Tindakan Medis

Transplantasi Kulit: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Transplantasi kulit atau skin graft adalah prosedur dimana kulit sehat dilepaskan dari satu area tubuh untuk menggantikan kulit yang rusak atau hilang. Prosedur ini dapat dilakukan misalkan pada patah

Fungsi Transplantasi Kulit

Transplantasi kulit adalah sebuah prosedur medis dimana sebagian jaringan kulit yang rusak atau mati dari area tubuh pasien akan diangkat dan diganti dengan jaringan kulit baru yang sehat.[1]

Operasi ini biasanya dilakukan jika sebagian tubuh pasien kehilangan lapisan pelindung kulitnya karena luka bakar, cedera, atau penyakit.[2]

Dokter akan merekomendasikan prosedur transplantasi kulit bagi pasien yang memiliki kondisi seperti berikut:[1,2,3]

  • Kanker kulit dan rekonstruksi pasca mastektomi untuk kanker payudara
  • Cacat kosmetik seperti bekas luka dan kerusakan kulit lainnya
  • Infeksi yang menyebabkan kematian jaringan dan kehilangan kulit
  • Luka bakar yang dalam
  • Luka besar dan terbuka
  • Luka atau bisul pada kulit yang tak kunjung sembuh
  • Kontraktur (kulit menjadi terlalu kencang dan membatasi pergerakan sendi)
  • Ulkus vena (varises)
  • Ulkus diabetes (luka yang muncul di kaki dan berbau tidak sedap)

Kandidat yang tidak direkomendasikan untuk melakukan transplantasi kulit adalah:[3]

  • Seseorang yang berumur di atas 60 tahun dan bayi muda
  • Perokok
  • Seseorang yang mengonsumsi obat-obatan seperti obat tekanan darah tinggi, pelemas otot, dan insulin

Jenis Transplantasi Kulit

Berdasarkan Ketebalan

Terdapat dua jenis dasar transplantasi kulit, yaitu:[2]

  • Transplantasi ketebalan terpisah

Jenis ini melibatkan pengangkatan lapisan atas kulit (epidermis) serta sebagian dari lapisan kulit yang lebih dalam (dermis). Lapisan ini diambil dari tempat donor, yaitu area tempat kulit sehat berada. Transplantasi kulit dengan ketebalan terpisah biasanya diambil dari paha dalam, perut, pantat, atau punggung.

Transplantasi ketebalan terpisah digunakan untuk menutupi area yang luas. Transplantasi ini cenderung rapuh dan biasanya memiliki penampilan yang berkilau sehingga tampak lebih pucat daripada bagian kulit lain.

  • Transplantasi ketebalan penuh

Jenis ini melibatkan pengangkatan semua epidermis dan dermis dari tempat donor. Transplantasi ketebalan penuh biasanya diambil dari perut, selangkangan, lengan bawah, atau area di atas klavikula (tulang selangka).

Transplantasi ketebalan penuh umumnya digunakan untuk luka kecil di bagian tubuh yang sangat terlihat, seperti wajah. Hasil transplantasi ketebalan penuh menyatu dengan baik dengan kulit di sekitarnya dan cenderung memiliki hasil kosmetik yang lebih baik.

Berdasarkan Asal Kulit Pendonor

Berdasarkan asal kulit pendonor, transplantasi kulit dibagi menjadi empat, yaitu:[1]

  • Allograft adalah kulit dari donor manusia lain, biasanya diambil dari kulit mayat. Transplantasi ini bersifat sementara sampai kulit pasien tumbuh kembali atau sampai area tersebut siap untuk autograft.
  • Autograft adalah kulit pasien sendiri dari area tubuh lain yang dijadikan situs donor, biasanya area yang ditutupi pakaian, seperti paha bagian dalam. Transplantasi jenis ini bersifat permanen.
  • Pengganti kulit dari bahan sintetis atau semi sintetis yang dapat menjadi pendonor sementara atau permanen. Kulit sintetis atau semi sintetis dibuat dari sepotong kulit pasien yang kemudian dikembangkan di laboratorium
  • Xenograft adalah kulit dari donor hewan. Transplantasi jenis ini bersifat sementara sampai kulit pasien tumbuh kembali atau sampai area tersebut siap untuk autograft.

