Amonium klorida atau ammonium chloride adalah obat untuk mengatasi hipokloremia (defisiensi klorida) dan alkalosis metabolik [1, 2, 3].
Daftar isi
Amonium klorida merupakan senyawa anorganik dengan rumus NH4Cl. Senyawa ini bersifat sangat larut dalam air dan menghasilkan larutan dengan tingkat keasaman sedang [2].
Berikut informasi mengenai Amonium klorida [1]:
Indikasi | Hipokloremia, alkalosis metabolik |
Kategori | Obat Resep |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Preparasi batuk & pilek/elektrolit/agen lain yang mempengaruhi metabolisme |
Bentuk | Cairan injeksi |
Kontraindikasi | Gangguan hati atau ginjal berat |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan amonium klorida: → Pasien dengan gangguan pulmoner → Pasien dengan edema kardiak → Pasien dengan asidosis respiratori primer → Pasien dengan gangguan ginjal dan hati ringan hingga sedang → Pasien yang sedang mengandung Peringatan untuk tenaga medis: → Tidak dianjurkan untuk diberikan ketika alkalosis metabolik akibat muntah dengan asam hidroklorat yang disertai hilangnya Na |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Obat amonium klorida digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi berikut [1, 2, 3]:
Hipokloremia merupakan kondisi ketidakseimbangan elektrolit saat jumlah klorida tubuh rendah.
Klorida (Cl) adalah salah satu elektrolit, yang bersama dengan elektrolit-elektrolit lain berfungsi dalam mengatur jumlah cairan dan keseimbangan pH tubuh. Klorida paling umum dikonsumsi sebagai garam dapur (natrium klorida atau NaCl) [4].
Alkalosis metabolik ialah peningkatan primer konsentrasi serum bikarbonat (HCO3–). Kondisi tersebut terjadi akibat hilangnya H+ dari tubuh atau perolehan HCO3–.
Pada bentuk aslinya, ditunjukkan sebagai alkalemia (pH >7,4). Sebagai mekanisme kompensatori, alkalosis metabolik mengarah pada hipoventilasi alveolus dengan peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) alveolus, yang mana meniadakan perubahan pH yang biasanya terjadi sebaliknya [5].
Ekspektoran adalah obat yang membantu mengeluarkan mukus dan material lain dari saluran pernapasan [6].
Sebagai obat batuk, biasanya amonium klorida dikombinasikan dengan obat lain (seperti asam asetat, sitrat, klorobutanol, diphenhydramine) dan tersedia dalam bentuk sirup [3].
Obat amonium klorida hanya digunakan untuk pasien dewasa dengan dosis sebagai berikut [1, 3]:
Intravena ⇔ Hipokloremia, alkalosis metabolik → Dosis tergantung tingkat keparahan kondisi dan toleransi pasien. Dosis dapat ditentukan juga berdasarkan tingkat kekuatan karbondioksida yang disatukan dan defisiensi klorida. Ikuti petunjuk pada kemasan produk. → Larutan untuk infus intravena tidak boleh melebihi konsentrasi 1%- 2% → Dianjurkan untuk menambahkan isi dari satu hingga dua vial (100-200 mEq) ke dalam 500 hingga 1000 ml isotonik injeksi NaCl (0,9%). → Kecepatan infus intravena sebaiknya tidak lebih dari 5 ml per menit (sekitar 3 jam untuk infus 1000 ml) |
Obat amonium klorida dapat menimbulkan efek samping signifikan meliputi:
Info Efek Samping Amonium Klorida untuk Tenaga Medis[1]
Untuk mengetahui penyimpanan, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan, dan overdosis amonium klorida berikut informasinya[1, 2]:
Penyimpanan | → Simpan pada suhu 20-25°C. |
Cara Kerja | Deskripsi: amonium klorida merupakan replenisher elektrolit dan acidifier sistemik. Obat ini meningkatkan asiditas dengan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen bebas. Pengaruh pengobatan tergantung pada kemampuan ginjal untuk memanfaatkan ammonia dalam ekskresi fixed anion berlebih dan pengubahan ammonia menjadi urea di dalam hati, sehingga membebaskan hidrogen dan ion klorida ke dalam cairan ekstraseluler. Farmakokinetik: → Absorpsi: Diserap secara cepat dari saluran pencernaan setelah pemberian oral (3-6 jam) → Metabolisme: Dimetabolisme di dalam hati untuk membentuk urea dan asam hidrokorat → Ekskresi: Melalui urin |
Interaksi dengan obat lain | → Dapat meningkatkan efek samping dengan diuretik pemisah K → Dapat meningkatkan konsentrasi serum chlorpropamide, salicylate → Dapat menurunkan konsentrasi serum amantadine, amphetamine, mecamylamine, α/β-agonis |
Overdosis | ⇔ Gejala: Asidosis metabolik, disorientasi, kebingungan, dan koma. ⇔ Cara Mengatasi: Pemberian larutan alkalinisasi seperti Na bikarbonat atau Na laktat untuk mengkoreksi asidosis. |
Apakah obat ini aman untuk ibu hamil?
Cukup aman. Amonium klorida termasuk kategori C untuk kehamilan. Penggunaan sebaiknya berdasarkan saran dokter [1].
Bagaimana cara pemberian obat amonium klorida?
Obat ditambahkan larutan lalu diberikan sebagai infus ke dalam vena selama jangka waktu tertentu [3].
Apakah obat ini aman untuk anak-anak?
Keamanan dan efisiensi untuk penggunaan pada pasien anak-anak belum diketahui [3].
Apa saja yang harus dihindari ketika menerima pengobatan amonium klorida?
Tidak ada larangan konsumsi makanan/minuman tertentu. Sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan lain, vitamin, suplemen, atau produk herbal tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu [3].
Berikut beberapa obat dengan kandungan amonium klorida [2, 3]:
Brand Merek Dagang |
Acidax |
Ammonio cloruro |
1. Anonim. Ammonium Chloride. MIMS; 2020.
2. Anonim. Ammonium Chloride. Drugbank; 2020.
3. Anonim. Ammonium Chloride. Drugs; 2020.
4. Jill Seladi-Schulman, Ph.D. reviewed by Suzanne Falck, M.D., FACP. Hypochloremia: What Is It and How Is It Treated? Healthline; 2018.
5. Christie P.Thomas, MBBS, FRCP, FASN, FAHA. Editor: Vecihi Batuman, MD, FASN. Metabolic Alkalosis. MedScape; 2018.
6. William C. Shield Jr., MD, FAC, FACR. Medical Definition of Expectorant. MedicineNet; 2020.