Penyakit & Kelainan

Bahaya Tato bagi Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Tato merupakan hal yang populer dan orang bisa melakukannya karena berbagai macam alasan. Tindakan ini merupakan tindakan yang cukup invasif karena memasukkan pigmen ke dalam kulit. Untuk menjaga keamanan,

Tato adalah gambar atau tanda permanen yang dibuat di atas kulit dengan menggunakan tinta yang dimasukkan ke dalam jarum. Jarum ditorehkan ke bagian atas lapisan kulit. Proses ini dilakukan tanpa memberi anastesi. [1]

Tato semakin lama semakin populer. Berdasarkan beberapa survei yang telah dilakukan, sebanyak 30-44% orang Amerika memiliki tato. Tato dapat dianggap sebagai ekspresi diri namun juga dapat menimbulkan kerusakan pada kulit. [2]

Ketika tinta disuntikkan ke dalam kulit, Anda beresiko terkena infeksi. Walaupun resikonya kecil namun infeksi tersebut termasuk hepatitis, infeksi staphyloccoccus, dan kutil. Selama proses tato, Anda bisa saja mengalami pendarahan yang memudahkan penularan penyakit yang disebarkan melalui darah. [3]

1. Alergi

Anda mungkin saja mengalami reaksi alergi ketika telah ditato. Penelitian mengemukakan bahwa pigmen merah tertentu lebih besar kemungkinannya menyebabkan reaksi alergi. [4] Selain warna merah, pigmen seperti hijau, kuning dan biru juga mampu menimbulkan reaksi alergi. [1]

Reaksi alergi yang dimaksud adalah timbulnya rasa gatal pada bagian tubuh yang ditato. Reaksi alergi ini dapat terus-menerus muncul bahkan setelah bertahun-tahun tubuh Anda ditato. [1] Selain gatal, reaksi alergi yang timbul juga termasuk ruam yang muncul di tempat tato berada. Kadang-kadang reaksi alergi timbul tidak segera melainkan bertahun-tahun setelah tato dibuat di atas tubuh. [2]

Walaupun reaksi alergi akibat tato tidaklah umum, namun dapat berujung pada peradangan dan pembentukan bekas luka. Tanyakan pada artis pembuat tato tentang komposisi tinta. Jika mengandung nikel atau merkuri – penyebab alergi paling mungkin – hindari tinta jenis ini. [3]

Komposisi pada tinta tato dapat beraneka ragam bergantung pada warnanya. Akan tetapi, pewarna sering kali mengandung logam dan senyawa organik lainnya yang dilarutkan dalam cairan misalnya air murni. [3]

2. Keloid

Keloid adalah suatu bekas luka yang mengalami pembesaran dan mirip seperti benjolan pada kulit. Keloid mengandung jaringan bekas luka tambahan dan dapat terjadi akibat trauma pada kulit. Ketika jarum tato menembus permukaan kulit, hal ini dapat menyebabkan cedera kecil, yang memungkinkan keloid untuk berkembang. [4]

Keloid disebabkan oleh tanggapan reaksi penyembuhan yang berlebih. Reaksi ini membuat jaringan bekas luka (fibrosa) melewati batas luka asli setelah berbulan-bulan sejak kulit mengalami trauma. Keloid lebih sering terjadi pada pigmen tato berwarna gelap. Kadang-kadang keloid akan terasa gatal, nyeri, lunak. [5]

Pada proses pembuatan tato, artis pembuat tato menorehkan jarum ke kulit berulang kali agar tinta bertahan di dalam kulit. Hal ini menciptakan banyak cedera kecil pada kulit. Keloid jelas terlihat. Sebab biasanya keloid berwarna cokelat kemerahan dan bentuknya lebih lebar dan lebih panjang dari daerah cedera asli. [6]

3. Infeksi Kulit

Infeksi pada kulit kemungkinan dapat terjadi setelah Anda mendapatkan tato. [1] Infeksi kulit yang terjadi dapat berupa infeksi bakteri staphyloccoccus dan tuberculosis cutaneous (tuberkulosis yang menyerang kulit dengan penyebab bakteri yang sama dengan menyerang paru-paru). [2]

Infeksi dapat terjadi jika bakteri atau virus memasuki kulit yang terluka setelah sesi pembuatan tato selesai. Infeksi yang terjadi dapat segera atau beberapa hari setelahnya. Bisa juga beberapa minggu setelah ditato selagi kulit melakukan proses penyembuhan diri. [4]

Beberapa gejala infeksi yang timbul setelah ditato yakni: [4]

  • Bergantung pada warna kulit, area kulit yang mengalami infeksi dapat berwarna merah, cokelat tua atau ungu
  • Benjol atau permukaan kulit naik
  • Bengkak
  • Nyeri
  • Ruam
  • Gatal

Adapun pada kasus parah, gejalnya dapat berupa demam, tukak terbuka pada kulit, atau adanya nanah pada bagian kulit yang ditato atau di sekitar tato berada. [4]

