Platycodon grandiflorus merupakan tanaman berbunga yang sering dikenal dengan balloon flower atau bunga lonceng Cina di Indonesia. Tanaman ini sering dijadikan tanaman hias, tetapi tanaman ini memiliki banyak khasiat untuk tubuh.
Daftar isi
Platycodon grandiflorus merupakan tumbuhan yang berasal dari keluarga Campanulaceae dan berasal dari daerah Asia Timur yaitu Cina, Korea, Jepang dan Siberia Timur.
Platycodon grandiflorus memiliki berbagai sebutan lain seperti korean bellflower, blue balloon flower, chinese bellflower dan japanese bellflower[1].
Platycodon grandiflorus merupakan tumbuhan berbunga yang biasa ditemukan di padang rumput kering, pada lahan pembukaan hutan atau tempat berbatu.
Platycodon grandiflorus sudah banyak ditanam secara pribadi dan tanaman dapat tumbuh secara optimal pada tanah yang lembab, memiliki nutrisi, sedikit berpasir, memiliki drainase yang baik[1].
Beberapa ciri – ciri fisik dari platycodon grandiflorus adalah sebagai berikut[1]:
Bagian dari platycodon grandiflorus yang sering digunakan untuk pengobatan tradisional adalah akar dan bunga.
Kandungan dari akar platycodon grandiflorus adalah sebagai berikut[2]:
Kandungan dari keseluruhan tanaman platycodon grandiflorus adalah sebagai berikut[3]:
Kandungan yang dimiliki oleh seluruh tanaman platycodon grandiflorus seperti [3]:
Beberapa manfaat dari platycodon grandiflorus adalah sebagai berikut:
Senyawa saponin yang terkandung didalam akar platycodon grandiflorus memiliki antioksidan yang tinggi.
Ini membuat akar tanaman ini dapat mencegah radikal bebas seperti polusi masuk ke dalam tubuh, mencegah kerusakan sel dalam tubuh, dan menjaga kekebalan tubuh[2].
Senyawa saponin yang terdapat dalam platycodon grandiflorus mampu menurunkan kadar lemak darah dan meningkatkan ekskresi asam dari empedu. Ini dibuktikan terhadap tikus yang diberikan platycodon grandiflorus, menurunkan kadar lemak dalam darah yang berlebih.
Jadi, platycodon grandiflorus sangat aman dan baik untuk penderita obesitas karena dapat menurunkan berat badan dan lemak dalam tubuh[2].
Senyawa saponin dalam platycodon grandiflorus mampu menghambat aktivitas lipase pankreas, menurunkan penyerapan lemak makanan, dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah[2].
Kemampuan ini memberikan efek yang baik bagi jantung karena dapat mencegah gangguan pada jantung seperti serangan jantung[2].
Senyawa yang dimiliki oleh akar platycodon grandiflorus menghasilkan antibodi yang dikenal dengan IgE. Antibodi yang dihasilkan oleh tanaman ini mampu mengatasi alergi yang terjadi dalam tubuh dan peradangan kulit.
Beberapa jenis peradangan kulit yang dapat diobati adalah pruritus, ruam pada kulit, dermatitis atopik, bisul, atau pembengkakan kulit[2,7].
Akar platycodon grandiflorus memiliki komponen senyawa yang mampu menghambat perkembangan dari virus hepatitis C.
Jadi, akar platycodon grandiflorus dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional tambahan untuk mencegah serta mengobati penyakit hepatitis C[2,8].
Dapat menurunkan kadar racun yang menyerang saraf tikus. Pengujian ini juga membuktikan bahwa akar platycodon grandiflorus mampu mencegah penyakit demensia serta penyakit Alzheimer[2].
Akar platycodon grandiflorus juga dapat meningkatkan daya ingat gan mencegah gangguan pada otak atau daya ingat[6].
Ekstrak metanol dari akar platycodon grandiflorus telah diuji mampu melawan bakteri Escherichia coli O157:H7 and Bacillus cereuas. Kedua bakteri ini mampu menyebabkan keracunan makanan dan beberapa gangguan pada saluran pencernaan.
Akar platycodon grandiflorus mampu mengatasi keracunan makanan dan gangguan pada saluran pencernaan seperti diare, muntah, nyeri pada perut, dan infeksi pada usus[2].
Tanaman platycodon grandiflorus memberikan efek antitusif dan ekspektoran yang dapat memberikan kelegaan pada tenggorokan dan saluran pernapasan[3].
Ekstrak akar platycodon grandiflorus telah diuji dengan hasil yang membuktikan bahwa tanaman ini dapat mengatur pernapasan serta mengurangi batuk dan asma pada hewan[3].
