Penyakit & Kelainan

Time Anxiety : Penyebab, Jenis dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Time Anxiety?

Time anxiety  merupakan sebuah kondisi kecemasan berlebihan terhadap waktu [1,2,9].

Ketika seseorang memiliki rasa takut tidak dapat menggunakan waktu yang ada semaksimal mungkin, maka ini adalah kondisi yang disebut kecemasan waktu (time anxiety) [1,2,9].

Time anxiety seringkali dipicu oleh tenggat waktu untuk eksekusi sebuah rencana acara atau kegiatan pada waktu yang sudah ditentukan [1,2,9].

Namun, masih ada lagi jenis kondisi time anxiety lainnya yang juga dapat dialami.

Penyebab Time Anxiety

Time anxiety atau kecemasan dan ketakutan terhadap waktu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah :

1. Riwayat Gangguan Kecemasan

Seseorang dengan riwayat gangguan kecemasan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada orang lain yang kemudian meningkatkan risiko berbagai jenis kondisi gangguan kecemasan pada hal tertentu [1,3,4].

Salah satu gangguan kecemasan yang dapat terjadi adalah time anxiety.

Seseorang dengan gangguan kecemasan sosial mempunyai risiko lebih tinggi dalam mengalami time anxiety [1,3].

Gangguan kecemasan sosial adalah sebuah kondisi kekhawatiran berlebih terhadap kesan orang lain terhadap diri kita [1,3,4].

Seseorang dengan gangguan kecemasan sosial memiliki ketakutan dan kecemasan dikritik dan dihakimi oleh orang lain [4].

Hal ini akan membuat penderita cenderung menghindari interaksi dengan orang lain karena takut akan mempermalukan dirinya sendiri [1,3,4].

Mereka juga akan menghindari interaksi dengan orang lain karena takut terhadap penolakan meskipun masih memiliki keinginan untuk berbaur dan diterima oleh orang lain [1,3,4].

Oleh sebab itu, penderita gangguan kecemasan sosial sering kerap mengalami time anxiety, terutama saat memperoleh undangan ke sebuah acara [1].

Mereka akan takut terlambat atau melewatkan sebuah acara karena rasa cemas akan kesan yang dimiliki orang lain terhadap dirinya [1].

  • Gangguan Kecemasan Umum

Selain gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan umum juga berpotensi meningkatkan risiko time anxiety [1,5].

Seseorang dengan gangguan kecemasan ini akan mengalami rasa takut dan khawatir yang tak berujung sehingga seringkali didapati tidak fokus pada apa yang dilakukan saat ini [1,5,6].

Pikiran-pikiran dan ketakutan-ketakutan yang dimiliki biasanya meliputi konflik dalam sebuah hubungan, tenggat waktu yang berhubungan dengan pekerjaan, drama dalam sebuah hubungan pertemanan, dan sebagainya [5].

Penderita gangguan kecemasan seperti ini umumnya akan terlihat dari bagaimana pikirannya sering tidak fokus pada apa yang sedang dikerjakan [5,6].

Perasaan cemas yang semakin kuat dan besar akan memengaruhi suasana hati atau mood yang juga akan berdampak negatif pada performa aktivitas [1,5,6].

2. Kecenderungan Menyenangkan Orang Lain

Time anxiety sangat rentan dialami oleh orang-orang yang takut mengecewakan orang lain [1,7].

Mereka yang memiliki kecenderungan untuk bisa selalu menyenangkan hati orang lain akan mengalami rasa takut berlebihan terutama setiap memiliki janji dengan orang [1,7].

Kecenderungan menyenangkan orang lain akan membuat seseorang selalu ingin meninggalkan kesan positif pada orang yang ditemuinya [1,7].

Maka ketika memiliki sebuah janji, rasa cemas dan takut tidak bisa tepat waktu akan lebih besar [1,7].

Penyalahgunaan atau pemanfaatan waktu yang tidak tepat dengan risiko mengecewakan orang-orang terdekat pasti akan selalu dihindari oleh orang-orang dengan time anxiety [1,7].

Bahkan dalam sebuah pengambilan keputusan, timbul perasaan cemas dan takut bahwa keputusan tersebut dapat mengecewakan orang lain [1,7].

3. Ketakutan Eksistensial

Kegelisahan atau ketakutan eksistensial dapat meningkatkan risiko time anxiety [1,8].

Ketakutan eksistensial adalah sebuah kondisi ketika seseorang mempertanyakan apa tujuan hidupnya dan mengapa ia hidup di dunia ini [8].

Hal ini pun kerap ditandai dengan rasa frustrasi karena tak mampu mengendalikan hal-hal tertentu, seperti kematian, kecelakaan, dan situasi-situasi yang tak terlihat oleh mata [1,8].

Memiliki ketakutan eksistensial seperti ini kemudian akan mendorong seseorang untuk meningkatkan kendali dari diri sendiri atas hal-hal yang bisa dikendalikan, salah satunya adalah rutinitas [1,8].

