Kesehatan mental saat ini menjadi semakin penting, mengingat pandemi saat ini sedang terjadi di seluruh belahan dunia. Tak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, pandemi ini juga berpengaruh pada kesehatan mental.
Meskipun kesadaran dan perhatian orang semakin tinggi terhadap isu kesehatan mental, namun masih banyak orang yang belum memahami perbedaan antara kedua profesi yang sama-sama menangani masalah kesehatan mental, yaitu psikolog dan psikiater.
Daftar isi
Titel atau gelar psikolog dan psikiater memang terdengar mirip, kedua profesi ini memiliki persamaan yaitu memberikan perawatan yang terkait dengan kesehatan mental.
Meskipun begitu, psikolog dan psikiater sebenarnya tidak sama. Psikolog dan psikiater memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, hal ini juga menjadikan perbedaan pada perawatan yang diberikan. Agar lebih jelas, kita kupas satu persatu untuk lebih memahami perbedaan antara psikolog dan psikiater. [1]
Seorang psikiater memiliki latar belakang pendidikan dokter dan spesialisasi dalam bidang psikiatri (kejiwaan). Untuk mendiagnosa pasien, psikiater melakukan terapi dengan berbicara dengan pasien dan juga diagnosa fisik dari keluhan yang disampaikan oleh pasien. Dalam hal perawatan, psikiater lebih fokus kepada diagnosa yang nantinya dijadikan acuan untuk memberikan obat-obatan yang dapat merawat masalah kesehatan mental pasian. [1, 4]
Berbeda dengan psikiater, psikolog sering kali tidak menjadikan label yang diberikan pada pasien sebagai acuan untuk mendiagnosa. Seorang psikolog biasanya akan bertanya tentang riwayat dan masa lalu pasien untuk mengetahui apa yang menyebabkan pasien mengalami masalah dengan kesehatan mental.
Setelah mencari tahu penyebab masalah yang menjadi akar permasalahan kesehatan mental pasien, psikolog akan menentukan rencana perawatan atau terapi melalui pendekatan psikologi yang didasarkan pada bukti. Berbeda dengan Psikolog tidak diperkenankan memberikan resep obat-obatan kepada pasien. [4]
Intinya psikolog dan psikiater memiliki metode yang berbeda untuk menyembuhkan pasien dengan permasalahan kesehatan mental. Keduanya sama-sama memiliki ijin praktek atau lisensi yang sah untuk memberikan perawatan dan pengobatan kepada pasien. [1, 2]
Selain memahami perbedaan psikolog dan psikiater, penting juga untuk memahami peran psikolog dan psikiater. Perlu dipahami bahwa kedua profesi tersebut terlatih untuk memahami cara kerja otak, bagaimana manusia berpikir dan juga tentang perilaku manusia. Baik psikolog dan psikiater memiliki kompetensi untuk memberikan berbagai macam terapi dan konseling. [3]
Psikolog dan psikiater menggunakan berbagai macam metode untuk membantu permasalahan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, stres, gangguan kepribadian seperti bipolar, permasalahan relasi, narkoba dan juga penyalah gunaan alkohol.
Psikolog dan psikiater memiliki peran yang sama yaitu membantu untuk memulihkan trauma dan juga memperbaiki sikap seseorang. Namun, psikolog dan psikiater memiliki perbedaan dalam hal metode perawatan pasien, standar kerja dan juga tanggung jawab. [3]
Pada kasus yang umum misalnya, seseorang yang mengalami permasalahan gangguan kesehatan mental, misalnya depresi, serangan panik dan juga stres, pada umumnya akan menemui psikolog untuk mendapatkan bantuan. Tak jarang juga orang yang mengalami penyalahgunaan zat terlarang atau sedang berjuang dengan penyakit kronis juga mencari bantuan dari psikolog. Selama perawatan, psikolog mengevaluasi dan melakukan tes serta penilaian untuk menentukan metode perawatan terbaik. [2]
Psikiater biasanya membantu pasien dengan kondisi gangguan jiwa, skizofrenia, gangguan emosi dan gangguan perilaku, psikiater menggunakan berbagai teknik perawatan antara lain psikoterapi, terapi kejang listrik dan terapi obat-obatan.[2]
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, psikiater dan psikolog menggunakan metode yang berbeda dalam menangani masalah kesehatan mental. Psikiater dan psikolog biasanya juga memiliki lingkungan kerja yang berbeda. Psikiater biasanya memiliki praktek pribadi, karena ia adalah dokter, ada juga yang bekerja di rumah sakit, rumah sakit jiwa, tempat rehabilitasi dan penjara. [1]
