Penyakit & Kelainan

Anak Sering Teriak Dan Marah: Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Tantrum merupakan bentuk ekspresi seorang anak terhadap frustrasi atau rasa marah yang dialaminya karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Tantrum dapat disebabkan karena anak kesulitan menyelesaikan

Anak sering teriak dan marah merupakan bentuk perilaku dari tantrum. Ketika seorang anak kehilangan kendali, hal ini dapat menimbulkan ledakan kemarahan, frustasi, dan perilaku yang tidak teratur.

Tantrum merupakan hal yang umum terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Hal ini disebabkan karena perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak-anak yang baru [1].

Jadi tantrum merupakan cara anak-anak dalam mengekspresikan dan mengelola perasaan, serta mencoba memahami sesuatu yang sedang terjadi di sekitar mereka [2].

Gejala Anak Sering Teriak dan Marah

Anak-anak tidak dapat menahan emosi dan cenderung merespon amarah dan frustasi dengan mengamuk. Fakta Pusat Studi Anak Kedokteran Yale menyebutkan bahwa rata-rata anak yang berada di usia 3 tahun ke bawah mengalami hingga 9 amukan setiap minggunya [3].

Pada umumnya, anak-anak akan mengatasi ledakan amarah seiring dengan kemajuan keterampilan perkembangan mereka. Beberapa tanda perilaku tantrum pada anak-anak meliputi [1,3,4]:

  • Menangis
  • Berteriak
  • Memukul-mukul
  • Menendang
  • Badan kaku
  • Menarik atau mendorong
  • Punggung melengkung

Penyebab Anak Sering Teriak dan Marah

Anak-anak menjadi marah dan teriak ketika mereka tidak dapat mengkomunikasikan keinginannya atau juga bisa jadi karena mereka belum dapat mempelajari cara yang tepat untuk mengekspresikan dan mengelola sebuah perasaan.

Beberapa hal umum yang menjadi pemicu tantrum dan mengakibatkan amukan pada seorang anak meliputi [4,5]:

  • Temperamen, ini mempengaruhi seberapa cepat dan kuat reaksi anak-anak terhadap hal-hal seperti peristiwa yang menyebabkan frustrasi. Anak-anak yang cepat marah mungkin lebih cenderung mudah mengamuk.
  • Sedang stress, lapar, kelelahan, dan stimulasi berlebihan. Hal ini dapat menyulitkan anak-anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan dan perilaku.
  • Tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan atau emosi.
  • Situasi yang tidak dapat di kendalikan oleh anak-anak misalnya, mereka mungkin kesulitan mengatasi jika anak yang lebih besar mengambil mainan.
  • Tidak diberi sesuatu yang mereka inginkan.
  • Emosi yang kuat seperti kekhawatiran, ketakutan, rasa malu dan amarah bisa menjadi beban bagi anak-anak.
  • Bermain dengan mainan atau melakukan aktivitas yang sulit dipahami.
  • Berubah menjadi rutinitas harian yang biasa dan diharapkan.
  • Berinteraksi dengan saudara kandung atau anak lain.

Beberapa faktor yang juga bisa membuat anak-anak menjadi lebih rentan terhadap amarah dan frustasi yaitu [4]:

Kapan Harus Ke Dokter?

Amarah yang terjadi pada anak-anak diharapkan dan mungkin tidak menjadi perhatian khusus jika terjadi dalam waktu singkat dan bahkan terjadi setiap hari.

Orang tua harus mempertimbangkan untuk berbicara dengan dokter anak jika amukan pada anak-anak sering dilakukan, berlangsung lama, atau terjadi secara tiba-tiba.

Orang tua mungkin juga perlu berkonsultasi dengan dokter anak jika amukan yang dilakukan anak-anak mereka terlalu agresif, bersifat fisik, atau bahkan membahayakan orang lain termasuk anak mereka sendiri [4].

Dokter mungkin akan memberi saran pada orang tua agar mencari tahu penyebab yang mendasari  ledakan amarah atau amukan yang terjadi pada anak. Dokter mungkin juga akan mendiskusikan berbagai taktik yang bisa digunakan oleh orang tua untuk menenangkan anak-anak mereka ketika marah.

Di dalam beberapa kasus, dokter anak mungkin akan merujuk orang tua kepada spesialis perkembangan anak atau ahli kesehatan mental untuk mengatasi amarah pada anak jika tantrumnya lebih sering atau parah dari biasanya.

