Daftar isi
Temu giring merupakan temu-temuan atau empon-emponan yang tegak, dengan tinggi mencapai 2 m. Temu Giring tumbuhan yang tergolong famili dari Zingerberaceae dan dari marga Curcuma. Tumbuhan tersebut juga dapat dibudidayakan secara sendiri dan termasuk tumbuhan tahunan. Temu giring saat ini banyak sekali tumbuh di daerah Jawa terutama di hutan-hutan jati yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat khususnya.
Temu Giring termasuk yang salah satunya dapat dijadikan obat herbal dan kosmetik, akan tetapi saat ini tumbuhan tersebut kurang terkenal dari rimpang-rimpang yang lainnya seperti kunyit, temulawak, dan yang lain-lain. Namun dalam dunia obat tradisional tumbuhan ini merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat.
Temu Giring dimanfaatkan pada bagian rimpangnya yang tumbuh di bawah tanah. Di Asia Tenggara temu giring hanya dapat ditemukan di beberapa daerah saja. Tumbuhan tersebut memiliki nama ilmiah yaitu Curcuma heyneana atau kuning gajah. Selain itu tumbuhan tersebut memiliki nama-nama daerah yang sering dikenal yaitu temureng dan temupala [2]
Temu giring merupakan tumbuh secara tegak. Rimpang tumbuh panjang dan sempit karena membengkok ke arah bawah. Bagian dalam rimpang berwarna kuning, daun berwarna hijau.
Sedangkan, bagian samping-samping rimpang memiliki rasa pahit, jadi jenis tersebut merupakan ciri khas yang dimiliki oleh temu giring dan berwarna agak keputihan. Bagian dalamnya hampir sama dengan temu mangga yaitu berwarna agak kekuningan.
Bunga temu giring keluar dari samping batang yang semu, lalu mahkota bagian tepi berwarna merah. Bunga tumbuhan tersebut yang menjadi indah yaitu pada bagian mahkota (Petal) yang berwarna merah muda. Biasanya berbunga pada bulan September dan Desember [2].
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat di dalam temu giring:
Nama | Jumlah | Unit |
Linalool | 1.2 | % |
Borneol | 0.3 | % |
Curcumenol | 13.7 | % |
Curcumanolide | 19.6 | % |
Terpineol | 0.3 | % |
Curzemone | 1.7 | % |
Flavonoid | 11.1 | % |
Fenolik | – | – |
Saponin | – | – |
Alkaloid | – | – |
Menurut data pada tabel diatas menunjukkan bahwa temu giring memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi di dalamnya yang bermanfaat bagi kesehatan [1].
Temu giring diketahui memang begitu banyak khasiat, dari khasiat itulah tumbuhan tersebut mempunyai kandungan senyawa yang beragam. Kandungan yang ada di dalam rimpang yaitu curcumin, flavonoida dan saponin.
Hal ini karena senyawa tersebut dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh sebagai antioksidan. Antioksidan bersifat sebagai penangkal efek radikal bebas pada tubuh [1,3].
Kandungan yang dimiliki temu giring dapat memberikan manffat yang baik untuk kesehatan tubuh
Temu giring karena termasuk golongan zinger pastinya mempunyai kandungan senyawa yang cukup baik bagi kesehatan tubuh. Bagian yang sering digunakan pastinya pada rimpangnya untuk dapat di konsumsi oleh tubuh. Berikut beberapa manfaat dari temu giring untuk kesehatan :
Temu giring ternyata dapat meringankan penyakit cacingan yang ada di dalam tubuh manusia akibat infeksi dari cacing tersebut. Penyakit cacingan disebabkan karena menyentuh atau memegang suatu benda mati atau hidup dan setelah itu jika tidak mencuci tangan atau tidak hidup sehat maka bisa menyebabkan terjadinya penyakit cacingan.
Temu giring terdapat senyawa yang bernama piperazin sitrat. Senyawa tersebut ternyata dapat mengurangi cacing yang ada di tubuh seperti Ascaris sp. atau di kenal dengan sebutan cacing gelang [2,4].
Pengurangan cacing Ascaris sp. dalam tubuh perlu dilakukan dengan senyawa piperazin sitrat yang ada di dalam rimpang temu giring
Diare terjadi di saluran pencernaan karena adanya infeksi kuman yang khususnya di usus besar. Hal ini terjadi karena kemungkinan pola makan yang tidak teratur dan kurang atau kelebihan cairan yang ada di dalam tubuh. Sehingga pada usus terjadi cairan yang dari makanan tersebut tidak diserap baik, maka hasilnya feses akan menjadi encer atau bahkan cair.
Hal ini temu giring dapat meredakan dan menjadikan obat herbal sebagai obat anti diare bagi manusia. Temu giring mengandung senyawa zerumbone, yang mana memiliki khasiat untuk mengatasi diare. Senyawa tersebut dapat memperbaiki bentuk dan tekstur dari pembuangan feses, membantu meringankan kontraksi berlebihan pada kolon yang mendorong terjadinya rasa mulas dan diare [4,5].
