Dengan penyebaran virus Covid-19 yang masih terus berlanjut, semakin banyak juga orang yang harus melakukan isolasi mandiri akibat terpapar dan terinfeksi.
Isolasi mandiri berarti memisahkan diri dari orang-orang sekitar yang sehat dan tidak terinfeksi dengan berdiam di rumah hingga dinyatakan aman oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk bisa kembali melakukan kegiatan seperti biasa.
Isolasi mandiri disarankan bagi mereka yang positif terinfeksi Covid-19 tetapi tidak bergejala atau hanya menunjukkan gejala ringan. [6]
Daftar isi
Segera lakukan isoman bila: [4, 5, 6]
Karena isoman dilakukan di rumah, maka penting untuk mengawasi diri sendiri atau anggota keluarga lain yang sedang melakukan isolasi dengan memperhatikan hal-hal berikut: [1, 4, 5, 6, 7]
Bagi beberapa orang, isolasi mandiri tidak mudah dilakukan. Mungkin karena benar-benar sendirian di rumah, atau kondisi mental juga ikut terdampak.
Beberapa tips berikut bisa dilakukan untuk membantu membuat dua minggu, atau lebih, masa isolasi mandiri lebih mudah untuk dilalui. [2]
Mengatasi demam
Jika suhu tubuh mulai naik, lakukan hal-hal berikut: [5]
Mengatasi batuk
Jika salah satu gejala yang dialami adalah batuk, hindari tidur dengan kondisi telentang. Lebih baik tidur dengan posisi menyamping atau duduk tegak.
Untuk meredakan batuk, cobalah mengonsumsi satu sendok teh madu. Jika tidak membantu, hubungi faskes melalui telepon untuk berkonsultasi mengenai obat batuk yang tepat.
Jangan pergi keluar untuk membeli obat. Gunakan fasilitas pengantaran dan apotek online.
Gunakan oximeter
Salah satu alat kesehatan yang sebaiknya ada di rumah selama masa isoman, selain thermometer, adalah oximeter. Alat kecil yang dijepitkan di ujung jari ini bisa mendeteksi kadar oksigen dalam darah. [5]
Pemeriksaan kadar oksigen dalam darah secara berkala di rumah bisa membantu Anda untuk tahu bahwa tubuh mulai kekurangan oksigen sebelum timbul tanda-tanda darurat seperti sesak nafas atau kehilangan kesadaran, sehingga bisa dicegah.
Segera hubungi faskes atau pergi ke rumah sakit, jika memungkinkan, bila: [5]
Orang yang terinfeksi Covid-19 boleh keluar dari isolasi minimal 10 hari sejak hari pertama terbukti positif. Terganggunya indera penciuman dan pengecap adalah gejala yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan bulanan setelah sembuh, dan dua gejala ini bukan ukuran untuk menentukan masa isolasi. [4, 6]
Jika melakukan isoman dan juga memiliki kondisi kekebalan tubuh yang lemah, karena penyakit atau konsumsi obat, maka isolasi harus dilakukan lebih lama, disarankan 20 hari setelah hari pertama terbukti positif.
Jika sudah sembuh dari gejala-gejala Covid-19, hasil tes masih mungkin menunjukkan positif hingga tiga minggu atau lebih, namun sudah tidak menular. Konsultasikan hal ini dengan dokter Anda.
Ini sebabnya tes ulang setelah masa isolasi berakhir sebenarnya tidak perlu dilakukan, kecuali Anda mengalami gejala-gejala baru, terutama bila melakukan kontak erat dengan orang yang positif Covid-19 dalam kurun waktu 14 hari terakhir. [6]
1. Direktorat P2PTM. Protokol Isolasi Mandiri Covid-19. Kementrian Kesehatan Indonesia; 2020.
2. TMH Team. Tips to cope with self isolation. Think Mental Health; 2020.
3. Medical One Team. Tips for Self-Isolation. Medical One; 2020.
4. NHS Team. When to self-isolate and what to do. UK National Health Service; 2021.
5. Division of Viral Diseases. Isolate If You Are Sick. Centers for Disease Control and Prevention; 2021.
6. NHS Team. How to look after yourself at home if you have coronavirus (COVID-19). UK National Health Service; 2021.