Cacingan : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Cacingan?

Cacingan adalah suatu kondisi ketika cacing menginfeksi bagian dalam tubuh manusia tanpa memandang usia [1,2,3,4,5,8].

Walau anak-anak adalah yang paling rentan mengalami penyakit cacingan, orang dewasa pun tak menutup kemungkinan menderitanya juga.

Cacingan adalah jenis penyakit yang sangat mudah menyebar, khususnya bila didukung dengan kebersihan diri dan lingkungan yang rendah.

Tinjauan
Cacingan adalah kondisi tubuh yang terinfeksi cacing yang rata-rata terjadi pada anak namun tak menutup kemungkinan orang dewasa dapat mengalaminya terutama bila berada di lingkungan dengan sanitasi buruk.

Fakta Tentang Cacingan

Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki prevalensi cacingan tinggi karena faktor lingkungan padat penghuni ditambah tingkat kebersihan yang rendah [1,8].

Menurut hasil survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia, di Indonesia prevalensi cacingan pada semua umur adalah 40-60%, sementara prevalensi cacingan pada anak usia 1-12 tahun adalah 30-90% sehingga menjadikannya cukup tinggi [2,8].

Menurut salah satu data laporan survei yang dilakukan di 10 provinsi di Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Barat menduduki peringkat pertama untuk kasus cacingan sebesar 83,6%, Sumatera Barat di peringkat kedua dengan persentase 82,3%, dan Sumatera Utara dengan persentase 60,4% [3]

Di Indonesia prevalensi cacingan sangat tinggi terutama lebih mudah dialami oleh orang-orang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah dengan angka kurang lebih antara 2,5% sampai 62% [4].

Penyebab Cacingan

Jenis cacing yang menjadi penyebab penyakit cacingan berbeda-beda pada setiap penderita.

Namun, berikut ini adalah jenis cacing yang umumnya paling banyak dijumpai menjadi penyebab cacingan baik pada anak maupun orang dewasa [1,2,3,4,5,6,7,8].

Cacing yang memiliki ukuran panjang kurang lebih 5-13 mm dan berwarna putih halus ini umumnya menyerang anak-anak sekolah.

Infeksi oleh cacing kremi paling kerap terjadi pada anak usia sekolah karena telurnya yang terlampau kecil seringkali tertelan oleh anak.

Masuknya telur cacing tersebut dapat melalui jari tangan yang sudah terkontaminasi, begitu juga dengan makanan atau minuman tanpa disadar.

Bila sudah masuk ke dalam tubuh anak, telur ini kemudian menyebar di dalam usus dan dalam beberapa minggu saja sudah berubah menjadi cacing dewasa.

Telur cacing berpotensi sampai ke bagian anus dan menyebabkan timbulnya rasa gatal.

Bila anak menggaruknya, maka telur cacing akan berada di jari tangan juga.

Menyentuh orang lain, makanan atau minuman, atau permukaan benda tanpa mencuci tangan lebih dulu dapat menyebabkan penyebaran yang lebih luas.

Cacing yang memiliki ukuran panjang kurang lebih 4,5-9 meter dengan bentuk pipih menyerupai pita ini mudah memasuki tubuh manusia.

Peluang sangat besar bagi jenis cacing ini untuk menginvasi tubuh manusia ketika tangan menyentuh tanah atau tinja yang sudah terkontaminasi telur cacing lalu tangan yang sama masuk ke mulut.

Bila tertelan, telur cacing seketika pasti akan berada di dalam usus.

Hal ini juga terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan ataupun minuman yang tanpa disadari sudah bercampur dengan telur cacing pita.

Risiko penyebaran cacing di dalam tubuh lebih tinggi bila seseorang mengonsumsi daging mentah (daging ikan, sapi ataupun babi) maupun yang setengah matang.

  • Cacing Gelang

Cacing yang memiliki ukuran panjang kurang lebih 10-35 cm ini biasanya berhasil masuk dan menginfeksi bagian dalam tubuh manusia lewat tanah.

Tanah yang tak sengaja masuk ke dalam tubuh dan sudah dalam kondisi terkontaminasi telur cacing maka telur ini akan menetas di dalam usus.

Tak lama kemudian penyebaran pun terjadi baik itu melalui saluran getah bening atau pembuluh darah.

