Penyakit & Kelainan

Perbedaan Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala Hipertensi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sakit kepala biasa merupakan kondisi timbulnya rasa sakit dan tidak nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher. Sakit kepala biasa umum terjadi pada siapa saja setidaknya satu kali sakit kepala setiap tahunnya [1].

Sakit kepala hipertensi merupakan kondisi timbulnya rasa sakit hebat yang ditandai dengan melonjaknya tekanan darah secara mendadak. Kondisi tersebut dapat menimbulkan kerusakan di berbagai organ tubuh dalam waktu cepat [2].

Perbedaan Penyebab Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala Hipertensi

Penyebab munculnya sakit kepala biasa menyerang akibat aktifnya saraf nyeri di kepala. Pemicu kondisi ini adalah dikarenakan perilaku sehari-hari, seperti kurang tidur, telat makan, atau pilihan makanan yang kurang tepat [1].

Sedangkan penyebab munculnya sakit kepala hipertensi disebabkan oleh kerusakan vaskuler pada seluruh pembuluh perifer. Perubahan arteri kecil dan arteola menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, yang mengakibatkan aliran darah akan terganggu [2].

Perbedaan Diagnosis Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala Hipertensi

Diagnosis sakit kepala biasa dapat diketahui dengan memperhatikan perilaku sehari-hari yang mungkin menjadi penyebab timbulnya rasa sakit di kepala. Hal tersebut jika dirasa mengkhawatirkan, ada baiknya dikonsultasikan dengan dokter agar dapat dilakukan diagnosis lebih lanjut untuk mengetahui gejala atau penyebab dari timbulnya sakit di kepala [1].

Seseorang yang di diagnosis sakit kepala biasa umumnya hasil pemeriksaan berupa rasa sakit atau nyeri di kepala yang muncul secara bertahap atau mendadak. Sakit kepala biasa membuat kepala terasa berdenyut, atau seperti terlilit kencang oleh tali [1].

Sedangkan diagnosis sakit kepala hipertensi dapat diketahui setelah dilakukannya anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Anamnesis diperlukan untuk memastikan penyebab dan gejalanya serta menilai progresi penyakit dan risiko komplikasi penyakitnya [2].

Anamnesis pada sakit kepala hipertensi meliputi gejala, riwayat kejadian kardiovaskular, faktor risiko, dan riwayat konsumsi obat. Sedangkan pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara mengukur tekanan darah [2].

Penanganan Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala Hipertensi

Sakit kepala biasa umumnya dapat diatasi sendiri dengan minum obat pereda nyeri atau sakit, minum air putih yang cukup, dan banyak istirahat. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan perilaku sehari-hari [4].

Sakit kepala biasa juga dapat diatasi dengan cara memperbaiki perilaku sehari-hari yang menjadi pemicu munculnya sakit kepala ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, tidur yang berkualitas dan cukup, tidak telat makan, dan memilih makanan yang sehat [4].

Salah satu pola hidup sehat yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan tidur yang berkualitas, karena saat tidur tubuh bisa memperbaiki diri. Tanpa istirahat ini, orang bisa mengalami gangguan kesehatan, termasuk sakit kepala [3].

Berbeda halnya dengan sakit kepala biasa. Penanganan pada sakit kepala hipertensi dilakukan dengan segera mencari pertolongan medis, dikarenakan seseorang yang memang sudah di diagnosis hipertensi atau tekanan darah rendah dan mengalami sakit kepala, sangat perlu dilakukan pengobatan yang benar [3].

Tanpa adanya pengobatan, kemungkinan risiko terburuknya adalah adanya kerusakan organ lebih lanjut atau efek samping yang tidak diinginkan akibat dari penanganan yang kurang tepat. Biasanya dokter mengklasifikasikan sakit kepala hipertensi dan gejala terkait lainnya sebagai hipertensi emergensi [3].

Kondisi ini sering kali membutuhkan kontrol tekanan darah dengan obat intravena. Contoh obat-obatan yang digunakan yaitu, Nikardipin, Labetalol, Nitrogliserin, Natrium nitroprusida [3].

Meskipun memiliki obat-obatan di rumah, sebaiknya hindari mengonsumsi obat penurun darah tinggi tanpa pengawasan medis, karena mengurangi tekanan darah terlalu cepat dapat mempengaruhi aliran darah ke otak sehingga menyebabkan efek samping. Untuk itu, seseorang yang memiliki riwayat hipertensi perlu mewaspadai dan tidak mengabaikan sakit kepala yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi [3].

Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala Hipertensi Berbeda

Banyak orang yang beranggapan bahwa sakit kepala, terutama setelah makan adalah pertanda darah tinggi. Anggapan tersebut membuat sebagian bahkan banyak orang yang kemudian meminum obat hipertensi ketika sakit kepala tiba-tiba untuk meredakan sakit kepala tersebut [3,4].

Sakit kepala sebenarnya bukan ciri khas dari hipertensi. Sakit kepala mempunyai ratusan penyebab, sehingga tidak bisa disebut sebagai ciri khas dari hipertensi, karena hanya lima persen penderita hipertensi yang mengeluhkan sakit kepala [3,4].

Rasa tidak nyaman pada sakit kepala dapat menaikkan tensi darah. Tetapi hal ini tentunya tidak dapat dikatakan juga sebagai penyebab sakit kepala hipertensi maupun sebaliknya [3,4].

1. G.D. Gale; Daapm. Cervicogenic Headache: A Common Cause of Chronic Daily Headache. 41(2):207-208. Headache: The Journal of Head and Face. 2001
2. Kathleen B. Digre. Idiopathic Intracranial Hypertension Headache. 6(3):217-225. Current Pain and Headache Reports.2002
3. Friedman, Deborah I., Quiros, Peter, A., Subramanian, Prem S., Mejico, Luis J., Gao, Shan., McDermott, Michael., and Wall, Michael. Headache in Idiopathic Intracranial Hypertension Treatment Trial. 57(8):1195-1205. Headache: The Journal of Head and Face Pain. 2017
4. Blanchard, Edward B., Nicholson, Nancy L., Taylor, Ann E., Steffek, Bruce D., et al. The Role of Regular Home Practice in the Relaxation Treatment of tension headache. 59(3):467-470. Journal of Consulting and Clinical Psychology. 1991

Share