Syarat Pendonor Transplantasi Kulit

Donor transplantasi kulit dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain.[1]

Jika kulit pasien dalam kondisi baik dan donor kulit tidak tersedia maka dokter akan menggunakan kulit bagian paha, lengan atas, atau pantat pasien sebagai donor untuk menutupi luka di bagian tubuh yang lain.[4]

Donor kulit dapat dilakukan oleh segala gender dan golongan darah. Apabila seseorang ingin menjadi pendonor transplantasi kulit, maka terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti:[5]

Namun seperti tindakan medis lainnya, donor kulit juga memiliki risiko bagi pendonornya, seperti:[6]

  • Reaksi anestesi (mual, alergi, pusing)
  • Nyeri secara terus menerus
  • Infeksi
  • Jaringan parut yang permanen
  • Perubahan warna kulit di situs donor, dapat lebih gelap atau terang dibanding warna kulit di sekitarnya

Persiapan Transplantasi Kulit

Setelah sepakat untuk melakukan transplantasi kulit, pasien perlu melakukan persiapan sebelum prosedur, seperti:[2]

  • Menginformasikan mengenai obat, vitamin, atau suplemen herbal yang sedang dikonsumi kepada dokter
  • Berhenti mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin
  • Berhenti merokok selama beberapa minggu untuk mempercepat proses penyembuhan dan meminimalisir infeksi
  • Berhenti makan dan minum setelah tengah malam sebelum prosedur untuk mencegah pasien muntah dan tersedak selama operasi
  • Bawalah teman atau keluarga untuk menemani selama prosedur dan saat proses penyembuhan

Prosedur Transplantasi Kulit

Pada transplantasi kulit, anestesi yang diberikan tergantung pada ukuran, tingkat keparahan, dan lokasi luka, serta jenis cangkok.[3]

Secara umum rangkaian prosedur transplantasi kulit meliputi:[7,8]

  • Pasien diminta berbaring di meja operasi dan tim medis akan memberikan anestesi
  • Kulit donor diangkat dengan pisau bedah atau dengan bantuan mesin khusus yang disebut dermatom.
  • Situs donor kemudian ditutup. Jika prosedur merupakan graft ketebalan penuh atau komposit, situs donor ditutup dengan jahitan sementara jika prosedur merupakan transplantasi ketebalan terpisah, jahitan tidak diperlukan di lokasi donor.
  • Kulit donor ditempatkan di situs penerima. Setelah terpasang, kulit tersebut diikat ke jaringan sekitarnya dengan jahitan atau staples.
  • Luka operasi kemudian ditutup perban
  • Alat vakum khusus yang disebut wound VAC dapat dipasang di area tersebut selama tiga hingga lima hari pertama untuk mengontrol drainase

Dalam 36 jam pertama setelah operasi, kulit donor akan mulai menumbuhkan pembuluh darah baru yang kemudian terhubung ke kulit penerima yang mengelilinginya.[9]

Pemulihan pasien setelah transplantasi kulit akan bervariasi tergantung pada kerumitan prosedur. Transplantasi ketebalan terpisah dapat sembuh hanya dalam beberapa hari. Transplantasi ketebalan penuh membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan mungkin memerlukan satu hingga dua minggu untuk tinggal di rumah sakit.[10]

Saat melakukan rawat jalan, pasien perlu memerhatikan hal berikut:[3]

  • Jaga area bekas operasi tetap bersih dan kering
  • Tutup luka dengan perban selama selama satu hingga dua minggu
  • Lindungi kulit donor dari trauma seperti hindari pukulan atau melakukan latihan apa pun yang dapat melukai atau meregangkan kulit donor

Risiko Transplantasi Kulit

Seperti tindakan medis pada umumnya, transplantasi kulit juga memiliki risiko yang dapat terjadi selama operasi atau pada saat proses penyembuhan.

Risiko umum dari pembedahan meliputi:[2]

  • Reaksi anestesi, seperti reaksi alergi dan masalah pernapasan
  • Pendarahan, yang bisa menyebabkan syok
  • Penggumpalan darah
  • Infeksi

Potensi risiko dari prosedur transplantasi kulit:[2]

  • Perubahan warna kulit, tekstur atau sensasi
  • Nyeri kronis di tempat transplantasi
  • Kegagalan transplantasi sehingga membutuhkan transplantasi kedua
  • Timbulnya jaringan parut

1. Sarah Lewis, PharmD. Skin Grafting. Healthgrades; 2020.
2. Catherine Hannan, M.D. Debra Stang. Skin Graft. Healthline; 2018.
3. Natalie Kita, William Truswell, MD. What to Expect From a Skin Graft. Verywellhealth; 2020.
4. Anonim. Donor Sites. Plymouthhospitals; 2021.
5. Sunayana Singh. Saving Your Skin. Organindia; 2015
6. Anjay Khandelwal, MD. When Is It Appropriate to Put a Live Donor at Risk to Help Another Patient?. AMA J Ethics; 2018
7. Shimizu R, Kishi K. Skin graft. Plast Surg Int; 2012.
8. Scherer LA, Shiver S, Chang M, Meredith JW, Owings JT. The Vacuum Assisted Closure Device: A Method of Securing Skin Grafts and Improving Graft Survival. Arch Surg; 2002
9. Anonim. Skin grafting. Encyclopedia of Surgery; 2021.
10. Debra G. Wechter, MD, FACS, David Zieve, MD, MHA, Brenda Conaway. Skin Graft. Medlineplus; 2019.

Share