Daftar isi
Apa Itu Hipoglikemia?
Hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah rendah atau kadar gula dalam darah berada pada angka di bawah normal [1,2,3,4,6,8,9].
Penderita diabetes umumnya mengalami hal ini sebagai efek dari penggunaan obat-obatan penurun kadar gula darah.
Hipoglikemia adalah kondisi serius yang jika penderitanya tidak diobati segera maka dapat berakibat buruk pada kesehatan otak.
Apa itu gula darah atau glukosa?
Glukosa atau gula darah diproduksi oleh organ hati secara alami dan menjadi sumber tenaga bagi tubuh manusia untuk beraktivitas.
Glukosa sendiri biasanya dapat diperoleh dari makanan-makanan seperti susu, kentang, roti, dan nasi di mana makanan-makanan ini berkarbohidrat tinggi.
Ketika kadar glukosa atau gula darah rendah di dalam tubuh, maka energi pun rendah dan menjadikan tubuh lemas serta cepat lelah ketika berkegiatan.
Tinjauan Hipoglikemia adalah kondisi rendahnya kadar gula darah dan cenderung berada di bawah angka normalnya.
Fakta Tentang Hipoglikemia
- Pada zaman dulu, tepatnya sekitar tahun 1938 gejala Whipple’s triad digunakan untuk menggambarkan gejala hipoglikemia [1].
- Pada penderita diabetes tipe 1, hipoglikemia merupakan kondisi yang umum, terutama pada pasien terapi insulin intensif [1].
- Penderita diabetes tipe 1 yang mendapatkan penanganan memiliki risiko 3 kali lebih tinggi mengalami hipoglikemia apabila membandingkannya dengan penderita diabetes tipe 2 [1].
- Prevalensi hipoglikemia parah pada pasien diabetes tipe 1 adalah antara 62-320 episode per 100 pasien setiap tahun [1].
- Prevalensi hipoglikemia adalah 35 episode per 100 pasien diabetes tipe 2 setiap tahun [1].
- Di Indonesia prevalensi hipoglikemia pada penderita diabetes adalah 1,1% (sama dengan prevalensi diabetes secara nasional) dan pada populasi di perkotaan justru lebih banyak dengan angka 5,7% [3].
Penyebab Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi saat kadar gula dalam darah mengalami penurunan drastis di mana terdapat sejumlah faktor yang mampu menyebabkannya.
Penting untuk diketahui bahwa setiap kali makan, maka tubuh akan memecah karbohidrat dari makanan yang masuk ke dalam tubuh (terutama makanan berkarbohidrat) menjadi berbagai jenis molekul gula.
Salah satu molekul gula hasil pecahan karbohidrat adalah glukosa yang dengan bantuan insulin akan masuk ke dalam sel-sel jaringan tubuh.
Glukosa ini menjadi sumber tenaga bagi tubuh di mana glukosa ekstra tersimpan di dalam otot dan organ hati yang disebut dengan glikogen [1].
Kadar glukosa dalam darah akan menurun ketika seseorang tidak makan selama beberapa jam sampai akhirnya kembali makan.
Namun pada penderita diabetes, insulin yang diproduksi tubuh tidaklah memadai khususnya pada kasus diabetes tipe 1.
Atau seperti pada diabetes tipe 2, yaitu penurunan tingkat respon terhadap insulin sehingga glukosa dapat menumpuk pada aliran darah.
Ketika penumpukan glukosa darah terjadi, dibutuhkan insulin atau obat khusus penurun kadar gula darah yang jika terlalu banyak akan membuat penurunan kadar gula darah cukup drastis.
Selain karena obat-obatan dan insulin, makan lebih sedikit atau olahraga lebih sering dari biasanya usai penggunaan obat diabetes dapat juga menyebabkan hipoglikemia.
Faktor Penyebab Hipoglikemia selain Diabetes
Selain diabetes, terdapat beberapa faktor lain yang mampu meningkatkan risiko hipoglikemia, yaitu antara lain adalah :
- Konsumsi Alkohol Berlebihan
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol terlalu sering dan dalam jumlah berlebihan tanpa makan dapat menghambat pelepasan glukosa dari organ hati [1,2].
Glukosa yang pada waktunya tidak terlepas atau terpecah ke aliran darah dapat menjadi pemicu hipoglikemia.
- Obat-obatan Tertentu
Selain obat-obatan untuk diabetes, beberapa jenis obat lian dapat menyebabkan hipoglikemia, seperti obat malaria.
Quinine adalah obat antimalaria yang perlu diwaspadai mampu menurunkan kadar gula darah [5].
Hal ini jauh berpotensi terjadi pada anak-anak dan orang dewasa penderita gagal ginjal.