4. Granuloma

Kadang-kadang area peradangan yang disebut sebagai granuloma dapat terbentuk di sekitar tato. [1] Granuloma diperkirakan merupakan reaksi hipersensitif tubuh yang didapatkan. Pemicunya adalah ion logam dalam pigmen tato. Granuloma dapat terjadi pada lapisan dermal dalam pada kulit. Reaksi mungkin muncul beberapa bulan atau tahun setelah Anda ditato. [5]

Reaksi granuloma terhadap tinta tato paling umum dikaitkan dengan merkuri sulfida. Bahan ini terkandung di dalam pigmen tato yang berwarna merah. Pemberian obat-obatan seperti allopurinol dapat meredakan granuloma namun setelah 2 bulan obat dihentikan, granuloma kembali kambuh. [7]

5. Penyakit Yang Ditularkan Melalui Darah

Jika peralatan yang digunakan untuk menciptakan tato Anda terkontaminasi dengan darah yang telah terinfeksi, Anda bisa saja tertular penyakit yang disebarkan melalui darah. Beberapa penyakit ini misalnya Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin, hepatitis B, dan hepatitis C. [1] Selain itu, HIV juga dapat menular kepada Anda setelah Anda mendapatkan tato. [4]

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Iran menunjukkan presentasi pada 63 pasien yang bertato. Sebanyak 6,3% terinfeksi hepatitis B, 11% terinfeksi hepatitis C dan sebanyak 7,9% positif HIV. Jumlah ini lebih tinggi bila dibandingkan prevalensi pada populasi umum tidak bertato di negara Iran. [8]

Penularan penyakit ini dapat terjadi pada orang yang melakukan pembuatan tato dengan menggunakan jarum yang dipakai bersama. Akan tetapi, jika jarumnya hanya digunakan untuk satu orang tidak akan menimbulkan masalah. [8]

6. Komplikasi MRI

Tato dan riasan permanen lain mungkin dapat menyebabkan kulit terbakar atau pembengkakan pada daerah yang terdapat tato atau riasan tersebut selama menjalan pemeriksaan dengan magnetic resonance imaging (MRI). Pada beberapa kasus pigmen tato dapat mengganggu kualitas citra yang dihasilkan. [1]

Tinta tato dapat mengandung pigmen yang bersifat magnetik dan dapat berinteraksi dengan medan magnetik kuat dari MRI. Tato mungkin juga menyerap energi yang umumnya dapat menyebar, meningkatkan resiko kulit terbakar. Akan tetapi, jika ukuran tato kurang dari 20 cm dan luasnya tidak lebih dari 5% luas tubuh total maka efek samping kulit terbakar tidak akan terjadi. [9]

7. Nyeri

Nyeri selalu menjadi pertimbangan dalam proses pembuatan tato. Rasa sakit atau nyeri bergantung pada bagian tubuh yang ditato. Anda bisa merasakan seperti ditusuk jarum atau seperti dicakar dengan kuku. [3]

8. Pembengkakan

Pembengkakan pada daerah di sekitar tato merupakan hal yang umum dirasakan. Pada proses pembuatan tato, kulit mengalami trauma ketika jarum ditusukkan ke kulit. Hal ini berujung pada pembengkakan. [4]

9. Reaksi Pseudolymphomatous

Reaksi ini merupakan tanggapan peradangan. Reaksi ini bisa saja merupakan hipersensitif tertunda terhadap pigmen tato. Gejalanya dapat berupa nodul atau plak berwarna seperti daging atau merah-ungu dengan semburat kecokelatan (warna plum). [5]

1. Anonim. Tattoos: Understand risks and precautions. Mayoclinic; 2020.
2. Valencia Higuera & Alana Biggers. Getting Tattooed or Pierced. Helathline; 2020.
3. Liesa Goins & Michael W. Smith. Tattoos: Are They Safe? Webmd; 2011.
4. Louise Morals-Brown & Deborah Weatherspoon. What are the risks of getting a tattoo? Medical News Today; 2020.
5. Charles Haddad, Fern J. Webb, & Judella Haddad-Lacle. Delayed Complication from a Tattoo. American Family Physician; 2012.
6. Stephanie Watson & Stacy Sampson. What’s the Relationship Between Keloids, Scars, and Tattoos? Healthline; 2018.
7. Mariana Marteleto Godinho, Felipe Aguinaga, Rachel Grynszpan, Victor Maselli Lima, David Rubem Azulay, Tullia Cuzzi, Marcia Ramos-E-Silva, & Mônica Manela-Azulay. Granulomatous reaction to red tattoo pigment treated with allopurinol. Journal of Cosmetic Dermatology; 2015.
8. Seyed Mohammad Hashemi-Shahri, Batool Sharifi-Mood, Maliheh Metanat, Masoud Salehi, & Roshanak Sharifi. Blood-Borne Infections in Tattooed People. International Journal of Infection; 2016.
9. Robert Preidt. Tattooed and Need MRI? What You Need to Know. Webmd; 2019.

Share