Psikiater mendiagnosa pasien menggunakan tes psikologi, pembicaraan dengan pasien dan tes laboratorium jika ada gejala fisik yang muncul. Setelah mendiagnosa pasien, psikiater akan menentukan terapi dan obat-obatan yang sesuai untuk menyembuhkan pasien. [1]
Selain diperbolehkan memberikan resep obat-obatan, psikiater juga dapat memberikan perawatan lain seperti terapi kejang listrik atau Electroconvulsive therapy. Terapi electroconvulsive adalah terapi menggunakan arus listrik ke otak, namun terapi ini hanya untukkasus depresi berat yang tidak merespons jenis perawatan lainnya. [1]
Perawatan yang diberikan psikiater kepada anak-anak diawali dengan pemeriksaan yang komprehensif hal ini membantu psikiater dapat mengevaluasi komponen-komponen yang mungkin dapat menjadi sumber masalah kesehatan mental anak, termasuk emosional, kognitif, pendidikan, keluarga, dan genetik. Beberapa perawatan tersebut di antaranya terapi keluarga, grup atau individu, obat-obatan dan konsultasi dengan ahli lain. [1]
Sedikit berbeda dengan psikiater, psikolog tidak diperkenankan untuk memberikan obat-obatan bagi pasiennya, psikolog mendiagnosa melalui wawancara, survei dan observasi. Pada umumnya psikolog menggunakan sesi bicara mendalam dengan pasien hingga memahami permasalahan yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan mental. Psikolog juga bekerja sama dengan ahli lain dalam terapi penyembuhan.
Terapi yang banyak diberikan oleh psikolog adalah terapi CBT atau Cognitive Behavioral Therapy, terapi ini adalah terapi pembicaraan (talk therapy) dengan pendekatan yang difokuskan untuk membantu orang untuk mengatasi pikiran atau pola pikiran negatif. [1]
Terapi psikolog yang diberikan kepada anak-anak diawali dengan komunikasi ringan dan mengamati pasien anak bermain, dari observasi tersebut psikolog mendapatkan wawasan tentang perilaku anak yang mengganggu atau negatif sekaligus dapat berinteraksi dengan mengarahkan anak kepada perilaku yang positif. [1]
Sebenarnya cukup sulit untuk memutuskan pergi ke psikolog atau psikiater untuk mengatasi masalah dengan kesehatan mental. Akan tetapi beberapa perbedaan yang mendasar dari psikolog dan psikiater dapat dijadikan acuan agar anda dapat menentukan pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental.
Psikiater menangani penyakit mental dengan level yang parah dan membutuhkan obat-obatan, psikiater dapat memberi rujukan agar pasien dirawat di rumah sakit. Kedua hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh psikolog. Dengan acuan tersebut, maka psikiater menjadi pilihan yang tepat untuk permasalahan kesehatan mental yang lebih serius dan membutuhkan obat-obatan, seperti : depresi berat, skizofrenia dan bipolar disorder. [1, 3]
Jika permasalahan kesehatan mental yang dirasa ringan, seperti merasa stress atau sedang menjalani masa yang berat karena sesuatu hal dan membutuhkan bantuan untuk mengatasi dan memahami perilaku dan pemikiran anda, psikolog adalah pilihan yang tepat. Psikolog memberikan terapi yang berkelanjutan dan membutuhkan proses mendalam untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental. [1, 4]
Namun yang penting untung diingat bahwa banyak masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan, seringkali juga membutuhkan kombinasi antara terapi obat-obatan dan talk therapy. Artinya bisa jadi bantuan psikiater dan psikolog dapat berjalan beriringan. [1]
Hal penting lainnya yang perlu digaris bawahi, jika anda memilih pergi ke psikolog maupun psikiater, pastikan ke dua ahli tersebut memiliki pengalaman merawat jenis penyakit mental atau masalah kesehatan mental tersebut, memiliki pendekatan dan perilaku yang membuat anda nyaman dan memiliki jadwal perjanjian temu yang longgar sehingga anda tidak perlu menunggu terlalu lama. [1]
1. Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP & Stephanie Watson. Psychologist vs. Psychiatrist: What’s the Difference?. Healthline; 2019.
2. Anonim. The Differences Between Psychology and Psychiatry. Psychology Org; 2021.
3. Anonim. Psychiatrists vs psychologists. Health Direct; 2019.
4. Anonim. WHAT’S THE DIFFERENCE BETWEEN A PSYCHOLOGIST AND A PSYCHIATRIST?. Select Psychology; 2019.