Senyawa zerumbone pada temu girirng ternyata baik untuk mengurangi dan mengatasi diare yang biasanya adanya infeksi oleh kuman
Hampir seluruh tumbuhan bermanfaat bagi antioksidan salah satunya yaitu tumbuhan temu giring. Ternyata tumbuhan tersebut juga bisa sebagai antioksidan bagi tubuh karena terdapat senyawa flavonoid dan tannin. Senyawa tersebut ternyata membantu mengatasi sejumlah toksin dan residu metabolisme tubuh yang mengendap [3,4].
Temu giring tidak hanya sebagai obat herbal yang digunakan mengobati bagian di dalam tubuh saja, melainkan dapat sebagai obat alami kecantikan bagi para wanita ataupun laki-laki yang saat ini memerlukan obat alami bagi kulitnya agar terlihat lebih terjaga secara alami tanpa harus obat yang instan.
Senyawa tersebut baik untuk kecantikan yaitu senyawa dari perpaduan tannin dan terpenoid. Senyawa tersebut dapat membuat permukaan kulit semakin terjaga dari efek-efek bakteri yang menempel, dapat menghaluskan kulit dan membersihkan kulit [3].
Perpaduan tannin dan terpenoid ternyata baik untuk proses kecantikan pada kulit, sehingga temu giring biasanya digunakan sebagai obat kecantikan
Obat luka secara alami juga bisa menggunakan temu giring. Temu giring juga baik untuk mengobati obat luka akibat infeksi bakteri seperti luka bakar atau luka jatuh. Hal ini karena terdapat sejumlah komponen penting dari sesquiterpenes yang ditemukan dalam temu giring yaitu terpenoid.
Senyawa tersebut dapat membantu meregenerasi sel dan proses perbaikan jaringan yang rusak karena efek luka atau inflamasi. Sehingga lama kelamaan pori-pori kulit berinteraksi yang awal terbuka akan menutup sehingga mengurangi penghentian pendarahan [1,5,7].
Setiap obat herbal atau obat tradisional yang mungkin sering dikonsumsi pastinya selain memiliki manfaat juga memiliki efek samping bagi penggunaannya. Berikut efek samping pada temu giring :
Temu giring apabila di konsumsi secara berlebihan juga dapat mengakibatkan timbulnya penyakit batu ginjal pada tubuh. Timbulnya penyakit tersebut karena adanya kandungan oksalat pada temu giring.
Asam oksalat diketahui berikatan dengan kalsium dan seng yang ada di dalam tubuh dan dapat memunculkan senyawa yang tidak larut dan tidak juga dapat dicerna di dalam tubuh. Sehingga senyawa tersebut dapat mengendap pada ginjal dan menyebabkan akannya timbul penyakit tersebut [2,9].
Tumbuhan temu giring mempunyai kandungan alkaloid yang ada di dalamnya, yang terkadang bisa membuat orang merasakan rasa mual. Senyawa alkaloid dapat memunculkan rasa pahit pada saat mengkonsumsi temu giring tersebut. Senyawa tersebut mungkin terletak pada bagian pinggir-pinggir temu giring yang di dalamnya.
Beberapa orang pastinya memiliki rasa mual yang berbeda-beda apabila rasa pahit yang dikonsumsi secara berlebihan dan disertai dengan keadaan perut yang tidak nyaman. Apabila terjadi gejala seperti itu disaat mengkonsumsi temu giring, akan lebih baik untuk menghentikan konsumsi tumbuhan tersebut untuk beberapa waktu saja dan bisa juga mengkonsultasikan ke dokter terdekat [5].
Temu girig yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai macam efek samping buruk bagi kesehatan
Temu giring memang diketahui sebagai obat herbal dengan beberapa macam-macam cara yang efektif dalam mengkonsumsinya. Berikut merupakan beberapa tips penggunaannya :
Siapkan bagian rimpang temu giring terlebih dahulu, lalu cuci dan kemudian kupas kulitnya secara perlahan. Lalu siapkan alat parut dan segelas air hangat.
Setelah bahan tersebut selesai, parutlah bagian rimpang temu giring secara halus dan tambahkan air hangat ke dalam hasil parutan. Selanjutnya peras hasil parutan menggunakan saringan dan hasil perasan tersebut letakkan di wadah gelas lain sampai penuh. Air perasan tadi juga bisa ditambahkan madu atau gula sesuai selera apabila rasa yang diperoleh sebelumnya kurang cukup manis. Air perasan siap untuk diminum [2,5].
Cara untuk menjadikannya sebagai air rebusan yaitu, kupas dan cuci dengan air mengalir pada bagian rimpang terlebih dahulu sehingga lebih higienis. Lalu siapkan panci yang telah berisikan dengan air secukupnya sesuai kebutuhan.
