Bambu ampel adalah salah satu jenis bambu yang sudah dikenal dan banyak dimanfaatkan di Indonesia atau di negara lain seperti negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Afrika tropis, Amerika Serikat, dan Puerto Riko[1].
Dari antara semua spesies bambu, bambu ampel merupakan salah satu bambu yang paling mudah untuk dikenali.
Daftar isi
Bambu ampel merupakan tanaman dari keluarga poaceae dan memiliki nama ilimiah Bambusa Vulgaris var. vulgaris. Tanaman ini memiliki banyak sebutan lain seperti di Indonesia dikenal juga dengan bambu aur, dalam bahasa inggris dikenal dengan common bamboo, dan lain sebagainya[1].
Bambu ampel banyak ditanam di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti di pinggir sungai, tanah kering atau dataran rendah. Namun, tanaman ini paling baik tumbuh di tanah yang lembap[1].
Beberapa ciri – ciri dari bambu ampel adalah sebagai berikut[1]:
Berikut ini kandungan gizi dalam 100 gram batang bambu ampel yang masih muda dan segar[2]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Asam amino | 3.57 | gram |
Protein | 3.64 | gram |
Karbohidrat | 6.51 | gram |
Lemak | 0.50 | gram |
Serat | 4.24. | gram |
Vitamin C | 4.20 | miligram |
Vitamin E | 0.52 | miligram |
Kalsium | 320 | miligram |
Fosfor | 220 | miligram |
Sodium | 400 | miligram |
Kalium | 420 | miligram |
Magnesium | 100 | miligram |
Beberapa kandungan senyawa kimia yang dimiliki oleh batang bambu ampel adalah sebagai berikut[3]:
Daun pada bambu ampel juga memiliki kandungan senyawa aktif yaitu senyawa alkaloid, tannin, fenolik, glikosida, saponin, flavonoid, dan antrakuinon[5].
Selain itu, daun bambu ampel juga memiliki kandungan gizi sebagai berikut[4,6]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Energi | 216.58 | kcal/ kg |
Karbohidrat | 31.38 | persen |
Kelembaban | 10.34 | persen |
Abu | 12.53 | persen |
Protein | 18.39 | persen |
Fosfor | 86 | miligram |
Besi | 13.4 | miligram |
Vitamin B1 | 0.1 | miligram |
Vitamin B2 | 2.54 | miligram |
Karoten | 12.32 | miligram |
Lemak kasar | 1.49 | persen |
Serat kasar | 25.88 | persen |
Kandungan yang dimiliki oleh bambu ampel membuktikan bahwa ampel dapat dikonsumsi dan memiliki manfaat untuk kesehatan. Bagian ampel yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah batang, daun, dan tunas ampel.
Beberapa manfaat dari bambu ampel adalah sebagai berikut:
Kadar lemak yang rendah pada tunas bambu ampel membuktikan bahwa tanaman ini aman dikonsumsi untuk penderita diabetes dan penyakit. Tanaman ini memberikan nutrisi yang cukup dan sehat untuk penderita diabetes dan penyakit jantung[2].
Daun bambu ampel digunakan sebagai pengobatan tradisional di Nigeria untuk meredakan nyeri pasca persalinan dan sebagai pembersih pasca melahirkan. Sehingga, ibu yang baru melahirkan dapat menggunakan daun ini untuk meredakan nyeri[5].
Daun bambu ampel dapat digunakan dalam proses induksi untuk mempercepat kelahiran bayi. Ini telah dibuktikan dan digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk persalinan di Nigeria[5].
Batang bambu ampel telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk penyakit lumpuh dan aman digunakan untuk mengembalikan stamina penderita lumpuh di India[6].
Ekstrak batang bambu ampel telah digunakan untuk mengatasi berbagai peradangan di India atau dikenal dengan pengobatan ayurveda. Selain itu, ekstrak daun juga telah teruji mampu untuk mengobati edema atau radang pada kulit tikus[6].
Batang bambu ampel telah digunakan untuk mengurangi nyeri menstruasi dan mengatasi gangguan menstruasi pada wanita di India[6].
Batang bambu ampel telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk menurunkan demam di India. Senyawa aktif batang bambu ampel juga telah teruji mampu mengatasi demam[6].
Ekstrak daun bambu ampel telah diuji terhadap tikus untuk membuktikan kemampuannya menurunkan kadar gula darah. Hasil pengujian telah membuktikan ekstrak daun bambu ampel mampu menurunkan kadar gula darah. Selain itu, ekstrak ini akan bekerja lebih efektif apabila digabungkan dengan obat glibenclamide[7].
