sementara itu, daging tumbuh karena adanya sel-sel tambahan pada kulit yang tumbuh di lapisan atas kulit. Hal tersebut terjadi ketika kulit saling bergesekan satu sama lain. Oleh karena itu, daging tumbuh sering muncul di area lipatan kulit, seperti leher, selangkangan, paha, bawah payudara, ketiak, hingga kelopak mata.
Gesekan kulit dengan pakaian juga dapat memicu munculnya daging tumbuh. Berbagai faktor penyebab inilah yang mengakibatkan kolagen kulit menjadi longgar sehingga membentuk daging tumbuh [3,4].
Kutil merupakan infeksi kulit yang bisa menyerang siapapun. Namun, terdapat sejumlah orang yang berisiko tinggi terkena kutil. Golongan tersebut ialah orang yang memiliki sistem kekebalan atau imun tubuh yang lemah, seperti anak-anak dan remaja.
Selain itu, pengidap HIV/AIDS juga rentan terkena kutil. Hal ini dikarenakan virus tersebut mudah menular melalui hubungan seks [1,2].
Sedangkan daging tumbuh adalah pertumbuhan kulit yang umum dialami oleh orang dewasa. Meskipun begitu, kondisi ini lebih berisiko menyerang beberapa golongan, seperti :
Kutil biasanya hanya didiagnosis melalui benjolan yang muncul di kulit. Jika diperlukan, dokter akan melakukan biopsi untuk mengambil sampel pertumbuhan kulit. Daging tumbuh dapat didiagnosis melalui pemeriksaan singkat yang dilakukan oleh dokter [1,2].
Pemeriksaan tersebut berfokus pada pemicu munculnya daging tumbuh untuk menghentikan kondisi tersebut. Dokter juga akan bertanya seputar riwayat kesehatan pasien. Hal tersebut dikarenakan kondisi kesehatannya berpengaruh pada pertumbuhan daging tumbuh [3,4].
Dalam kebanyakan kasus, kutil dapat hilang dengan sendirinya. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan kutil ini berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis kutil, lokasi, dan kekuatan imun tubuh penderita.
Tetapi ada juga kutil tidak kunjung hilang dan justru bertambah parah. Oleh karena itu, penderita harus mengambil sejumlah tindakan agar kutil tidak menyebar. Adapun berikut di bawah ini beberapa cara untuk mengatasi kutil [1,2]:
Perawatan di rumah merupakan langkah pertama dalam menangani kutil. Salah satunya yaitu dengan menjaga kebersihan di sekitar kutil dan mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut. Gunakan juga beberapa produk yang dapat mengurangi benjolan tersebut, seperti krim atau salep.
Obat tersebut telah dijual bebas di pasaran. Gunakanlah sesuai dengan petunjuk pemakaiannya agar kutil tidak bertambah parah. Jika diperlukan, konsultasikan dahulu ke dokter sebelum menggunakan obat tersebut.
Kutil juga dapat diobati dengan larutan asam salisilat. Ikuti aturan pemakaiannya karena larutan ini dapat merusak kulit yang sehat. Gunakan resep dokter agar dosisnya akurat dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya [1,2].
Selain perawatan di rumah, kutil juga dapat ditangani dengan sejumlah pengobatan medis. Perawatan tersebut meliputi, krioterapi (pembekuan), suntikan antigen candida, hingga operasi.
Pengambilan tindakan ini dilakukan sesuai dengan keadaan dan riwayat kesehatan pasien. Untuk itu, pasien harus melakukan sejumlah pemeriksaan agar dokter dapat menentukan pengobatan yang tepat [1,2].
Di sisi lain, daging tumbuh termasuk permasalahan kulit yang tidak memerlukan penanganan khusus. Hal tersebut dikarenakan kondisi ini tidak menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan.
Dengan kata lain, daging tumbuh tidaklah berbahaya. Namun, terdapat sebagian orang yang tetap ingin menghilangkan daging tumbuh. Alasannya tidak lain ialah untuk menjaga penampilan.