Kondisi seperti ini menjadi sangat berbahaya dan mengancam jiwa ketika penyebaran cacing sudah sampai ke empedu maupun paru-paru.

  • Cacing Tambang

Cacing yang ukuran panjangnya kurang lebih 5-13 mm ini memiliki kemampuan menembus kulit manusia.

Setelah masuk ke dalam kulit, maka cacing akan menuju aliran darah sehingga bersama dengan edaran darah cacing dapat berada di tenggorokan dan bahkan di dalam paru-paru.

Masuknya cacing tambang atau telurnya ke dalam kulit dapat melalui tanah yang tangan manusia sentuh.

Tak hanya ada pada tanah, cacing tambang baik yang dewasa maupun larva seringkali ada pada hewan peliharaan (anjing atau kucing).

Ada kemungkinan tangan yang sudah terpapar larva akan masuk ke dalam usus bila tangan tersebut belum dicuci bersih tapi kemudian digunakan untuk makan.

Risiko lebih tinggi terinfeksi cacing tambang bila seseorang berada di wilayah beriklim tropis dengan tingkat kelembaban yang tinggi.

Hal ini akan diperparah lagi jika tingkat kebersihan lingkungan sangat rendah.

Cacing jenis ini dapat berada pada daging matang dalam bentuk larva.

Bila seseorang mengonsumsi daging tersebut, maka larva yang memasuki tubuh akan bertahan di dalam usus.

Di sana larva tumbuh menjadi cacing dewasa yang bahkan dapat berkembang biak sehingga semakin banyak.

Saat sudah semakin banyak, penyebaran pun terjadi hingga ke jaringan tubuh vital lainnya.

  • Cacing Pipih

Cacing jenis ini bertahan di dalam jaringan tubuh manusia, termasuk juga umumnya terdapat pada usus maupun darah.

Walau cacing ini pada umumnya lebih sering menginfeksi hewan, bukan berarti manusia tak dapat terkena infeksinya.

Seseorang lebih rentan terinfeksi cacing pipih ketika mengonsumsi selada air serta air minum yang telah terkontaminasi larva.

Faktor Risiko Cacingan

Setelah mengenali berbagai jenis cacing yang berbahaya dan berpotensi menginfeksi tubuh anak-anak maupun orang dewasa, kenali juga faktor risikonya.

Beberapa hal berikut mampu meningkatkan risiko penyebaran cacing dan memperbesar potensi seseorang terinfeksi :

  • Mengonsumsi makanan yang diolah setengah matang, serta mengonsumsi makanan mentah.
  • Mengonsumsi makanan atau minuman matang yang terpapar larva cacing tanpa disadari.
  • Tidak mengenakan alas kaki pada waktu berjalan di atas tanah, sebab cacing-cacing tersebut rentan ada di tanah.
  • Menyentuh benda yang permukaannya telah terkontaminasi telur cacing, lalu memasukkan tangan ke mulut atau makan dengan tangan tanpa mencucinya lebih dulu.
  • Menyentuh tanah yang tak disadari terdapat cacing atau larva cacing.
Tinjauan
Penyakit cacingan adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing di mana jenis cacing yang umumnya menginfeksi adalah cacing kremi, cacing pita, cacing gelang, cacing tambang, cacing trikinosis, dan cacing pipih.

Gejala Cacingan

Gejala penyakit cacingan pada tiap penderita berbeda-beda, hal ini ditentukan oleh jenis cacing yang masuk ke dalam tubuh penderita dan menginfeksinya.

Namun secara umum, berikut ini adalah beberapa keluhan kondisi ketika mengalami cacingan [4] :

  • Timbul ruam gatal berwarna merah pada kulit (ada pula yang berbentuk menyerupai cacing karena salah satu jenis cacing ada yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit).
  • Feses yang keluar saat buang air besar mengandung cacing.
  • Perut mual yang diikuti muntah-muntah
  • Nafsu makan menurun.
  • Sembelit atau susah buang air besar, namun gejala ini jarang terjadi.
  • Sakit perut yang disertai diare kurang lebih 2 minggu lamanya.
  • Disentri
  • Otot dan sendi terasa nyeri.
  • Tubuh lemah dan lesu, serta cepat merasa lelah.
  • Area anus terasa gatal, khususnya jika malam datang.
  • Berat badan turun namun tak diketahui jelas penyebabnya.
  • Perut kembung dan cenderung membesar.