- Kekurangan Hormon
Di dalam tubuh terdapat hormon-hormon yang mengatur produksi glukosa dan hormon-hormon ini kinerjanya dapat terhambat ketika terjadi gangguan pada kelenjar pituitari dan adrenal [4].
Keberadaan tumor dapat menjadi salah satu jenis gangguan yang berpengaruh pada terhambatnya produksi glukosa [1,2,4].
Anak-anak pun dapat mengalami hipoglikemia, khususnya jika kadar hormon pertumbuhan di dalam tubuh mereka terlampau rendah.
- Produksi Insulin Berlebihan
Insulinoma atau tumor pada pankreas yang merupakan jenis kondisi langka dapat menjadi salah satu penyebab dari produksi insulin yang berlebihan di dalam tubuh dan memicu hipoglikemia [4].
Selain itu, jenis tumor lainnya yang mampu menyebabkan produksi insulin berlebih pun akan berakibat pada hal yang sama, yaitu hipoglikemia.
- Penyakit Hati Parah
Sirosis hati atau hepatitis yang sudah parah adalah penyakit hati yang juga dapat menyebabkan hipoglikemia [4].
Kadar gula dalam darah dapat terpengaruh oleh penumpukan obat-obat penyakit ginjal yang selama ini digunakan.
Kelaparan jangka panjang yang berkaitan dengan gangguan makan anoreksia nervosa juga dapat menghambat pelepasan glukosa dalam tubuh.
Tinjauan Penyebab hipoglikemia dapat berhubungan dengan penyakit diabetes maupun non-diabetes (penyakit hati, produksi insulin berlebih, kekurangan hormon, efek obat tertentu, serta konsumsi alkohol berlebih).
Gejala Hipoglikemia
Di bawah ini adalah beberapa tanda ketika kadar gula dalam darah mengalami penurunan dan telah berada di bawah normal [1,4,6,8] :
- Tubuh berkeringat lebih banyak
- Tubuh bergetar
- Tubuh lebih cepat lelah
- Kecemasan
- Kulit pucat
- Pusing
- Detak jantung lebih cepat atau justru tidak teratur
- Bagian pipi, lidah, atau bibir kesemutan atau mati rasa
- Mudah tersinggung atau marah
- Kelaparan
- Mual
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Segera temui dokter apabila beberapa gejala hipoglikemia yang telah disebutkan terjadi, khususnya bila tidak memiliki riwayat diabetes.
Bila gejala hipoglikemia tidak kunjung membaik usai meminum minuman manis, makan makanan berkarbohidrat dan makan permen, periksakan diri secepatnya.
Jika dibiarkan terlalu lama, gejala dapat berpotensi memburuk.
Penderita dapat mengalami penglihatan kabur, kebingungan/kelinglungan, tubuh kejang, hingga kehilangan kesadaran/pingsan.
Tinjauan Gejala utama dan umum dari kondisi hipoglikemia meliputi tubuh berkeringat, tremor/gemetar, kelelahan, kecemasan, pusing, kulit pucat, detak jantung tidak teratur, mati rasa dan kesemutan pada area pipi, lidah atau bibir, lebih mudah marah, mual dan kelaparan.
Pemeriksaan Hipoglikemia
Untuk penderita diabetes yang juga menggunakan insulin atau obat penurun kadar gula darah, segera cek kadar gula darah ketika gejala hipoglikemia mulai dirasa timbul.
Bila kadar gula darah menunjukkan di bawah 70 mg/dL, maka penanganan perlu segera didapat agar tidak menimbulkan komplikasi.
Untuk non penderita diabetes namun mengalami gejala-gejala mengarah pada hipoglikemia, biasanya dokter akan memeriksa dengan beberapa metode ini.
- Pemeriksaan Riwayat Gejala
Agar dokter dapat menghasilkan diagnosa yang akurat, pada pasien yang tidak menunjukkan gejala di awal pertemuan maka biasanya akan diminta untuk berpuasa semalaman [1,2].
Usai berpuasa sesuai dengan waktu yang diminta oleh dokter, gejala kadar gula darah rendah umumnya akan timbul dan membantu dokter dalam proses diagnosa.
- Tes Darah
Selain tes riwayat gejala dan kesehatan, dokter juga perlu tahu kadar gula darah pasien ketika gejala sedang timbul [1,4].
Oleh sebab itu, dokter akan mengambil sampel darah dan memeriksanya langsung di laboratorium untuk memastikan.
- Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis
Untuk mengetahui apakah gejala akan hilang usai kadar gula darah naik atau normal kembali, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengevaluasi riwayat medis pasien [1].
Beberapa tes penunjang lain kemungkinan diterapkan oleh dokter apabila diperlukan.
Tinjauan Pengecekan kadar gula darah adalah pemeriksaan utama, namun selanjutnya akan ditunjang dengan pemeriksaan riwayat gejala, tes darah, serta pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien.
