Penyakit skizofrenia pada anak-anak adalah gangguan otak yang parah, kronis, dan melumpuhkan yang menyebabkan pemikiran yang menyimpang, perasaan aneh, perilaku yang tidak biasa, dan penggunaan bahasa dan kata-kata.[2]
Skizofrenia pada masa kanak-kanak menyebabkan gangguan kesehatan mental yang parah, serta dapat memengaruhi cara mereka menghadapi kenyataan.[3]
Pasien dengan skizofrenia onset dini biasanya memiliki perjalanan penyakit yang lebih kronis, gangguan kognitif yang lebih besar, gejala negatif yang meningkat, dan konsekuensi sosial yang lebih parah dibandingkan pasien dengan skizofrenia onset dewasa.[5]
Kesalahan diagnosis skizofrenia onset masa kanak-kanak sering terjadi, tetapi gambaran klinis tertentu, seperti gejala negatif yang dominan dan kelainan perkembangan premorbid, dapat membantu membedakan gangguan dari gangguan kejiwaan lain di masa kanak-kanak.[5]
Fakta Skizofrenia Pada Anak
Penyakit skizofrenia pada anak berbeda-beda berdasarkan usia onset.[1]
Skizofrenia onset sangat dini (VEOS) bila usia onsetnya <13 tahun
EOS saat usia onsetnya antara 13 dan 18 tahun
Ketika awal penyakit sebelum usia 13 tahun, itu dikenal sebagai skizofrenia onset masa kanak-kanak (COS).
Skizofrenia cenderung diturunkan dalam keluarga (genetik).[3] Meskipun terdapat pengaruh kebiasaan ataupun lingkungan.[2]
Seorang anak yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan tersebut memiliki peluang lebih besar terkena skizofrenia.[3]
Anak berjenis kelamin laki-laki cenderung lebih banyak terserang penyakit skizofrenia di masa kanak-kanaknya dibandingkan dengan lawan jenisnya.[2,4]
Gejala Skizofrenia Pada Anak
Gejala penyakit skizofrenia pada setiap anak mungkin berbeda-beda.
Berikut ini gejala peringatan dini anak mengalami skizofrenia:[2,3,4]
Kesulitan membedakan mimpi dengan kenyataan (pandangan yang menyimpang tentang kenyataan)
Terlihat kebingungan, dengan tidak bisa membedakan acara TV dengan kenyataan
Pikiran dan ide yang mendetail dan aneh
Ketakutan atau keyakinan bahwa seseorang atau sesuatu akan menyakitinya
Melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang tidak nyata, seperti mendengar suara (halusinasi)
Ide yang tampak nyata tetapi tidak berdasarkan kenyataan (delusi)
Kesulitan mengerjakan tugas sekolah atau penurunan tingkat keberhasilan sekolah
Penarikan sosial, seperti mengalami masalah dalam menjalin pertemanan
Agitasi dan kebingungan yang tiba-tiba
Perilaku tidak teratur, seperti melakukan hal-hal pribadi di depan umum. Atau perilaku katatonik, seperti duduk mematung dan menatap kaku, seolah anak tidak bisa bergerak.
Perilaku aneh, seperti anak yang lebih besar bertingkah seolah dia jauh lebih muda
Anak-anak dengan skizofrenia memiliki gejala yang sama dengan orang dewasa dengan kondisi tersebut. Tetapi lebih banyak anak mendengar suara.
Para ahli membagi gejala skizofrenia masa kanak-kanak menjadi tiga kategori:[3,4]
Gejala positif bersifat psikotik, yang berarti ada keterputusan dengan kenyataan.
Gejala seperti ini termasuk gerakan yang tidak biasa, pikiran yang tidak biasa, dan halusinasi.
Gejala negatif melibatkan perilaku dan emosi.
Mereka termasuk isolasi, tidak banyak bicara atau sama sekali, dan menunjukkan sedikit atau tanpa emosi.
Gejala kognitif menunjukkan perbedaan dalam cara berpikir atau mengingat anak, seperti kesulitan fokus atau memahami sesuatu.
Penyebab Skizofrenia Pada Anak
Penyakit skizofrenia tidak disebabkan karena satu hal.[1,2,3,4] Dipercaya bahwa ketidakseimbangan kimiawi di otak merupakan faktor bawaan yang diperlukan untuk mengembangkan skizofrenia.[4]
Berikut faktor kemungkinan yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit skizofrenia pada anak:[4]
Genetik
Perilaku
Lingkungan
Beberapa ahli juga berpendapat bahwa skizofrenia mungkin terkait dengan kebiasaan ibu selama mengandung si bayi, seperti:[3]
Penggunaan narkoba atau alkohol
Kontak dengan virus, bakteri, atau bahan kimia
Kondisi mental yang tertekan
Nutrisi yang kurang
Kapan Harus Ke Dokter?
