Dalam istilah kehamilan, terdapat istilah hari perkiraan lahir atau HPL, yakni hari perkiraan waktu persalinan yang diberi tahu oleh dokter kandungan [1].
Umumnya, 9 bulan adalah usia kehamilan normal untuk melahirkan dan perhitungan HPL dengan patokan 40 minggu usia kehamilan [2,3].
Karena merupakan perkiraan, persalinan bisa terjadi 2-3 minggu lebih awal atau 2 minggu melebihi HPL [2,3].
Artinya, melahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu adalah persalinan yang umum dan normal [2,3].
Masalahnya, tidak semua kehamilan dan persalinan berjalan lancar sampai akhir.
Ada pula beberapa kasus di mana wanita melahirkan pada usia kandungan 34 minggu yang bisa cukup aman tapi juga bisa mengkhawatirkan.
Amankah melahirkan di usia kandungan 34 minggu?
Aman, walaupun usia kandungan 31-34 minggu termasuk melahirkan secara prematur; hal ini dikarenakan banyak rumah sakit telah sangat canggih dan stafnya pun berpengalaman [4,5].
Ditambah, bayi yang lahir bahkan antara 31-34 minggu usia kandungan sang ibu memiliki peluang lahir dengan normal dan sehat sebesar 95% [4].
Jika perkiraan waktu lahir bayi yang dianggap normal adalah 37-42 minggu, maka kurang dari itu dianggap sebagai kelahiran prematur [5].
Melahirkan dengan waktu lebih awal dari HPL tidak selalu berbahaya, tapi juga tidak selalu benar-benar aman [2,3].
Kelahiran prematur, khususnya pada usia kandungan 34 minggu bisa terjadi karena terjadinya kontraksi rahim [5].
Kontraksi rahim membuat serviks atau leher rahim membuka dan janin kemudian bergerak pada jalan lahir yang biasanya bisa disertai dengan gangguan kesehatan pada bayi yang lahir secara prematur ini [5].
Lahir prematur terkadang meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada bayi dalam tumbuh kembangnya [2,3].
Hal tersebut dikarenakan bayi lahir lebih awal dari perkiraan dan artinya organ tubuhnya saat lahir belum sempurna [6].
Maka bagi para ibu hamil yang kemudian melahirkan di usia kandungan 34 minggu, bayi setelah lahir akan memperoleh perawatan intensif di rumah sakit [6].
Bayi lahir prematur biasanya membutuhkan beberapa waktu untuk diperbolehkan dibawa pulang oleh orang tuanya [6].
Sementara meningkatkan kondisi tubuh bayi, bayi akan ditaruh di dalam inkubator [6,7].
Inkubator adalah alat tertutup yang membantu bayi lahir prematur tumbuh dengan kondisi lebih baik dengan memperoleh suhu dan kelembapan optimal selama ditempatkan di dalam alat ini [7].
Adakah bahaya bagi ibu yang melahirkan bayi prematur?
Ibu melahirkan bayi prematur dengan usia kandungan masih 34 minggu tidak selalu berbahaya, tapi tetap berisiko [8].
Para ibu hamil yang melahirkan secara prematur, penting untuk memerhatikan kesehatan jantung [8].
Sebuah hasil studi tahun 2018 menunjukkan bahwa riwayat bersalin sebelum kandungan menginjak usia 37 minggu dapat membahayakan kesehatan ibu [9].
Risiko utama yang perlu diwaspadai menurut hasil studi tersebut adalah peningkatan kadar tekanan darah pada sang ibu [9].
Dibandingkan dengan para ibu yang melahirkan antara 37-42 minggu, kelahiran prematur seperti pada usia kandungan 34 minggu bisa lebih meningkatkan risiko tekanan darah tinggi [8,9].
Selain tekanan darah tinggi, risiko penyakit arteri koroner juga cukup tinggi pada ibu; hal ini berkaitan pula dengan risiko penyakit stroke hingga serangan jantung [8].
Ibu hamil yang juga selama mengandung memiliki kondisi tekanan darah tinggi/hipertensi, preeklampsia dan diabetes gestasional harus lebih berhati-hati karena lebih berisiko dengan kondisi penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung [8].
Meski demikian, risiko penyakit jantung tidak selalu tinggi pada ibu hamil dengan kondisi tekanan darah tinggi menurut para peneliti [8].
Beberapa wanita bahkan aman saat mengandung ketika memiliki pola tekanan darah yang meningkat sedang [8].
Meski begitu, ibu hamil dengan kondisi tekanan darah tinggi akan jauh lebih aman dari risiko penyakit jantung ketika melahirkan pada usia kandungan normal (37-42 minggu) daripada pada usia kandungan lebih muda [8].
Apa saja efek yang terjadi pada bayi yang lahir prematur?
Seperti diketahui, tidak hanya sang ibu yang memiliki risiko berbahaya saat melahirkan secara prematur.
Bayi lahir prematur juga sebagian mengalami masalah kesehatan yang cukup serius.
Risiko komplikasi tidak hanya bersifat jangka pendek, sebab ada pula bayi yang mengalami risiko komplikasi jangka panjang.
Berikut ini adalah risiko komplikasi jangka pendek (kondisi yang terjadi tak lama setelah bayi lahir secara prematur) [4,5,6,7] :
Selain dampak atau risiko komplikasi jangka pendek, bayi lahir prematur juga dapat tumbuh dewasa dengan sederet risiko kesehatan (risiko komplikasi jangka panjang) seperti [4,5,6,7] :
Tips Mencegah Bayi Lahir Prematur
Beberapa orang mungkin mengira bahwa kelahiran bayi prematur tidak dapat dicegah [4,5].
Padahal, hal seperti ini dapat diupayakan oleh sang bumil, baik sebelum maupun saat mengandung [4,5].
Beberapa hal yang bisa diupayakan untuk meminimalisir risiko bayi lahir prematur antara lain [4,5] :
Walau melahirkan di usia kandungan 34 minggu tidak selalu berbahaya, ibu hamil tetap perlu memerhatikan kesehatan selama hamil untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.
1. Mark Curran, M.D. FACOG. Pregnancy Due Date and Gestational Age Calculator. Perinatology; 2023.
2. March of Dimes. What is a full-term pregnancy?. March of Dimes; 2018.
3. New York State Department of Health. Why Is 40 Weeks so Important?. New York State Department of Health; 2021.
4. Tanya Tantry, MD. Baby Born at 34 Weeks: What to Expect. Flo Health; 2020.
5. March of Dimes. What are preterm labor and premature birth?. March of Dimes; 2018.
6. Vrishali Suman & Euil E. Luther. Preterm Labor. National Center for Biotechnology Information; 2023.
7. Lynn M. Fuchs, MD. When Your Baby's Born Premature. Nemours Kids Health; 2021.
8. Kelly Bilodeau. Preterm birth and heart disease risk for mom. Harvard Health Publishing; 2018.
9. Janet M. Catov, Gabrielle G. Snyder, Abigail Fraser, Cora E. Lewis, Kiang Liu, Andrew D. Althouse, Marnie Bertolet & Erica P. Gunderson. Blood Pressure Patterns and Subsequent Coronary Artery Calcification in Women Who Delivered Preterm Births. Hypertension; 2018.