Perlu diingat bahwa mencari bantuan profesional lebih awal dapat membantu anak-anak dalam mengelola amarah dengan lebih baik seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat membantu anak ketika berada di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan lain dalam jangka yang panjang [4].

Pengobatan Anak Sering Teriak dan Marah

Anak yang sering teriak dan marah yang berlebihan bisa menyebabkan orang tua menjadi kelelahan dan stress. Tetapi tantrum pada anak tidak bisa dibiarkan begitu saja karena bisa menjadi kebiasaan buruk bagi mereka dan berpengaruh pada perkembangannya nanti.

Meski banyak anak yang dapat menenangkan diri mereka sendiri dan mengendalikan amarah mereka dalam beberapa menit apabila mereka di beri tempat atau sesuatu yang mereka inginkan, namun beberapa anak lain mungkin mengalami kesulitan untuk menghentikan amukan mereka [1].

Kebanyakan kasus, mengatasi sumber amukan hanya akan memperpanjangnya. Oleh sebab itu, lebih baik untuk mengalihkan dan mengarahkan perhatian anak dengan melakukan kegiatan alternatif sebagai fokus. Anak-anak mungkin  mendapat manfaat dari pengalihan secara fisik dari situasi tersebut.

Berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan sebagai orang tua untuk mengatasi tantrum pada anak-anak [3,4]:

  • Tetap tenang atau berpura-pura tenang. Kemarahan orang tua hanya akan membuat situasi menjadi lebih sulit bagi anak-anak dan mereka sendiri. Saat berbicara, lebih baik orang tua menjaga agar suaranya tetap tenang dan datar.
  • Jangan memukul anak. Ketika anak sedang marah dan orang tua memukul atau mencubit mereka, hal itu akan membuat anak-anak menirunya untuk menyampaikan keinginannya.
  • Cari tahu yang menjadi penyebab kemarahan anak. Tantrum disebabkan oleh berbagai hal. Seperti ketika anak sedang lapar, mengantuk atau menginginkan sesuatu tetapi belum bisa berbicara, mereka akan cenderung marah. Apabila penyebabnya diketahui, orang tua akan lebih mudah mengatasinya.
  • Alihkan perhatian anak-anak. Mengalihkan perhatian anak-anak merupakan hal yang bisa dilakukan orang tua saat anak mereka marah dan teriak. Anak-anak mudah sekali melupakan sesuatu dan selalu tertarik pada hal-hal yang baru, oleh karena itu memberikan sesuatu seperti mainan atau makanan kesukaannya bisa jadi alternatif.
  • Menggendong anak sampai mereka tenang.

Penting bagi orang tua untuk menahan keinginan mendisiplinkan anak-anak yang sedang dalam amarah. Karena hal ini dapat menyebabkan anak-anak meningkatkan perilaku agresif dan dapat membuat mereka lebih frustrasi.

Membiarkan anak-anak mengekspresikan perasaannya akan membantunya memahami emosi dengan lebih baik dan mengaturnya dengan lebih tepat seiring bertambahnya usia [3].

Pencegahan Anak Sering Marah dan Teriak

Tantrum adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan anak di masa kanak-kanak, dan tidak mungkin untuk mencegah semua tantrum . 

Namun berikut ini adalah beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah ledakan amarah pada anak-anak [2,4]:

  • Batasi aktivitas anak-anak agar mereka tidak kelelahan.
  • Bantu anak-anak dalam mengekspresikan emosi dengan kata-kata atau dengan keterampilan mengatasi, seperti mengangguk atau menggeleng.
  • Bimbing anak-anak untuk memecahkan masalah saat mereka menemui suatu hambatan.
  • Berikan motivasi dan dukungan positif saat anak-anak menunjukkan perilaku yang baik.
  • Jangan menempatkan anak-anak di lingkungan yang tidak nyaman atau memberi mereka mainan yang terlalu rumit untuk usianya.
  • Kendalikan emosi sebagai orang tua dan hindari amarah yang berlebihan.

1. Stephen Brian Sulkes MD. Temper tantrums. MSD Manual; 2020.
2. Lauren M O'Donnell PsyD. Taming Tempers. KidsHealth; 2018.
3. Natalie Siver & Karen Gill MD. Why Is My Toddler Angry and What Can I Do to Help Them?. Healthline Parenthood; 2019.
4. Rising Children Network Member. Tantrums: Why They and How to Respon. Rising Children Network Australia; 2017.
5. Amita Shroff MD. How to Handle a Temper Tantrum. WebMD; 2020.

Share