Pengobatan Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat ditangani baik melalui penanganan mandiri secara alami maupun pengobatan secara medis.
Tergantung dari tingkat keparahan kondisi gejala serta penyebab hipoglikemia, berikut adalah sejumlah metode penanganannya.
- Konsumsi Kudapan Manis
Ketika gula darah menunjukkan tanda-tanda penurunan dan gejala hipoglikemia awal mulai timbul, segera atasi dengan mengonsumsi kudapan manis [7].
Bahkan ketika kadar gula darah sudah normal lagi, mengonsumsi kudapan bergula akan membantu membuat kadarnya stabil.
- Konsumsi Makanan Berkarbohidrat
Asup makanan maupun minuman berkarbohidrat sebanyak 15-20 gram tanpa lemak dan protein dapat membantu menormalkan kadar gula darah [2,4].
Jus buah, tablet glukosa, minuman ringan, permen, maupun madu dapat sangat membantu.
- Cek Kadar Gula Darah
Kadar gula darah yang menunjukkan angka di bawah 70 mg/dL perlu dipantau usai mengonsumsi makanan manis.
15 menit setelah mengonsumsi makanan atau minuman bergula atau berkarbohidrat, segera cek kembali kadar gula darah [8].
Lakukan begitu seterusnya sampai kadarnya lebih dari 70 mg/dL.
- Injeksi Glukosa atau Glukagon
Pada kasus pasien hipoglikemia yang tidak dapat makan, penambahan glukosa melalui injeksi ke dalam tubuh sangat diperlukan [1].
Proses injeksi dapat dilakukan siapa saja asalkan tahu memberikannya dengan cara yang benar.
Namun bila tidak mengerti bagaimana melakukannya, andalkan tenaga medis agar tidak terjadi kesalahan.
- Obat-obatan
Hipoglikemia dapat terjadi karena kondisi medis tertentu selain diabetes.
Dokter perlu tahu lebih dulu penyebab dasar hipoglikemia baru dapat meresepkan obat sesuai kondisi tubuh dan kondisi medis pasien [1,2,4].
Jika terdapat obat tertentu yang menjadi alasan hipoglikemia terjadi, dokter akan minta pasien berhenti menggunakannya.
Atau, dokter bisa saja menganjurkan dan meresepkan obat alternatif.
- Operasi
Khusus bagi penderita hipoglikemia yang memiliki tumor, maka tumor ini perlu diangkat melalui prosedur bedah [9].
Pada beberapa kasus hipoglikemia karena tumor pankreas, sebagian dari pankreas perlu diangkat untuk kebaikan pasien.
Tinjauan Hipoglikemia pada tahap awal dapat diatasi dengan asupan karbohidrat dan gula. Namun suntikan penambah glukosa, obat-obatan hingga operasi dapat direkomendasikan oleh dokter bila hipoglikemia sudah cukup serius.
Komplikasi Hipoglikemia
Hipoglikemia yang tidak mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat atau justru terabaikan maka dapat meningkatkan risiko komplikasi berupa [1,4,10,11] :
- Tubuh kejang
- Kehilangan kesadaran/koma
- Kematian
Hipoglikemia dengan gejala yang semakin memburuk dapat pula mengakibatkan penderitanya mengalami cedera karena kelemahan tubuh dan timbulnya rasa pusing.
Pada lansia, risiko demensia juga menjadi lebih besar ketika mengalami hipoglikemia [2].
Pencegahan Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah sebuah kondisi yang dapat dicegah, yaitu dengan melakukan beberapa upaya sebagai berikut [1,2,4,7] :
- Lakukan pengecekan kadar gula darah secara rutin (terutama pada orang-orang dengan riwayat keturunan diabetes atau merupakan penderita diabetes).
- Makan teratur dan bila perlu buatlah jadwal makan untuk lebih mudah mengatur pola makan.
- Konsumsi kudapan tinggi karbohidrat supaya selama tidur kadar gula darah tidak mengalami penurunan drastis.
- Lakukan olahraga yang ringan-ringan saja dan imbangi dengan asupan makanan berkarbohidrat tinggi.
- Hindari minuman beralkohol, khususnya meminumnya saat belum makan apapun.
- Selalu sedia minuman manis atau kudapan manis di manapun.
- Ikuti aturan penggunaan obat dan pola makan yang dianjurkan oleh dokter jika ada.
- Konsultasi dengan dokter terkait kondisi tubuh, kebutuhan diet maupun penggunaan obat apapun.
Tinjauan Perubahan pola makan menjadi lebih sehat dan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat dan gula dapat meminimalisir risiko gejala hipoglikemia. Tidak konsumsi alkohol, selalu sedia makanan/minuman manis, pengecekana kadar gula darah rutin, hingga berkonsultasi dengan dokter terkait gejala apapun yang timbul sangat dianjurkan.