Potong tipis bagian rimpang dan masukkan ke dalam panci tersebut, lalu rebuslah hingga sampai air menjadi mendidih dan berubah warna. Siapkan gelas, dan tuangkan air rebusan tersebut secara perlahan agar ampas rimpang tidak ikut atau juga bisa menggunakan saringan kecil.
Hal tersebut juga bisa ditambahkan dengan madu atau pemanis yang lainnya apabila di rasa kurang manis ataupun pahit [2,4,5]
Siapkan bagian rimpang cuci dan kupas secara perlahan. Potong tipis-tips dan letakkan di wadah atau loyang dan jemur di bawah sinar matahari dan tunggu hingga sampai kering.
Setelah kering, gilinglah rimpang hingga menjadi bubuk. Lalu simpanlah di plastik ziplock atau wadah khusus yang tertutup [5].
Dengan mengetahui tips penggunaan dari temu giring dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalisir efek samping pada herbal yang berasal dari temu giring
Penyimpanan bagi tumbuhan rimpang seperti temu giring perlu dilakukan, agar tidak membuatnya lebih cepat membusuk atau kehilangan berbagai macam kandungan gisi yang ada di dalamnya. Maka dari itu perlu dilakukan beberapa tips untuk proses penyimpanan dari temu giring.
Berikut merupakan beberapa tips penyimpanan temu giring dengan benar :
Bagian khusus rimpang temu giring terlebih dahulu dibersihkan dari tanah atau kotoran yang melekat pada bagian tersebut. Mencuci menggunakan air bersih atau mengalir secara besrih agar bakteri atau jamur yang terdapat di bagian kulitnya dapat terangkat.
Apabila ingin menyimpannya disarankan untuk tidak mengkupas bagian kulitnya. Hal ini dikarenakan untuk tidak memudahkan bakteri merusak tekstur dan warna dari daging rimpang tersebut, sehingga proses penyimpanan lebih tahan lama [2].
Setelah proses pencucian selesai pada bagian rimpangnya, angin-anginkan terlebih dahulu hingga air yang menempel agak kering. Lalu letakkan di tempat yang kering dan sejuk atau juga bisa di masukkan pada rak kulkas khusus sayuran agar ingin lebih lama [2].
Temu giring juga dapat di simpan dengan cara dikeringkan. Perlakuan pertama yang harus dilakukan yaitu mengupas kulitnya dan memotong tipis-tipis agar pada saat dikeringkan cepat dalam proses pengeringan. Pengeringan dilakukan bisa di bawah sinar matahari.
Selain pengeringan di bawah sinar matahari, rimpang juga dapat dilakukan menggunakan oven untuk mengurangi kadar air pada rimpangnya. Bagian rimpang yang sudah dikeringkan biasanya cukup lebih tahan lama [2].
Dengan melakukan beberapa tips penyimpanan pada temu giring tersebut diharapkan dapat membuat temu giring lebih tahan lama ketika disimpan untuk waktu yang cukup lama
Untuk mengonsumsi atau penggunaan obat herbal yang berasal dari bagian tumbuhan temu giring akan lebih baik jika berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter atau ahli medis terdekat
1. Hasnah M. Sirat & Lee Lay Meng. Chemical Components of the Rhizome Oil of Curcuma Heyneana Val. 28 (3): 323 – 328. Malaysian Journal of Science; 2009.
2. Sasikumar, B. Genetic resources of Curcuma: diversity, characterization and utilization. Charact. 3(2) : 230-251. Plant Genet, Resour. 2009
3. Kusumawati, I., Indrayanto, G. Natural Antioxidant in Cosmetic. pp. 485-505. Elsevier B.V., Amsterdam. 2013.
4. Linda Jaushica Yustin, Ernanin Dyah Wijayanti. Aktivitas Antioksidan Sari Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana) Terfermentasi Lactobacillus bulgaricus. Vol 2, No 1. Jurnal Kimia dan Terapannya; 2018.
5. Sri Atun, Nurfina Aznam, Retno Arianingrum, Sri Nurestri. Cytotoxic Effects of Plant Growth Extracts Temu Giring (Curcuma Heyneana) and Temu Ireng (Curcuma Aeruginosa) against Several Cancer Cells. Vol 15, No 2. Jurnal Penelitian Saintek; 2018.
6. Wahyu Widyaningsih. The Effect of Ethanolic Extract Of Curcuma Heynena Rhizome To Trigliserida. Vol. 1, No. 1: 55 - 65. Jurnal Ilmiah Kefarmasian; 2011.
7. Hélio Matsuura, Arthur G Fett-Neto. Plant Alkaloids: Main Features, Toxicity, and Mechanisms of Action. (pp.1-15). Plan Toxins; 2015.
8. Aleksandra Kozłowska, Dorota Szostak-Wegierek. Flavonoids--food sources and health benefits. 68(2):79-85. Roczniki Państwowego Zakładu Higieny; 2014.
9. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018.