Batang bambu ampel digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri atau parasit lainnya di India. Ini karena batang bambu memiliki sifat anti mikroba[6].
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tikus, ekstrak daun bambu ampel mampu menyembuhkan luka luar atau luka pada kulit tikus. Sehingga, daun bambu ampel dapat digunakan untuk mengobati luka luar atau edema yang terjadi akibat luka terbuka[6].
Ekstrak daun bambu ampel telah teruji memiliki silikon dioksida atau asam silika yang mampu untuk mencegah penuaan dini, mengatasi permasalahan kulit akibat infeksi atau radang, efek yang menenangkan kulit, dan menjaga kulit dari sinar matahari langsung[8].
Selain itu, ekstrak daun bambu ampel telah digunakan di beberapa negara di Asia sebagai pengobatan tradisional dan perawatan untuk kulit[6].
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap ekstrak daun bambu ampel adalah daun ampel memiliki sifat anti bakteri. Sehingga, mampu mengatasi penyakit pada kulit akibat bakteri[6].
Selain itu, pengujian pada fermentasi tunas bambu ampel membuktikan bahwa ekstrak bambu ampel mampu menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Ekstrak bambu ampel dapat mengobati gangguan pencernaan seperti diare, sakit perut, dan sembelit yang disebabkan oleh bakteri[9].
Bakteri Staphylococcus aureus dan escheria coli dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti diare, nyeri perut, sembelit, dan muntah.
Ekstrak daun bambu ampel telah teruji memiliki sifat antioksidan. Ini membuat ekstrak daun bambu ampel mampu mencegah radikal bebas yang merusak kulit dan mengatasi efek dari pengobatan hipertensi atau kanker[6,7].
Asam laktat yang terdapat pada batang bambu ampel telah teruji mampu menjadi bahan dari pembuatan yoghurt. Yoghurt memiliki manfaat yang sangat baik untuk pencernaan dan menurunkan berat badan[10].
Batang bambu ampel telah digunakan sebagai media untuk pembuatan nasi jaha di kota Tidore karena senyawa dalam batang ini memberikan kandungan tambahan untuk nasi jaha sebagai sumber energi[11].
Tunas bambu ampel juga digunakan sebagai sayuran yang mampu mengembalikan stamina dalam tubuh dan membantu untuk memperlancar pencernaan dalam tubuh di kota Tidore[11].
Berdasarkan beberapa pengujian terhadap toksisitas dari bambu ampel, terdapat beberapa efek samping dari bambu ampel yaitu:
Ekstrak daun bambu ampel telah teruji dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan apabila dikonsumsi melebihi 250-500 mg/ kg per hari. Ini dibuktikan saat pemberian ekstrak daun kepada kelinci dan meningkatkan kadar glukosa dalam rahim sehingga menyebabkan kematian janin[5].
Ini juga telah dibuktikan di Nigeria, ekstrak daun ini telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk aborsi. Jadi, pemberian ekstrak daun bambu ampel kepada ibu hamil tidak boleh setiap hari dan dalam dosis yang berlebihan karena dapat menyebabkan kematian pada janin[5].
Tunas bambu ampel yang dikonsumsi secara berlebihan dan dimasak dengan tidak tepat, dapat menyebabkan keracunan apabila dikonsumsi. Ini karena tunas bambu ampel memiliki hidrogen sianida (HCN) yang berbahaya bagi tubuh manusia[12].
Untuk itu, tunas bambu ampel harus diolah dengan tepat dan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Beberapa cara penggunaan bambu ampel adalah sebagai berikut:
Tunas bambu ampel dicuci bersih dan direbus dengan air. Setelah mendidih, tunas ini ditiriskan lalu diolah menjadi masakan dapat berupa tumisan atau jenis masakan lainnya[11].
Dalam pengolahannya, tunas bambu harus dipastikan dicuci bersih terlebih dahulu dengan air atau air panas. Jika tida, akan menyebabkan keracunan.
Daun bambu ampel dicuci bersih dan direbus dengan air hingga mendidih. Seduhan daun bambu ampel ini berguna untuk mengatasi demam, mengatasi diabetes, meredakan nyeri pasca melahirkan, menurunkan kadar gula, dan mengatasi gangguan kulit[5,6].
Seduhan daun bambu ampel tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan oleh ibu hamil, karena dapat menyebabkan kematian janin atau keguguran.
Batang daun yang masih muda dibuang kulitnya terlebih dahulu dan dicuci bersih dengan air panas. Batang ini ditumbuk sedikit dan dimasak dengan air panas hingga mendidih. Seduhan batang bambu ampel diminum untuk menurunkan demam dan mengatasi radang[5].