Jenis-jenis Time Anxiety

Time anxiety dapat berupa bermacam-macam kondisi, berikut ini adalah konsep time anxiety yang sangat umum terjadi namun seringkali tidak disadari.

  • Khawatir Kehilangan Kesempatan

Seseorang dengan gambaran besar akan masa depan memiliki kegelisahan waktu yang cukup sering dialami [1].

Kekhawatiran akan selalu muncul ketika seseorang belum bisa mencapai hal tertentu di usia tertentu (usia yang sudah ditargetkan misalnya) [1].

Keliling dunia, jabatan lebih tinggi di pekerjaan, membeli rumah, pernikahan atau bahkan hal besar lainnya yang belum tercapai kemungkinan besar memicu rasa cemas berlebih pada sebagian orang [1].

  • Takut Terlambat

Salah satu kasus time anxiety yang umumnya dijumpai adalah takut terlambat [1,2].

Terlambat menghadiri acara penting, terlambat datang saat memiliki janji dengan seseorang, atau terlambat kerja/ke sekolah/kampus merupakan contoh paling nyata [1,2].

Orang-orang dengan jenis time anxiety yang takut terlambat akan lebih sering mengecek waktu (menengok jam) [1].

Mereka pun akan lebih detail dalam merencanakan jalur perjalanan untuk menghindari macet dan agar sampai di tempat tujuan lebih cepat [1].

Namun karena stres takut terlambat, seringkali fokus terhadap aktivitas yang sedang dijalankan berkurang [1,2,3].

Suasana hati pun menjadi lebih mudah berubah dan memburuk; ditandai dengan lebih mudah tersinggung atau marah [1].

Padahal, seringkali keterlambatan kita tidak terlalu menjadi masalah, namun hal ini menjadi masalah besar bagi diri sendiri [1].

  • Takut Kembali pada Kesibukan dan Rutinitas

Sebuah contoh time anxiety lainnya adalah ketika seseorang merasa bersemangat saat mendekati hari libur atau akhir pekan [1].

Perencanaan kegiatan apa saja yang hendak dikerjakan pada hari libur sudah dibuat dalam daftar [1].

Namun saat liburan atau waktu bebas itu tiba, ketakutan dan kecemasan berlebih dapat menghampiri karena merasa sebentar lagi harus sudah kembali kepada rutinitas (sekolah atau pekerjaan) [1].

Waktu terus berjalan dan hal ini membuat rasa cemas semakin besar ditambah dengan pikiran bahwa daftar kegiatan yang telah direncanakan berakhir sia-sia [1].

Pada akhirnya setelah hari libur hampir berakhir, bukan rasa senang dan puas yang dialami, melainkan ketidakpuasan [1].

  • Cenderung Terburu-buru

Selalu merasa terburu-buru saat akan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain merupakan salah satu contoh kasus time anxiety yang tentunya cukup umum terjadi [1,9].

Bangun kesiangan dan merasa telah membuang waktu karena ada hal yang seharusnya perlu dilakukan adalah sebuah kondisi time anxiety [1,9].

Ketika hal tersebut terjadi, perasaan tidak tenang, detak jantung berdebar kencang, dan stres akan timbul [1,9].

Penanganan Time Anxiety

Untuk menangani time anxiety, penderita perlu menyadari faktor apa saja yang mampu memicu time anxiety-nya selama ini.

Mengetahui penyebab atau pemicu akan memudahkan seseorang dalam mengatasi kecemasannya.

Berikut ini merupakan metode atau upaya penanganan time anxiety yang dapat disesuaikan dengan faktor yang mendasari.

  • Mengidentifikasi Alasan Mengalami Time Anxiety

Pengabaian waktu atau bahkan memanipulasinya dapat menjadi salah satu alasan time anxiety timbul dalam diri seseorang [9].

Penting untuk menyadari bahwa fungsi waktu sama sekali tak dapat dikendalikan oleh siapa saja, termasuk diri sendiri [9].

Waktu tak dapat diperlambat maupu dihentikan sehingga menggunakannya dengan bijak dan benar sudah pasti lebih baik [9].

  • Menghindari atau Menghilangkan Distraksi

Mencari tahu apa saja situasi atau faktor yang mampu menghambat atau mengganggu penggunaan waktu untuk sesuatu yang penting tentu akan sangat menolong [9].

Salah satu faktor yang dimaksud adalah penggunaan media sosial yang dapat mengulur dan membuang waktu tanpa kita sadari [9].

Membatasi aktivitas-aktivitas yang dapat menghambat aktivitas dan usaha kita dalam mencapai sebuah tujuan atau target dapat dilakukan [9].

Mengecek media sosial mungkin membuat suasana hati gembira, namun itu hanya sesaat, karena kemudian stres serta kecemasan rentan untuk timbul [9].