Gejala penyebab kemungkinan terjadinya skizofrenia memang tidak dapat disimpulkan secara mutlak.[4]
Pada anak yang lebih besar, kemungkinan perubahan perilaku skizofrenia dari waktu ke waktu atau tiba-tiba, seolah-olah entah dari mana.[3] Si anak mungkin bertindak menyendiri dan melekat, atau mereka mungkin berbicara tentang gagasan dan ketakutan yang aneh dan selalu menunjukkan sikap terganggu.[2,3]
Sebaiknya memberitahukan kepada dokter apabila menemui gejala serupa atau sudah mulai menunjukkan tanda-tanda psikosi pada anak.[3]
Berikut ini beberapa gejala yang diharuskan untuk segera pergi ke dokter:[4]
Merasa sangat depresi, takut, cemas, atau marah terhadap dirinya sendiri atau orang lain
Terasa di luar kendali
Mendengar suara yang tidak didengar orang lain
Melihat hal-hal yang tidak dilihat orang lain
Tidak bisa tidur atau makan selama 3 hari berturut-turut
Memiliki gejala baru atau jika gejala saat ini memburuk
Menunjukkan efek samping obat
Menunjukkan perilaku yang menyangkut teman, keluarga, atau guru, dan orang lain mengungkapkan kekhawatiran tentang perilaku ini dan meminta Anda untuk mencari bantuan
Skizofrenia dapat meningkatkan risiko anak untuk berpikir bunuh diri.
Pengobatan Skizofrenia Pada Anak
Pengobatan skizofrenia untuk anak-anak mirip dengan pengobatan skizofrenia pada orang dewasa.[3]
Perawatan pada anak akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umumnya. Perawatan pasien dengan skizofrenia sangat rumit.[4]
Seorang anak seringkali membutuhkan kombinasi terapi untuk memenuhi kebutuhan spesifiknya. Pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala.
Berikut di bawah ini beberapa langkah yang ditempuh dalam pengobatan anak dengan skizofrenia:[3]
Pengobatan medis dengan dokter.
Mungkin akan disarankan penggunaan antipsikotik tunggal atau lebih. Obat ini juga disebut neuroleptik. Obat ini bekerja dengan mengelola delusi (kepercayaan pada hal-hal yang tidak benar) dan halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata).
Psikoterapi
Pengelolaan gejala-gejala yang sudah mulai muncul sangat diperlukan untuk memanejemen psikologi anak. Hal ini tentunya akan sangat relefan ditangani oleh psikiater spesialisasi skizofrenia anak. Selain terapi terhadap anak, terapi kepada keluarga dan kelompok pendukung juga diperlukan untuk lebih memahami tentang penyakit ini dan cara menghadapi situasi stres.
Selain melalui pengobatan medis di atas, ada juga metode pengobatan lainnya atau lebih tepatnya sebagai pengarah sosial bagi anak dengan skizofrenia, yaitu:[3]
Masuk kelas khusus seperti kelas keterampilan atau kelasi vokasi
Kelas privat menjadi pilihan untuk memberikan akses yang lebih sesuai kepada anak, seperti mengasah keterampilannya ataupun tips-tips mengerjakan tugas sekolah
Pengobatan dini yang tepat setelah mengetahui gejala skizofrenia diyakini yang paling berhasil.[3,4]
Sangat penting bagi anak atau remaja yang diresepkan obat untuk pengobatan skizofrenia agar tetap patuh pada rejimen. Dosis dan jenis obat mungkin perlu disesuaikan secara berkala untuk menjaga keefektifannya.
1. Sandeep Grover, Ajit Avasthi. Indian J Psychiatry: Clinical Practice Guidelines for the Management of Schizophrenia in Children and Adolescents. National Center for Biotechnology Information; 2019.
2. Adelaide Robb. Pediatric Schizophrenia. Children's National; 2020.
3. Anonim. Childhood Schizophrenia. Webmd; 2020.
4. Anonim. Schizophrenia in Children. Cedars-Sinai; 2020.
5. Christoph U Correll. J Clin Psychiatry: Symptomatic presentation and initial treatment for schizophrenia in children and adolescents. National Center for Biotechnology Information; 2010.