Menurut jenis cacing yang menyebabkan, beberapa gejala ini patut diwaspadai dan segera periksakan ke dokter jika mengalaminya :

  • Cacing trikinosis menunjukkan gejala sakit kepala, sensitif terhadap cahaya, demam, konjungtivitis (peradangan/iritasi mata ditandai mata memerah), otot nyeri dan wajah membengkak.
  • Cacing tambang menunjukkan gejala tubuh yang merasa cepat lelah, anemia atau kurang darah, serta gatal-gatal di kulit.
  • Cacing pipih menunjukkan gejala tubuh mudah lelah sekaligus meningkatnya suhu tubuh (demam).
  • Cacing pita menunjukkan gejala reaksi alergi, tubuh kejang, hingga benjolan timbul pada tubuh serta demam.
Tinjauan
Umumnya, gejala yang ditimbulkan dari penyakit cacingan adalah perut mual dan muntah, perut membengkak dan kembung, disentri, diare atau justru sembelit, anus gatal, berat badan turun karena nafsu makan yang juga hilang, sakit perut, ruam gatal kemerahan pada kulit, dan feses yang mengandung cacing saat BAB.

Pemeriksaan Cacingan

Dokter mendiagnosa pasien dengan gejala penyakit cacingan dengan beberapa metode, yaitu antara lain adalah [3,4,6,8] :

  • Pemeriksaan fisik : Dokter perlu memeriksa fisik pasien lebih dulu, seperti keberadaan ruam, kemerahan, pembengkakan, gatal-gatal dan gejala yang nampak secara fisik lainnya.
  • Tes Tinja : Dokter perlu mengambil sampel feses atau tinja pasien untuk mendeteksi keberadaan larva cacing di dalamnya..
  • Tes Sampel Cacing : Dokter harus mengidentifikasi jenis cacing apa yang menyebabkan infeksi pada tubuh pasien, sekaligus mendeteksi apakah cacing tersebut merupakan larva ataukah cacing dewasa.
  • Tes Darah : Pengambilan sampel darah sangat diperlukan khususnya jika gejala berupa filariasis (pembengkakan pada tungkai sebagai dampak dari infeksi cacing) terjadi pada pasien.
Tinjauan
Pemeriksaan fisik, tes darah, tes sampel cacing dan tes tinja adalah metode pemeriksaan yang dilakukan dokter dalam mendeteksi penyebab cacingan dan jenis cacing yang menginfeksi.

Pengobatan Cacingan

Pengobatan bagi penderita penyakit cacingan pada umumnya adalah dengan konsumsi obat cacing.

Tentu dokter akan menyesuaikan obat yang tepat tergantung jenis cacing yang menginfeksi pasien.

Beberapa obat cacing diperuntukkan bagi penderita cacingan usia dewasa dan tidak boleh dikonsumsi anak-anak, namun sebagian obat cacing boleh dikonsumsi anak maupun dewasa asal dengan dosis yang tepat.

Berikut ini merupakan daftar obat cacing yang dapat digunakan pula sebagai pencegah cacingan.

Obat ini umumnya sangat berguna dalam mengatasi infeksi cacing gelang dan penggunaannya hanya diperbolehkan asal dengan resep dokter saja [6].

Obat berbentuk tablet ini biasanya dianjurkan diminum sebelum makan, atau saat perut pasien belum terisi apapun.

Untuk cacingan yang disebabkan oleh cacing kremi dan cacing gelang, maka obat ini yang dapat mengatasinya [4].

Karena obat ini dapat dikonsumsi tanpa resep dokter, pasien perlu membaca aturan pakai dan dosisnya secara teliti pada kemasan agar mengonsumsinya dengan benar tanpa membahayakan tubuh.

Obat berbentuk tablet ini efektif dalam mengatasi infeksi cacing pada hati, sistem pencernaan, dan juga peredaran darah [5].

Hanya saja, membutuhkan resep dokter untuk mengonsumsinya sehingga pasien tak boleh sembarangan membeli dan menggunakannya sendiri.

Obat cacing ini bermanfaat bagi penderita cacingan yang disebabkan oleh cacing pita [4,6].

Hanya dengan resep dokter pasien dapat menggunakannya sebagai pembasmi cacing yang ada di dalam tubuh dan membuat metabolismenya hilang.