Selain itu, ekstrak platycodon grandiflorus dapat mengurangi kadar tembakau dalam darah yang dapat mengganggu saluran pernapasan[3].
Kandungan polisakarida dalam bunga platycodon grandiflorus mampu menghambat pertumbuhan sel tumor serviks pada tikus percobaan. Selain tiu, ekstrak akar dari tanaman ini juga dapat mencegah pertumbuhan dari sel kanker pada paru-paru[2,9].
Pengujian lain juga menunjukkan bahwa ekstrak platycodon grandiflorus dapat menghambat perkembangan sel leukemia manusia dan mematikan beberapa sel tersebut[3].
Ini membuktikan bahwa ekstrak platycodon grandiflorus dapat menjadi pengobatan tradisional untuk mencegah pertumbuhan kanker dan tumor dalam tubuh.
Ekstrak dari platycodon grandiflorus mampu melawan berbagai bakteri yang menyebabkan radang dan infeksi dalam tubuh. Berdasarkan pengujian pada tikus, ekstrak ini dapat menghambat respon dari radang dan mengurangi infeksi C. albicans pada mulut[3].
Selain itu, ekstrak akar platycodon grandiflorus telah digunakan untuk mengatasi radang sendi dan demam di Cina serta Korea[3].
Ekstrak platycodon grandiflorus telah diuji dengan hasil menunjukkan bahwa ekstrak ini mampu menghambat produksi sitokin inflamasi yang menyebabkan bronkitis, mengurangi radikal bebas dalam tubuh, serta menghambat radikal bebas tersebut masuk ke jaringan paru – paru[3].
Selain itu, platycodin D yang dimiliki oleh platycodon grandiflorus dapat mencegah pembentukan jaringan parut pada paru sehingga menyebabkan penyakit fibrosis[4].
Ekstrak akar platycodon grandiflorus dapat menurunkan kadar ALT dan trigliserida pada hati. Selain itu, ekstrak platycodon grandiflorus juga menghambat radikal bebas masuk ke dalam hati dan mencegah kerusakan hati[3].
Dapat menurunan kadar gula darah dalam tubuh dan meningkatkan produksi insulin. Akar platycodon grandiflorus sangat baik untuk dikonsumsi pasien diabetes karena dapat mengurangi asupan makanan dan menurunkan kadar gula darah[3].
Senyawa platycodin D yang dimiliki oleh platycodon grandiflorus dapat menurunkan tekanan darah. Ini membuktikan bahwa tanaman ini aman untuk penderita hipertensi[4].
Senyawa yang terdapat dalam platycodon grandiflorus termasuk Platycodin D mampu meningkatkan sistem imun dalam tubuh dan mencegah berbagai virus influenza dalam tubuh, salah satunya adalah virus flu burung[5].
Virus flu burung dapat sembuh karena diberikan esktrak akar platycodon grandiflorus. Ekstrak ini mampu meningkatkan aktivitas imun tubuh dan melawan virus tersebut[5].
Ekstrak platycodon grandiflorus mampu meningkatkan glikogen hati dan otot, sehingga mampu menurunkan efek kelelahan dalam tubuh[3].
Beberapa efek samping dari Platycodon Grandiflorus berdasarkan beberapa penelitian adalah sebagai berikut:
Platycodon grandiflorus dapat menyebabkan keracunan bila dikonsumsi secara berlebih atau melebihi 2000 mg/ kg. Beberapa gejala keracunan adalah muntah, mual, gelisah, dan berkeringat[10].
Platycodon grandiflorus dapat menurunkan kadar gula darah serta meningkatkan produksi insulin secara signifikan. Untuk itu, tanaman ini tidak baik dikonsumsi secara terus menerus oleh seseorang yang memiliki kadar gula yang rendah karena dapat memberikan efek hipoglikemia[3].
Beberapa cara penggunaan platycodon grandiflorus adalah sebagai berikut:
Akar atau platycodon granflorus segar atau yang telah dikeringkan terlebih dahulu dapat ditumis dengan sayuran lainnya, dijadikan salad segar, dijadikan sup[3].
Akar platycodon grandiflorus juga dapat dicuci dan dikupas. Lalu, ditambahkan asam, garam atau gula sehingga menjadi asinan atau manisan akar[1].
Akar platycofon grandiflorus yang masih segar dicuci dan dikeringkan. Lalu, akar ini ditumbuk hingga halus atau menjadi serbuk. Jika tersedia akar yang telah kering juga dapat digunakan untuk membuat serbuk.
Serbuk akar ini diseduh dengan satu gelas air mendidih dan diminum untuk berbagai penyakit termasuk kanker, alergi, diabetes, hipertensi dan lainnya[1].