Daun ampel dicuci bersih dan ditumbuk hingga halus. Lalu ditambahkan sedikit air dan dioleskan pada luka atau bengkak pada kulit[6].
Batang bambu ampel yang tidak terlalu tua diisi dengan susu sapi atau susu kerbau yang segar dan telah dimasak. Lalu, ditutupi dengan daun pisang yang sudah dikeringkan dan didiamkan dalam waktu 24-48 jam dalam suhu ruangan atau sekitar 25 celcius. Yoghurt ini berguna untuk mengatasi gangguan pada pencernaan dan baik untuk kesehatan[10].
Tunas bambu ampel dicuci bersih dan direbus terlebih dahulu hingga mendidih. Lalu, dicampurkan dengan larutan garam 5% dan ditutup serta didiamkan dalam suhu sekitar 27-30 celcius selama 4 hingga 7 hari. Asinan ini mampu mengatasi bakteri dalam tubuh[9].
Beras ketan yang telah diberi santan dan bumbu, dimasukkan ke dalam bambu ampel yang tidak terlalu tua. Lalu, dimasak dengan cara dibakar di atas api. Ini dijadikan makanan pokok di kota Tidore dan dapat menambah stamina dalam tubuh[11].
Pada umumnya, bambu ampel ditanam dan diambil secara langsung dari lahan atau pekarangan. Apabila bambu ampel tidak ditanam sendiri, penyimpanan batang, tunas, dan daun dilakukan pada ruangan terbuka dalam suhu ruangan dan terkena cahaya matahari[1].
Bambu ampel adalah tanaman yang telah diuji secara klinis dan dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional bagi beberapa penyakit tertentu. Bagi penderita penyakit kronis khususnya wanita hamil, tetap disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
1) Anonim. Diakses 2020. CAB International Invasive Species Compendium. Bambusa vulgaris (common bamboo).
2) P. Nongdam & Leimapokpam Tikendra. 2014. National Institute of Health USA Gov. The Nutritional Facts of Bamboo Shoots and Their Usage as Important Traditional Foods of Northeast India.
3) Fakhruzy Nugroho, Naresworo Febrianto, Fauzi Nikmatin & Siti. 2014. IPB Scientific Repository. Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit dari Selulosa Bambu Ampel (Bambusa vulgaris).
4) C. Antwi-Boasiako, G. Y. Coffie & N. A. Darkwa. 2011. Scientific Research and Essays Vol. 6(34), pp. 6835-6839 ISSN 1992-2248. Proximate composition of the leaves of Bambusa ventricosa, Oxytenanthera abyssinica and two varieties of Bambusa vulgaris.
5) Jun Panee, PhD. 2015. National Institute of Health USA Gov. Potential Medicinal Application and Toxicity Evaluation of Extracts from Bamboo Plants.
6) Santram Lodhi, Alok P. Jain, Gopal Rai & Awesh K. Yadav. 2016. National Institute of Health USA Gov. Preliminary investigation for wound healing and anti-inflammatory effects of Bambusa vulgaris leaves in rats.
7) Arvind Kumar Goyal & Birendra Kumar Brahma. 2014. International Journal of Fundamental & Applied Sciences ISSN 2278-1404. Antioxidant and nutraceutical potential of bamboo: an overview.
8) K. R. Martin. 2007. National Institute of Health USA Gov. The Chemistry of Silica and Its Potential Health Benefits.
9) Simon Armando. 2016. Universitas Unika Soegijapranata. Identifikasi dan Pengujian Anti Mikroba Bakteri Asam Laktat Asinan Rebung Bambu Ampel (Bambusa Vulgaris) Dengan Lama Fermentasi 4 dan 10 hari.
10) Yupardhi, W Sayang, Oka, I G.L, Ayu Pratiwi, I N.S. Sutarpa & I N.S. Miwada. 2015. Ministry of Research and Technology/
National Agency for Research and Innovation - Garba Rujukan Digital. Evaluation on Performances of Yoghurt Used Modern Technology Versus Natural One.
11) Dewi Fitria Muhtar, Yumima Sinyo & Hasna Ahmad. 2017. J. Saintifik - Pendidikan Biologi FKIP Universitas Khairun. Pemanfaatan Tumbuhan Bambu Oleh Masyarakat Di Kecamatan Obat Utara Kota Tidore Kepulauan.
12) Ceria Arun Venagaya1, Syariful Anam & Yonelian Yuyun. 2017. Jurnal Riset Kimia Palu. Variation of Time and Preparation Method Before The Ampel Bamboo Shoot (Bambusa vulgaris Schrad. ex Wendl.) is Consumed Towards Decreasing of Cyanide Content.