Emotional baggage mungkin terdengar tidak asing, terutama di kalangan anak muda yang kerap menggunakan istilah ini [1,2].
Emotional baggage sendiri sama dengan beban emosi, yakni sesuatu yang tidak buruk, namun jika manusia membiarkannya menumpuk, hal ini dapat meningkatkan risiko stres berat hingga depresi dan masalah kesehatan mental lainnya [1,2].
Setiap manusia pasti memiliki emotional baggage atau beban emosi yang sebenarnya tidak tergolong baik maupun buruk karena selama terkontrol dengan baik maka dampaknya bagi kelangsungan hidup juga akan baik, begitu pula sebaliknya [1,2].
Emotional baggage adalah bagian dari emosi atau trauma yang belum selesai atau hilang dalam diri seseorang [1,2,3].
Walau mengalami hal kurang mengenakkan dan cenderung menyakitkan di masa lampau, seseorang kemungkinan besar masih “terjebak” dengan pikiran dan beban emosi negatif hingga saat ini dalam waktu yang lama [1,2].
Sayangnya, masih sedikit orang yang mampu menyadari tentang emotional baggage dalam dirinya; oleh sebab itu, kenali lebih jauh mengenai apa itu emotional baggage terkait sebab, jenis, hingga cara penanganannya [1,2].
Daftar isi
Beban emosi dapat berupa banyak hal, seperti kesedihan mendalam, dendam yang berlarut-larut, dan sakit hati yang tak kunjung beres [1].
Peristiwa tak menyenangkan dan trauma masa lalu biasanya menjadi alasan mengapa seseorang memiliki emotional baggage, disadari maupun tidak [1].
Beberapa faktor yang kerap menjadi penyebab emotional baggage yang sulit hilang dalam diri manusia adalah [1,3,4] :
Selain penyebab, penting untuk juga mengenali tipe-tipe emotional baggage yang dapat dimiliki manusia.
Agar dapat mengatasi atau setidaknya mengontrol emotional baggage, berikut ini adalah jenis-jenis emotional baggage yang perlu dipahami.
1. Penyesalan
Emotional baggage pertama adalah penyesalan, sebab banyak orang mudah terperangkap di dalam perasaan ini [2].
Hidup selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit, dan wajar untuk manusia dapat memilih pilihan yang keliru [2].
Walau pilihan yang kurang tepat tersebut dapat membawa manusia belajar untuk lebih baik, tidak sedikit yang menyesalinya [2].
Setiap pilihan selalu memiliki sisi positif dan negatif, maka seseorang dengan penyesalan panjang sebaiknya dapat belajar bagaimana cara berdamai agar beban emosi dapat terangkat [2].
2. Perasaan Bersalah
Selain penyesalan, rasa bersalah adalah tipe emotional baggage lainnya yang juga umum terjadi [2].
Banyak manusia memiliki dan selalu membawa perasaan ini ketika terjadi suatu hal di masa lalu yang berdampak negatif atau merugikan orang lain [2].
Rasa bersalah rata-rata akan terus dipendam di mana sadar atau tidak sadar, berkepanjangannya perasaan seperti ini bisa memicu gangguan kesehatan mental [2].
Jika telah menyadari atau menemukan akar masalah penyebab rasa bersalah terpendam lama dalam diri, selesaikan segera melalui berdamai dengan diri sendiri maupun orang lain [2].
3. Kemarahan
Manusia tidak luput dari perasaan marah yang terkadang tidak hanya bertahan selama beberapa jam atau beberapa hari [2].
Penyebab kemarahan itu sendiri bermacam-macam, mulai dari masalah yang ringan hingga masalah yang rumit [2].
Namun, tidak semua orang dapat melupakan kemarahannya begitu cepat; alih-alih mereka memendamnya dan hal ini disebut sebagai emotional baggage [2].
Jenis beban emosi ini bila terus terpendam lama akan mengakibatkan banyak hal buruk bagi kondisi tubuh diri sendiri, seperti gangguan makan, depresi, hingga risiko penyakit jantung [2,5].
4. Ketakutan
Emotional baggage jenis lainnya adalah rasa takut berkepanjangan sehingga manusia dengan perasaan seperti ini cenderung tidak mampu menikmati hidup [2].
Trauma di masa lalu menjadikan seseorang berpotensi hidup dalam rasa takut dalam waktu yang lama [2].
Namun kini, terdapat banyak cara untuk seseorang bisa menghadapi ketakutan tersebut demi menghilangkannya [2].
5. Efek Perundungan
Dirundung atau dibully adalah suatu pengalaman yang banyak orang alami pada masa kecilnya, bahkan di lingkungan kerja saat sudah dewasa sekalipun [6,7].
Tidak jarang orang-orang yang merupakan korban perundungan kemudian beranjak dewasa memendam beban emosi yang kemudian berkembang menjadi depresi [6,7].
Hal ini menjadi alasan mengapa korban perundungan sebaiknya menemui psikiater atau psikolog untuk memperoleh terapi kesembuhan mental [6,7].
Seseorang dengan emotional baggage memiliki tanda-tanda sebagai berikut [1] :
Disadari atau tidak, emotional baggage yang terakumulasi dan dipendam dalam waktu terlalu lama dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan mental serta fisik.
Untuk menangani atau setidaknya mengontrol emotional baggage, cara-cara ini dapat diperhatikan [1,8,9].
Dengan mengenali penyebab, tipe dan tanda emotional baggage, penanganan dan pengendaliannya akan lebih mudah.
1. Sanjana Gupta & Rachel Goldman, PhD, FTOS. What Does the Term 'Emotional Baggage' Mean?. Verywell Mind; 2023.
2. AnnaMarie Houlis. 5 Sneaky Types of Emotional Baggage and How to Let It Go. Fairygodboss; 2022.
3. Michael D. De Bellis, MD, MPH & Abigail Zisk A.B. “The Biological Effects of Childhood Trauma”. Child and Adolescent Psychiatric Clinics; 2015.
4. Carolien Christ, Marleen M de Waal, Jack J M Dekker, Iris van Kuijk, Digna J F van Schaik, Martijn J Kikkert, Anna E Goudriaan, Aartjan T F Beekman, & Terri L Messman-Moore. Linking childhood emotional abuse and depressive symptoms: The role of emotion dysregulation and interpersonal problems. PLoS One; 2019.
5. Stacey Wojcik MBA BSN RN & Steven Kang MD. Emotions and Heart Health. University of Rochester Medical Center Rochester, NY; 2023.
6. Leah Katz Ph.D. & Ekua Hagan. Adult Bullying Is a Thing, Too. Psychology Today; 2021.
7. Houston Behavioral Healthcare Hospital. Bullying and Depression: The Long-term Effects on Kids and Teens. Houston Behavioral Healthcare Hospital; 2017.
8. Jim Taylor Ph.D. & Lybi Ma. 5 Steps to Unpacking Your Emotional Baggage. Psychology Today; 2022.
9. Jennifer Litner, PhD, LMFT, CST & Julianne Ishler. How to Release ‘Emotional Baggage’ and the Tension That Goes with It. Healthline; 2023.