Penyakit & Kelainan

8 Langkah Pertolongan Pertama Saat Kesetrum

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kesetrum merupakan kondisi yang dapat terjadi ketika tak berhati-hati saat memperbaiki saklar lampu, memasang alat elektronik, hingga saat menyentuh kabel rusak beraliran listrik [1,2,3,4].

Tubuh yang bersentuhan dengan sumber listrik disebut dengan kondisi tersetrum [1,2,3,4].

Jika tersetrum listrik di atas 500 volt, korban berisiko mengalami cedera luka yang lebih parah daripada listrik dengan tegangan rendah (kurang dari 500 volt) [1,2].

Gejala dan Bahaya Kesetrum

Kesetrum listrik dapat menyebabkan berbagai kondisi pada korbannya, yakni sebagai berikut [1,2,3,4] :

  • Kejang otot
  • Ketidakteraturan detak jantung
  • Tubuh kejang
  • Luka bakar
  • Kesulitan bernafas
  • Gangguan pernafasan
  • Kesemutan atau justru mati rasa
  • Gangguan pendengaran
  • Gangguan penglihatan
  • Sakit kepala
  • Kehilangan kesadaran

Ketika melihat seseorang yang tersetrum, pastikan untuk melakukan langkah-langkah pertolongan pertama saat kesetrum seperti berikut secara benar agar penolong tidak ikut tersetrum.

1. Mengamankan Tempat Kejadian

Saat hendak menolong korban yang tersetrum listrik, pastikan untuk lebih dulu memerhatikan situasi dan kondisi sekitar [1,4].

Berada dekat sumber listrik artinya juga akan membahayakan diri sendiri; oleh karena itu, penolong perlu memutus aliran listrik agar tempat kejadian lebih aman [1,4].

Padamkan listrik dengan mencari kotak sekering atau panel listrik [1,3,4].

Hanya saja, ada kalanya pemadaman sumber listrik sulit dilakukan karena tidak dapat dijangkau, maka ambil jarak 6 meter dari korban [3].

Jika terdapat kubangan air maupun benda-benda lain yang diketahui menjadi pengantar listrik, hindari supaya tidak ikut tersetrum [1,3,4].

Seringkali kejadian tempat seseorang tersetrum juga dapat bersamaan dengan timbulnya api, maka padamkan dulu api tersebut atau memanggil petugas pemadam kebakaran jika diperlukan [1,2,3,4].

2. Tidak Menyentuh Korban

Sekalipun berniat menolong, ketahui bahwa menyentuh korban yang masih dalam kondisi tersetrum akan sangat berbahaya bagi si penolong [3].

Korban yang masih tersetrum artinya masih berhubungan atau bersentuhan dengan sumber arus listrik, jika penolong menyentuhnya maka berpotensi besar ikut tersetrum [3].

Oleh karena itu, hindari menyentuh korban sekalipun hendak menggunakan alat bantu [3].

Jika sudah memastikan bahwa aliran listrik sudah putus, penolong baru boleh menyentuh korban [3].

Jika sudah telanjur nekat mendekati korban dan menyentuhnya walau aliran listrik belum terputus, biasanya penolong bisa saja merasakan kesemutan sebagai tanda ikut tersetrum [3].

3. Menghubungi Dokter/Rumah Sakit

Penolong sebaiknya segera menghubungi IGD (instalasi gawat darurat) rumah sakit paling dekat [1,2,3,4].

Meminta bantuan medis seperti memanggil ambulans secepatnya adalah langkah penting agar korban bisa diselamatkan segera [1,2,3,4].

Sambil menunggu petugas medis, sebaiknya tidak meninggalkan korban sendirian dan tetap menemani sekaligus mencari cara aman dalam menolongnya [1,2,3,4].

4. Tidak Memindahkan Korban

Selain tidak dianjurkan menyentuh korban kesetrum selama aliran listrik belum padam, penolong juga sebaiknya tidak memindahkan posisi korban [3].

Sebelum menyentuh dan memindahkan posisi korban, pastikan area sudah aman dan arus listrik sudah putus [3].

Jika tak berhati-hati dan asal memindahkan tubuh korban, penolong berisiko ikut tersetrum [3].

5. Memeriksa Tubuh Korban Secara Seksama

Ketika area tempat korban tersetrum sudah dipastikan aman dengan kondisi arus listrik telah diputus, segera periksa tubuh korban [3].

Lakukan secara berurutan, yakni memeriksa dari bagian kepala hingga kaki apakah terjadi luka dan apa saja gejala yang dialami penderita [3].