  • Mengetahui atau Mencari Tahu Makna Hidup

Ketika time anxiety terjadi karena timbul perasaan bahwa hidup tidak bermakna, sebaiknya mulai untuk mencari tahu tujuan dan makna hidup [1,2].

Jika merasa stagnan dalam kehidupan sosial, ada baiknya memperluas pergaulan dengan lebih sering keluar bersama teman-teman, termasuk mengikuti sebuah komunitas yang tak jauh dari kesukaan/hobi [1,2].

Membantu banyak orang dengan mengikuti acara sosial dan menjadi relawan pun dapat membuat hidup kita lebih bermanfaat [1].

Mencoba bidang tertentu selain bidang yang digeluti dalam pekerjaan pun akan memberi kepuasan tersendiri [1].

  • Melatih Fokus

Seseorang dengan time anxiety tidak mudah untuk fokus pada satu hal karena pikirannya tertuju ke tempat lain [1].

Melatih daya konsentrasi atau fokus dengan bermeditasi akan membantu meredakan rasa cemas berlebihan [1].

Tidak salah untuk memikirkan dan merencanakan masa depan dengan berbagai kemungkinan yang ada [1].

Namun, terlalu mengkhawatirkan hasilnya nanti hanya akan memperburuk suasana hati dan pikiran diri sendiri [1].

Melatih fokus dan meningkatkan fleksibilitas terhadap waktu akan membuat diri sendiri jauh lebih rileks sehingga mampu menikmati waktu sekarang [1,2].

  • Mempersiapkan untuk yang Terburuk

Jika datang terlambat ke suatu acara tidak bisa dicegah, segera menenangkan diri adalah yang paling penting dilakukan daripada menyalahkan diri sendiri maupun orang lain [1].

Menggerutu tidak akan menambah waktu sekalipun keterlambatan ini adalah hal yang serius [1].

Seringkali tanpa diduga, pihak yang akan kita temui dapat memberi pengertian mengenai keterlambatan kita [1].

Menghubungi orang yang memiliki janji dengan kita lalu menjelaskan alasan keterlambatan dapat menjadi solusi yang bisa diandalkan [1].

  • Membuat Jadwal

Ketika kecemasan terhadap waktu terus-menerus mengganggu, gunakan aplikasi pada ponsel pintar atau buku jurnal untuk membuat jadwal [9].

Agar waktu lebih tertata, diri sendiri pun lebih disiplin dalam penggunaan waktu, tulis aktivitas apa saja yang akan dilakukan sehari sebelumnya [9].

Cara ini dapat membantu dalam mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal-hal lain yang bisa membuang waktu dan memicu kecemasan [9].

  • Mengunjungi Psikolog

Time anxiety tak jarang dapat memengaruhi suasana hati terlalu sering dan pada akhirnya justru mengganggu rangkaian aktivitas sehari-hari [1].

Jika sudah begini, menemui ahli atau terapis kesehatan mental jauh lebih disarankan untuk membantu mengatasi time anxiety secara benar [1].

Bagi penderita time anxiety yang berhubungan dengan gangguan kecemasan sosial hingga kecenderungan menyenangkan orang lain, dibutuhkan bantuan dari tenaga profesional untuk mengatasinya [1].

Membiarkan time anxiety tanpa upaya penanganan hanya akan membuat perasaan semakin memburuk, maka alangkah baiknya berlatih untuk fokus pada waktu yang ada saat itu dan mengerjakan segala hal yang bisa dilakukan sebaik mungkin.

1. Alex Klein, PsyD and Crystal Raypole. Feel Like Time’s Always Running Out? It Might Be “Time Anxiety”. Healthline; 2020.
2. Alex Lickerman M.D. Time Anxiety. Psychology Today; 2013.
3. Juyoen Hur, Kathryn A. DeYoung, Samiha Islam, Allegra S. Anderson, Matthew G. Barstead, & Alexander J. Shackman. Social context and the real-world consequences of social anxiety. HHS Public Access; 2020.
4. Gregory M. Rose & Prasanna Tadi. Social Anxiety Disorder. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Ioannis Sarigiannidis, Christian Grillon, Monique Ernst, Jonathan P. Roisera & Oliver J. Robinson. Anxiety makes time pass quicker while fear has no effect. Cognition; 2020.
6. Sadaf Munir & Veronica Takov. Generalized Anxiety Disorder. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Shana Cornelis, Mattias Desmet, Kimberly L. H. D. Van Nieuwenhove, Reitske Meganck, Jochem Willemsen, Ruth Inslegers, & Jasper Feyaerts. Interactions between Obsessional Symptoms and Interpersonal Ambivalences in Psychodynamic Therapy: An Empirical Case Study. Frontiers in Psychology; 2017.
8. Estadt Psychological Services. Dealing with Existentia Dread. Estadt Psychological Services; 2020.
9. Anonim. Time Anxiety: What it is and How to Deal With It?. nTask; 2021.

Share