Dokter biasanya menganjurkan penggunaan albendazole dengan mengonsumsinya bersama makanan berlemak.

Cacingan yang disebabkan oleh cacing tambang dan cacing gelang dapat diatasi menggunakan obat ini [4].

Obat berbentuk cair serta tablet ini efektif membunuh cacing dalam bentuk larva maupun cacing dewasa.

Hanya saja, konsumsilah obat ini sesuai resep dokter dan hindari penggunaannya tanpa resep.

Bagi anak-anak yang usianya belum genap 2 tahun, ibu hamil dan menyusui sama sekali tidak dianjurkan menggunakan obat ini.

Pada dasarnya, obat cacing bisa digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa dengan pembatasan usia, dan usia di bawah 2 tahun umumnya tak diperbolehkan mengonsumsi obat cacing.

  • Operasi

Selain pemberian obat-obatan, prosedur operasi dapat direkomendasikan oleh dokter khusus bagi penderita dalam kondisi gawat darurat [4,6].

Ketika cacing dewasa menyebabkan penyumbatan pada saluran usus buntu dan saluran empedu, maka hal ini sudah tergolong berbahaya sehingga perlu langkah pembedahan untuk mengatasinya.

Tinjauan
Pemberian obat cacing seperti ivermectin, pirantel pamoat, praziquantel, albendazole, dan mabendazole adalah cara penanganan penyakit cacingan pada umumnya. Namun bila terjadi sumbatan pada saluran empedu dan bagian dalam tubuh lainnya karena migrasi cacing, prosedur bedah akan direkomendasikan oleh dokter.

Komplikasi Cacingan

Cacingan yang gejalanya tidak segera ditangani dapat menjadi lebih buruk dan berpotensi mengakibatkan sejumlah komplikasi, seperti [4,5,6] :

  • Kegelisahan dan kecemasan, di mana kondisi ini timbul ketika iritasi terjadi karena sisa metabolisme cacing dan zat beracun yang memengaruhi sistem saraf pusat.
  • Anemia, karena cacing tambang berpotensi menghisap darah, khususnya di dalam tubuh penderita usia anak yang daya tahan tubuhnya masih rendah.
  • Malnutrisi, di mana kondisi ini akan memicu keterlambatan tumbuh kembang anak penderita cacingan.
  • Penyumbatan pada saluran pencernaan, saluran empedu, hingga peritonitis (peradangan pada peritoneum) ketika cacing sudah mulai menyebar ke jaringan tubuh lainnya.
Tinjauan
Cacingan yang tidak segera ditangani dapat menjadi penyebab penyebaran cacing di dalam tubuh hingga ke organ-organ dan jaringan vital. Komplikasi seperti anemia, malnutrisi, sumbatan pada saluran dalam tubuh, hingga kecemasan dan kegelisahan berpotensi terjadi.

Pencegahan Cacingan

Penyakit cacingan dapat dicegah melalui berbagai cara dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri, seperti [3,4,6]:

  • Mencuci bahan-bahan makanan yang hendak diolah secara bersih.
  • Masak makanan hingga benar-benar matang.
  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, terutama setiap sehabis buang air, mempersiapkan makanan, maupun sebelum makan.
  • Mengenakan alas kaki apabila beraktivitas di luar ruangan dan menapakkan kaki di atas tanah.
  • Mengonsumsi air minum yang matang.
  • Jika memiliki hewan peliharaan, selalu buang kotorannya secepatnya dan buanglah di tempat sampah; pakailah sarung tangan sekaligus masker setiap membuang kotoran.
  • Jika memiliki hewan peliharaan, pastikan memberikan obat cacing secara rutin.
  • Menghindari aktivitas menggaruk area anus sekalipun terasa gatal; kalaupun sudah telanjur, pastikan cuci tangan terlebih dulu sebelum menyentuh wajah, guntinglah kuku dan hindari menggigit kuku sebelum tangan dicuci.
  • Menghilangan kemungkinan keberadaan telur cacing pada handuk, pakaian dalam, seprei, serta pakaian dengan mencucinya menggunakan air panas.
Tinjauan
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar adalah cara pencegahan terbaik agar tak terkena infeksi cacing. Rajin mencuci tangan, selalu mengenakan alas kaki saat berjalan, dan mengonsumsi makanan serta minuman matang adalah kunci agar tubuh terjauh dari kontaminasi cacing.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment