Penyakit & Kelainan

Aphantasia: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Aphantasia merupakan ketidakmampuan untuk membayangkan suatu benda atau kejadian dengan pikiran. Kondisi ini merupakan kejadian yang langka, dan terdapat dua tipe dari aphantasia: aphantasia yang didapat,

Apa Itu Aphantasia ?

Aphantasia merupakan suatu kondisi yang masih belum benar benar dipahami, di mana seseorang mengalami kemampuan pencitraan sensorik (citra objek) yang kurang [1, 2].

Seseorang dengan Aphantasia diketahui akan cenderung tidak mampu membuat gambaran mental atau membayangkan sesuatu di kepalanya [3].

Dengan kata lain, Aphantasia ini membuat orang tidak mampu membayangkan suatu adegan, orang atau objek yang bahkan sangat familiar atau sangat mudah dilakukan orang lain pada umumnya [3].

Contohnya, seseorang tidak dapat membayangkan atau menggambarkan meja makan atau bahkan wajah kenalannya di kepalanya [3].

Gejala Aphantasia

Gejala Aphantasia ini tidak seperti gejala penyakit lain yang bisa terlihat oleh orang lainnya. Namun, gejala Aphantasia baru akan terlihat oleh orang lain jika terjadi interaksi seperti menyuruh seseorang itu membayangkan sesuatu di kepalanya [3].

Seseorang yang menderita Aphantasia akan sangat kesulitan atau bahkan tidak akan dapat membuat gambaran atau membayangkan sesuatu di kepalanya [3].

Adapun sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang menderita Aphantasia bawaan akan mengalami gejala [3]:

  • Kekurangan substansial dalam kemampuan untuk secara sukarela membuat gambar visual
  • Memiliki ketidakmampuan lengkap untuk secara sukarela membuat gambar visual
  • Masih bisa bermimpi secara visual
  • Memiliki penurunan citra yang melibatkan indra lain, seperti suara atau sentuhan
  • Memiliki kenangan yang kurang jelas
  • Kurangnya kemampuan untuk membayangkan skenario masa depan
  • Memiliki masalah dengan pengenalan wajah

Namun, penelitian juga menemukan bahwa seseorang dengan Aphantasia mungkin dapat mengembangkan kelebihan dalam kemampuan verbal, matematika, atau logika [3].

Penyebab Aphantasia

Penyebab Aphantasia ini masih belum benar benar diketahui secara pasti, anak ada beberapa teori yang mulai diteliti untuk lebih mendekati.

Pertama, ada teori yang menemukan bahwa Aphantasia ini dapat terjadi sebagai Aphantasia bawaan di mana sejak lahir telah dimiliki oleh seseorang [3].

Namun, ada juga teori yang menunjukkan bahwa cedera otak atau kondisi psikologis dapat menyebabkan Aphantasia berkembang [3].

Perlu diketahui juga bahwa, kemampuan untuk menciptakan citra mental melibatkan banyak area di otak sehingga sangat kompleks [3].

Aphantasia ini berdasarkan beberapa penelitian dapat terjadi akibat kurang aktifnya beberapa area otak yang berhubungan dengan citra visual  [3].

Ada juga teori yang mengatakan bahwa, sebenarnya penderita Aphantasia ini mampu memproses pencitraan mental namun tidak dapat mengakses hasil gambarannya dalam pikiran sadar [3].

Adapun sebuah penelitian telah berhasil menunjukkan bahwa Aphantasia dapat terjadi setelah stroke mempengaruhi area yang di suplai oleh arteri serebral posterior [3].

Selain itu, kondisi psikologis seperti depresi, kecemasan dan gangguan disosiatif dapat juga menjadi penyebab seseorang mengambangkan Aphantasia [3].

Berdasarkan teori teori dan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa Aphantasia dapat disebabkan oleh [3]:

  • Kondisi bawaan (Aphantasia bawaan)
  • Cedera otak atau penyakit lain yang mempengaruhi area tertentu di otak
  • Kondisi psikologis (depresi, kecemasan atau gangguan disosiatif)

Hidup Dengan Aphantasia

Penderita Aphantasia yang tidak mampu membayangkan atau membuat gambaran di kepalanya umumnya juga akan mengalami kesulitan dalam mengingat objek dalam gambar [4].

Hal ini terlihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa penderita Aphantasia menggambar lebih sedikit barang yang diingatnya dibandingkan dengan control (orang tanpa Aphantasia) [4].

Untuk menyiasati kekurangan ini, penderita Aphantasia umumnya akan lebih banyak menggunakan simbol atau teks dalam mengingat sesuatu [4].

Selain itu, penderita Aphantasia juga seringkali mengandalkan strategi verbal yaitu seperti memberikan label pada furniture atau barang barang lainnya [4].

Dengan pemberian label ini, akan sangat membantu penderita Aphantasia untuk mengingat barang barang tertentu, meskipun tidak dapat menggambarnya secara detail [4].

Pengobatan Aphantasia

Aphantasia ini merupakan salah satu kondisi yang masih belum ditemukan obat yang tepat untuk penyembuhannya. Penelitian pun masih terus dilakukan untuk dapat mendekati banyak hal terkait Aphantasia ini, termasuk pengobatannya [3].

Aphantasia sendiri hingga kini masih masuk dalam kondisi yang belum tentu perlu untuk disembuhkan, dan bahkan ada yang menilainya sebagai variasi yang menarik dalam pengalaman hidup manusia [3].

Mengingat, banyak penderita Aphantasia yang mungkin tidak menyadari kondisinya yang berbeda dari orang pada umumnya dan terus menjalani hidup dengan normal [3].

Namun, ada sebuah kasus di mana seseorang penderita Aphantasia bawaan yang tidak dapat membayangkan wajah istri dan anaknya menjalani terapi penglihatan [3].

Hasilnya, setelah melakukan terapi penglihatan selama satu jam per minggu selama 18 sesi, penderita Aphantasia tersebut akhirnya dapat memvisualisasikan sesuatu sebelum tidur. Namun, tidak selalu dapat dilakukan sehari hari [3].

Adapun terapi penglihatan yang dilakukan oleh penderita Aphantasia tersebut meliputi [3]:

  • Permainan kartu untuk melatih memori
  • Pola blok aktivitas memori
  • Kegiatan yang membutuhkan deskripsi objek dan pemandangan luar ruangan
  • Teknik afterimage
  • Aktivitas komputer yang membutuhkan pengenalan gambar

Terapi penglihatan dengan teknik teknik tersebut umumnya dilakukan untuk dapat meningkatkan citra visual [5].

Dalam hal ini, permainan kartu memori, aktivitas memori blok parket, dan deskripsi mengingat ruangan atau pemandangan luar ruangan merupakan bagian dari prosedur ruang kosong [5].

Sedangkan prosedur penggunaan komputer umumnya akan dilakukan dengan  software VIPS, VT 101, PTSII, Track and Read, dan Sanet Vision Integrator, dengan penekanan pada aktivitas tachistoscopic [5].

penggunaan afterimages untuk mendorong visualisasi, seperti yang telah dijelaskan di blog afantasia.

Dalam setiap pelaksanaan prosedur terpai penglihatan ini, pasien akan didorong untuk [5]:

  • Menghitung atau Berbicara

Pasien yang melakukan terapi penglihatan akan didorong untuk menghitung atau berbicara dengan terapis.

Hal ini dilakukan untuk menghindari subvokalisasi mental dalam kehidupan dewasanya.

  • Melaporkan

Pasien juga akan diminta untuk melaporkan perkembangannya, termasuk jika telah berhasil memvisualisasikan lebih banyak sebelum dia tertidur.

Pencegahan Aphantasia

Pencegahan Aphantasia sendiri merupakan hal yang masih belum diketahui, mengingat sedikit sekali informasi terkait dengan kondisi Aphantasia itu sendiri.

Namun, jika dilihat dari teori teori dan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa Aphantasia dapat disebabkan oleh cedera otak dan kondisi psikologis maka mencegah penyebabnya mungkin dapat menjadi cara mengurangi risiko Aphantasia [3].

Untuk mengurangi cedera otak, selalu mengikuti prosedur keselamatan adalah hal yang penting untuk dilakukan.

Dan kondisi psikologis, mungkin memastikan diri meluangkan waktu melakukan hal yang disukai setiap hari dan menghindari konsumsi kafein dapat mencegah depresi dan kecemasan.

1. Keogh Rebecca & Pearson Joel.The blind mind: No sensory visual imagery in aphantasia. Cortex; 2017.
2. Zeman Adam, Milton Fraser, Della Sala Sergio, Dewar Michaela, Frayling Timothy, Gaddum James, Hattersley Andrew, Heuerman-Williamson Brittany, Jones Kealan, MacKisack Matthew & Winlove Crawford. Phantasiaâ The psychological significance of lifelong visual imagery vividness extremes. Cortex; 2020.
3. Daniel Yetman & Lauren Castiello, MS, AGNP-C. Is There a Cure for Aphantasia?. Healthline; 2021.
4. Kimberly Drake & Hilary Guite, FFPH, MRCGP. Aphantasia: The inability to visualize images. Medical News Today; 2021.
5. Andrea Shank, OD & Paula McDowell, OD, FAAO. Treatment of Aphantasia: Can we Reopen the “Mind’s Eye?”. American Academy of Optometry; 2021.

Share