Daun yang telah tua dicuci dan dikeringkan. Lalu, ditumbuk hingga menjadi halus atau menjadi serbuk. Serbuk daun platycofon grandiflorus dapat ditambahkan ke dalam masakan menjadi penyedap.
Serbuk daun dan akar juga dapat dicampur dan diseduh dengan air mendidih dan diminum untuk mengatasi flu demam[1].
Bunga platycodon grandiflorus dicuci dan dikeringkan. Lalu, bunga ini ditumbuk hingga menjadi halus atau serbuk. Serbuk ini dapat dicampur dengan serbuk mint, dan susu sebanyak satu setengah sendok teh kemudian diminum untuk mengatasi demam[1].
Serbuk akar, bunga, dan daun platycodon grandiflorus dapat dicampur dalam kapsul dan diminum atau ditelan langsung dengan segelas air untuk mengatasi berbagai penyakit[1].
Pada umumnya, platycodon grandiflorus ditanam sendiri di pekarangan. Bila tidak ditanam sendiri, maka daun, akar, dan bunga tanaman ini disimpan dalam wadah terbuka yang kering dan diletakkan pada suhu ruangan dan tidak terkena sinar matahari[1].
Serbuk akar, bunga, dan daun platycodon grandiflorus disimpan dalam wadah tertutup yang kering dan diletakkan pada suhu ruangan[1].
Platycodon grandiflorus merupakan tanaman berbunga yang dimanfaatkan akar, bunga, dan daun untuk mengatasi berbagai penyakit, tetapi memiliki beberapa efek samping bila dikonsumsi secara berlebihan.
1) Anonim. Facts and Benefits of Balloon Flower. Health Benefit Times. Diakses 2020.
2) Elijah Nyakudya, Jong Hoon Jeong, Nam Keun Lee & Yong-Seob Jeong. Platycosides from the Roots of Platycodon grandiflorum and Their Health Benefits. Korean : Preventive Nutrition Food and Science. 2014.
3) Ming-Yue Ji, Agula Bo,1 Min Yang, Jin-Fan Xu, Lin-Lin Jiang, Bao-Chang Zhou & Min-Hui Li. The Pharmacological Effects and Health Benefits of Platycodon grandiflorus—A Medicine Food Homology Species. Switzerland : National Institute of Health. 2020.
4) Yuan-Chuan Lin, Yu-Chen Lin, Wei-Wen Kuo, Chia-Yao Shen, Yi-Chang Cheng, Yueh-Min Lin, Ruey-Lin Chang, Vijaya V Padma, Chih-Yang Huang & Chih-Yang Huang. Platycodin D Reverses Pathological Cardiac Hypertrophy and Fibrosis in Spontaneously Hypertensive Rats. China : The American Journal of Chinese Medicine. 2018.
5) Yong Xie, Hong-Xiang Sun & Duo Li. Platycodin D Improves the Immunogenicity of Newcastle Disease Virus-Based Recombinant Avian Influenza Vaccine in Mice. National Institute of Health. 2010.
6) Jin-il Kim, Seong Gak Jeon, Kyoung Ah Kim, Jwa-Jin Kim, Eun Ji Song, Yukyoung Jeon, Eunbin Kim, Kyung Bok Lee, Jong Hwan Kwak & Minho Moon. Platycodon grandiflorus Root Extract Improves Learning and Memory by Enhancing Synaptogenesis in Mice Hippocampus. Switzerland : Nutrients-MDPI. 2017.
7) Min-Soo Kim, Yun-Gyung Hur, Wan-Gi Kim, Byoung-Woo Park, Kyoo-Seok Ahn, Jeong-Jin Kim & Hyunsu Bae. Inhibitory Effect of Platycodon Grandiflorum on T(H)1 and T(H)2 Immune Responses in a Murine Model of 2,4-dinitrofluorobenzene-induced Atopic Dermatitis-Like Skin Lesions. National Institute of Health. 2011.
8) Jong-Woo Kim, Sang Jin Park, Jong Hwan Lim, Jae Won Yang, Jung Cheul Shin, Sang Wook Lee, Joo Won Suh & Soon B. Hwang. Triterpenoid Saponins Isolated from Platycodon grandiflorum Inhibit Hepatitis C Virus Replication. National Institute of Health. 2013.
9) Yang Li, Yayun Wu, Qi Xia, Ya Zhao, Ruizhi Zhao & Shigui Deng. Platycodon Grandiflorus Enhances the Effect of DDP Against Lung Cancer by Down Regulating PI3K/Akt Signaling Pathway. National Institute of Health. 2019.
10) Won-Ho Lee, Cheol-Ou Gam, Sae-Kwang Ku & Seong-Hun. Single Oral Dose Toxicity Test of Platycodin D, a Saponin from Platycodin Radix in Mice. Korean : The Korean Society of Toxicology. 2011.