Adapun sejumlah metode yang dapat dipilih untuk menghilangkan kondisi tersebut, baik secara alami maupun medis. Berikut ini metode untuk menghilangkan daging tumbuh [3,4]:
Menghilangkan daging tumbuh dapat dilakukan dengan alami menggunakan bahan-bahan, seperti cuka sari apel. Caranya dengan merendamnya ke kapas. Kemudian, bungkus dengan perban selama 30 menit dan cuci.
Lakukan cara tersebut setiap hari hingga beberapa minggu. Bahan alami lainnya yang dapat digunakan untuk menghilangkan daging tumbuh ialah kulit pisang, hingga bawang putih.
Sejumlah bahan tersebut juga terbukti aman digunakan untuk menghilangkan pertumbuhan kulit yang satu ini. Perlahan, daging tumbuh akan mengering dan terlepas dari kulit. Namun, perawatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Jangan sekali-kali mencoba untuk memotong daging tumbuh sendiri. Hal tersebut dapat mengakibatkan infeksi dan pendarahan. Terkadang, daging tumbuh juga dapat terlepas sendiri ketika jaringannya terpelintir dan mati. Hal ini biasanya terjadi dikarenakan kurangnya suplai darah di sekitar area tersebut [3,4].
Metode untuk menghilangkan daging tumbuh dapat dilakukan dengan cara medis. Selain memakan waktu yang lebih sedikit, tentunya perawatan ini aman karena dilakukan oleh ahlinya.
Metode yang dilakukan untuk menghilangkannya hampir mirip dengan kutil, yaitu krioterapi (pembekuan), ligasi, hingga pembedahan. Setelah daging tumbuh hilang, adapun sejumlah cara untuk mengeringkan bekas lukanya.
Salah satunya dengan menutup luka dengan perban dan mengoleskan salep. Tindakan tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya infeksi dan komplikasi lainnya yang mengakibatkan efek negatif bagi tubuh [3,4].
Kulit termasuk infeksi kulit yag dapat dicegah. Berikut ini sejumlah cara untuk mencegah kutil:
Berbeda dengan kutil, daging tumbuh justru tidak dapat dicegah. Hal tersebut dikarenakan daging tumbuh merupakan kondisi umum yang dapat menyerang sebagian orang yang memiliki penyakit tertentu dan orang lanjut usia [3,5].
Kutil merupakan masalah kulit yang tidak membahayakan. Akan tetapi, kondisi ini harus mendapat perhatian khusus jika tidak segera membaik. Konsultasikan ke dokter apabila mengalami sejumlah gejala, seperti :
Segera memeriksakannya ke dokter agar kutil mendapat perawatan yang tepat dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Daging tumbuh merupakan kondisi yang umum dialami oleh sejumlah orang.
Namun, kondisi ini harus dibawa ke dokter apabila mengalami sejumlah masalah. Salah satunya apabila daging tumbuh sering tersangkut ke pakaian atau perhiasan. Alhasil, area tersebut mengalami iritasi dan harus segera diatasi.
Selain itu, daging tumbuh yang berubah warna menjadi coklat tua atau hitam juga sebaiknya segera dibawa ke dokter. Hal ini dilakukan untuk menghindari masalah lain yang berbahaya bagi tubuh [4,5].
Kutil dan daging tumbuh memiliki banyak perbedaan, namun keduanya nampak mirip. Baik kutil maupun daging tumbuh sama-sama merupakan pertumbuhan kulit yang tidak berbahaya atau jinak. Dilihat dari segi tampilan, kedunya juga terlihat sama hingga terkadang susah dibedakan [1,3].
1. Lawrence Leung. Treating common warts: Options and Evidence. 39(12):933-7. Australian Family Physician; 2010.
2. Karl R. Beutner, Dorothy Wiley, John M. Douglas, Stephen K. Tyring. Genital Warts and Their Treatment. 1(1):S37-56. Clinical Infectious Diseases 28 Suppl; 1999.
3. Hayk S. Arakelyan. Skin Tags (Acrochordon). Project: Clinical Dermatology; 2020.
4. Pandey A, Sonthalia S. Skin Tags. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021.
5. Onder Tan, Bekir Atik. Skin tag. 210(1):82-3. Dermatology; 2005.