Penolong bisa mengangkat kedua kaki korban kesetrum agar lebih tinggi jika terjadi gejala syok pada korban [3].

Gejala syok biasanya meliputi nafas cepat, kehilangan kesadaran, tubuh lemas, kulit pucat, dan/atau muntah-muntah [3,5].

Namun jika korban mengeluh kesakitan, hindari mengangkat kedua kakinya seperti tadi; bila menemukan luka dan semacamnya, laporkan pada petugas medis saat sudah datang [3].

6. Melakukan CPR

Penolong bisa juga mulai melakukan CPR atau prosedur pernafasan buatan serta resusitasi jantung, terutama bila memiliki pengetahuan tentang bagaimana menerapkan secara benar [3,4].

Lakukan CPR apabila kondisi korban memang memerlukannya, seperti ketika korban sulit bernafas dan mengalami gangguan irama jantung [3,4].

Hindari melakukan kesalahan selama prosedur resusitasi jantung karena akan semakin mengancam jiwa korban [3,4].

7. Menutup Luka Bakar

Pada beberapa kasus, kesetrum dapat memicu luka bakar pada korbannya; bila ini terjadi, segera ambil langkah untuk menutup luka tersebut [2,3,4].

Bila mendapati korban mengalami luka bakar, bantu lepaskan benda yang menempel di tubuh korban, lanjutkan dengan mendinginkan luka tersebut [2,3,4].

Area kulit korban yang mengalami luka bakar dapat disiram dengan air dingin mengalir [3,4].

Baru setelahnya, luka dapat ditutup dengan kain kasa steril (hindari penggunaan handuk, kain biasa, atau bahkan selimut untuk membalut luka bakar) [2,3,4].

Benda-benda ini tak dapat membantu menutup luka bakar dengan baik sebab berisiko menempel di luka bakar tersebut [2,3,4].

8. Menjaga Korban Tetap Hangat

Saat kesetrum, ada berbagai risiko komplikasi yang bisa terjadi pada korban, salah satunya tubuh penderita menjadi dingin [3,4].

Bila tempat kejadian memiliki suhu dingin dan kelembapan tinggi ditambah dengan efek syok, bantu korban untuk tetap memiliki suhu tubuh yang hangat dan nyaman [3,4].

Apa yang harus dilakukan oleh korban sendiri?

Pada korban sendiri saat tersetrum listrik, tubuh menjadi sulit untuk bergerak terlebih melakukan aktivitas seperti biasa secara normal [3].

Namun bagi korban atau penderita, beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kesetrum adalah [3] :

  • Segera melepaskan diri dari sumber listrik.
  • Segera panggil bantuan medis jika masih mampu menelepon; jika tidak mampu, minta tolonglah pada orang lain di sekitar tempat kejadian.
  • Jangan bergerak; atau jika dapat menggerakkan tubuh, segera menjauhlah dari sumber listrik.
  • Bila kesetrum ringan tanpa timbul gejala, korban dapat menemui dokter untuk mendeteksi apakah terdapat luka yang tak terlihat dan tak disadari.
  • Bila kesetrum menyebabkan timbulnya luka bakar, segera sterilkan atau minta bantuan orang lain untuk melakukannya; namun, hindari plester atau benda lain yang kemungkinan bisa menempel di luka bakar. Menggunakan perban untuk membalut jauh lebih dianjurkan setelah mendinginkan luka bakar.

Pertolongan pertama saat kesetrum sangat penting bagi sang korban untuk menurunkan risiko komplikasi seperti luka permanen pada tubuh dan kondisi medis jangka panjang lainnya [3,6].

Setelah pertolongan pertama dilakukan, biarkan selanjutnya korban memperoleh penanganan dari petugas medis [3].

1. Emily J. Bounds; Myra Khan; & Stephanie J. Kok. Electrical Burns. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Michael R. Zemaitis; Lisa A. Foris; Richard A. Lopez; & Martin R. Huecker. Electrical Injuries. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. Erica Hersh. First Aid 101: Electric Shocks. Healthline; 2018.
4. Mayo Clinic Staff. Electrical shock: First aid. Mayo Clinic; 2020.
5. Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA & April Kahn. What You Should Know About Shock. Healthline; 2019.
6. John Hickie, MD MSc CCFP CCBOM & Marni L. Wesner, MD MA FCFP DipSportMed. Long-term sequelae of electrical injury. Canadian Family Physician; 2013.

Share