Crab mentality mungkin tidak terdengar asing; istilah ini merujuk pada sikap seseorang yang dianalogikan dengan sifat kepiting [1,2].
Hampir setiap manusia memiliki sifat iri hati dan egois yang kemudian ditunjukkan melalui tindakan atau perilakunya terhadap orang lain, khususnya orang-orang yang memiliki pencapaian lebih besar dan banyak [2,3].
Crab mentality memiliki kaitan dengan sifat manusia tersebut yang sekalipun tampak merupakan sifat alami, mentalitas seperti ini dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain [1,2,3,4].
Daftar isi
Bila pernah melihat bagaimana kepiting-kepiting dikumpulkan di dalam ember dan dalam kondisi penuh sesak, kepiting yang ada di atas dan berhasil naik hendak keluar dari ember akan dicapit oleh kepiting yang di bawah [1,2,5].
Capitan kepiting lain tersebut bertujuan menarik kembali kepiting yang sudah ada di atas supaya tidak bisa keluar dan tetap berada di dalam ember [1,2,5].
Meskipun hal tersebut juga dapat dideskripsikan sebagai perilaku alami melindungi diri dalam kondisi terancam, tetap tindakan kepiting menarik temannya kembali ke dalam ember adalah tindakan untuk tidak membiarkan temannya menyelamatkan diri [1,2,3,4,5].
Mentalitas kepiting atau crab mentality adalah seperti analogi tersebut, di mana seseorang bisa melakukan hal apapun (bahkan cenderung merugikan orang lain) hanya untuk menghalangi keberhasilan orang tersebut [1,2,3,4,5].
Di dunia ini penuh dengan persaingan tidak sehat, dan ketika seseorang menghalangi orang lain untuk “naik” atau “maju” menuju kesuksesan, maka orang tersebut memiliki crab mentality [1,2,3,4,5].
Manusia adalah makhluk sosial sehingga tidak dapat dipisahkan dari manusia-manusia lainnya [6].
Dengan hidup berkelompok, seseorang akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan targetnya [6].
Namun dengan berkelompok, seringkali jiwa kompetitif akan timbul dan bisa berkembang menjadi sikap kompetitif yang tidak sehat [1,3,4,5,6].
Berjiwa kompetitif sebenarnya merupakan hal positif karena seseorang akan terpacu untuk berkembang dan maju.
Namun masalahnya, jiwa kompetitif berlebih mampu memicu munculnya crab mentality, terutama saat seseorang memiliki rasa minder, ketidakpercayaan diri, keputusasaan, iri hati, dan depresi [1,2,3,4,5].
Bila sifat kompetitif secara positif membuat seseorang bisa berpikir “jika orang lain bisa, maka aku harus dan pasti bisa”, namun sifat kompetitif yang negatif akan membuat seseorang berambisi seperti “jika aku tidak bisa meraih apa yang aku inginkan, orang lain juga tidak akan bisa dan tidak boleh mencapainya” [1,2,3,4,5].
Jiwa kompetitif yang berlebihan dan negatif adalah pola pikir yang tidak sehat sehingga dinamakan dengan crab mentality [1,2,3,4,5].
Seseorang dengan crab mentality cenderung memiliki rasa percaya diri yang sangat rendah dengan rasa putus asa yang besar [1,2,3,4,5].
Alih-alih berusaha lebih kuat dan bekerja lebih keras dalam mencapai tujuan, pribadi dengan crab mentality akan “mengajak” atau “menarik” orang lain untuk ada di level yang sama dengannya [1,2,3,4,5].
Ia tidak akan membiarkan dirinya tertinggal sehingga akan “menahan” orang lain agar tidak bisa naik atau maju [1,2,3,4,5].
Berbagai cara dapat dilakukan oleh seseorang dengan crab mentality dalam menjatuhkan orang lain agar tidak bisa meraih keberhasilan, seperti menakut-nakuti, mengolok-olok, atau memberi komentar negatif terhadap usaha yang dikerjakan [1,2,3,4,5].
Dengan ejekan dan komentar negatif, orang lain yang tengah berusaha mengerjakan usahanya bisa saja berhenti melakukan sehingga akan terjadi stagnansi atau penurunan performa [1,2,3,4,5].
Akibatnya, orang tersebut berhasil “ditahan” atau bahkan “dijatuhkan” oleh orang-orang bermentalitas kepiting [1,2,3,4,5].
Tidak hanya dalam dunia pekerjaan, crab mentality juga dimiliki sebagian orang di dunia sekolah dan kuliah.
Fenomena crab mentality kerap dianggap wajar dan bahkan seringkali tidak disadari sebagai suatu tindakan negatif [1,2,3,4,5].
Rasa malu, kecemburuan, rasa insecure, dendam dan ketidakpercayaan diri kerap menjadi motif dari crab mentality seseorang [1,2,3,4,5].
Untuk mengetahui apakah diri kita memiliki mentalitas kepiting atau bahkan dikelilingi oleh orang-orang seperti itu, berikut ciri-ciri perilaku crab mentality yang perlu dipahami [1,2,3,4,5] :
Ketika diri sendiri sadar bahwa telah terjebak di dalam crab mentality, beberapa cara ini dapat dilakukan sebagai solusi [1] :
Crab mentality dapat terjadi pada siapa saja, jika menyadari bahwa diri sendiri memiliki mentalitas ini atau merasa bahwa diri sendiri tengah dikelilingi orang-orang demikian, segera konsultasikan dengan psikolog.
1. Itamar Shatz, PhD. Crab Mentality: When People Pull Down Those Who Get Ahead. Effectiviology; 2023.
2. Dinar Pamugari. Get To Know: Crab Mentality. CXO Media; 2022.
3. Dian Afrillia. Crab Mentality, A Condition When Someone Likes To Block The Success Of Others. VOI; 2021.
4. Atty. Amabelle C. Asuncion. (King) crab mentality. Philippine Competition Commission; 2018.
5. Gizem Zevde Aydin & Gülpembe Oguzhan. The "Crabs in A Bucket" Mentally in Healthcare Personnel: A Phenomenological Study. Hitit Üniversitesi Sosyal Bilimler Enstitüsü Dergisi; 2019.
6. Simon N. Young. The neurobiology of human social behaviour: an important but neglected topic. Journal of Psychiatry & Neuroscience; 2008.