Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak Bedah mikro adalah salah satu disiplin ilmu bedah yang mengkhususkan di bidang pembuluh darah kecil dan saraf. Tujuan dari bedah mikro terutama adalah mentransplantasikan jaringan dari satu bagian tubuh
Bedah mikro adalah salah satu teknik bedah yang menggunakan mikroskop operasi dalam pelaksanaannya. Biasanya bedah mikro dilakukan pada struktur tubuh yang kecil dan halus, seperti telinga bagian dalam, mata, otak, dan serabut saraf serta pembuluh darah kecil pada umumnya.[1,2]
Bedah mikro dapat digunakan untuk mengambil jaringan dari kaki atau punggung guna merekonstruksi payudara, telinga, hidung, kulit kepala, tangan, jari, lidah, jari kaki, dan bagian tubuh kecil lainnya.[3]
Kandidat yang biasanya memerlukan tindakan bedah mikro adalah pasien kanker yang perawatannya memerlukan pengangkatan jaringan dan pasien mengalami kecelakaan traumatis fisik di mana sebagian besar jaringan rusak sehingga memerlukan rekonstruksi bedah.[4]
Terkadang prosedur bedah mikro digabungkan ke dalam sebagian besar prosedur bedah saraf modern, seperti:
Pasien diminta berbaring di meja operasi dengan gaus khusus rumah sakit, tim medis akan memberikan anestesi umum sehingga pasien akan tertidur dan merasa rileks selama prosedur berlangsung
Selanjutnya dokter akan melakukan bedah mikro sesuai dengan kebutuhan pasien. Misalnya melakukan replantasi atau memasang kembali bagian tubuh yang diamputasi seperti jari tangan, lengan, atau kaki.
Selain itu, bedah mikro juga digunakan dalam prosedur transplantasi. Misalnya, dalam beberapa kasus, bagian yang diamputasi tidak dapat dipasang kembali, atau jaringan berubah bentuk karena cacat bawaan atau cedera. Pada kasus seperti ini, tindakan transplantasi mungkin bisa menjadi pilihan, seperti jempol kaki dapat diangkat dari kaki pasien dan ditransplantasikan ke tangan untuk menggantikan jari yang hilang atau segmen tulang rusuk beserta suplai darahnya dapat digunakan untuk merekonstruksi tulang di wajah dan rahang.
Transfer jaringan bebas juga melibatkan teknik bedah mikro. Transfer jaringan bebas dapat digunakan untuk merekonstruksi jaringan rusak yang tidak dapat diobati dengan cangkok kulit atau dijahit. Misalnya, jaringan yang mengerut setelah luka bakar, cedera yang mengakibatkan tidak cukupnya kulit untuk menutup luka, atau jaringan yang telah diangkat akibat pengobatan kanker. Contoh jaringan yang dapat ditransfer dengan teknik bedah mikro adalah kulit, otot, lemak, tulang, dan usus.
Setelah melakukan prosedur yang dibutuhkan, dokter akan menutup luka bekas operasi dengan jahitan yang dapat dilepas atau jahitan larut.
Begitu pasien keluar dari ruang operasi dan di rawat di ICU, pasien akan menjalani diet cairan selama 12 sampai 24 jam. Pasien harus dijaga tetap hangat dan terhidrasi. Setelah kondisi cukup stabil, pasien mungkin memerlukan tes tambahan untuk mengevaluasi lebih lanjut lokasi pembedahan, seperti:[6]
USG Doppler. Tes ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk mengevaluasi aliran darah ke dan dari lokasi operasi.
Fluorescein intravena. Setelah pewarna kimia yang disebut fluorescein diberikan kepada pasien, mesin khusus yang disebut fluorimeter digunakan untuk menentukan berapa banyak darah yang mengalir melalui tempat operasi.
Oksimetri denyut. Oksimeter denyut mengukur jumlah oksigen dalam darah dan melacak denyut nadi pasien.
Arteriografi. Sinar X diambil dari tempat operasi setelah pewarna kontras disuntikkan ke dalam aliran darah untuk menentukan kondisi anastomosis vaskular.
Beberapa instruksi yang harus diperhatikan saat pasien menjalani perawatan di rumah adalah:[6]
Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok selama setidaknya 6 bulan
Suhu tubuh pasien dipantau agar selalu dalam keadaan normal
Istirahat yang cukup
Pasien yang melakukan prosedur bedah replantasi pada jari atau tangan harus menjaga agar bagian tersebut tetap setinggi jantung untuk membantu aliran darah dan mengurangi pembengkakan.
Risiko Bedah Mikro
Seperti tindakan medis lainnya, bedah mikro juga memiliki risiko yang mungkin dialami pasien setelah melakukan prosedur. Risiko-risiko tersebut antara lain adalah:[7]