Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Bekam atau hijamah adalah suatu pengobatan alternatif yang banyak diaplikasikan sejak berabad- abad lalu. Bekam termasuk praktik kesehatan yang termasuk dalam thibbun nabawi (pengobatann yang diajarkan
Daftar isi
Terapi bekam merupakan pengobatan alternatif tradisional tertua menurut salah satu buku kedokteran Ebers Papyrus, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa orang-orang pada zaman mesir kuno sudah menggunakan terapi ini sejak 1550 sebelum masehi. [1]
Bekam juga banyak disarankan oleh banyak ilmuan islam seperti Ibnu Sina, Al Zahrawi dan Abu Bakar Al Razi sehingga populer dalam sejarah pengobatan arab dan negara islam. Termasuk di Indonesia. Di negara Eropa, bekam juga menjadi pengobatan populer selama abad 14-17. [1]
Bekam menggunakan kop cangkir berbentuk bulat sebagai alat pengobatannya. Cangkir ini bisa dibuat dari berbagai macam bahan contohnya bambu, tanah liat, kaca atau plastik. [2,3]
Cangkir tersebut biasanya digunakan hanya untuk sekali pemakaian, namun ada juga yang digunakan berulang kali sehingga harus di sterilisasi sebelum digunakan oleh pasien selanjutnya. [2]
Secara umum terapi ini dibagi menjadi 2 metode antara lain bekam basah dan kering.
Yang membedakan diantara keduanya adalah pada metode bekam basah, darah akan keluar melalui kop cangkir yang dipakai untuk pengobatan. Namun, pada bekam kering, proses pengobatannya tidak mengeluarkan darah dari dalam tubuh pasien. [1,2]
Jenis bekam yang cocok akan disarankan oleh terapis berdasarkan keluhan atau penyakit yang dialami oleh pasien. [3]
Bekam digunakan sebagai pengobatan alternatif karena dapat meningkatkan sirkulasi darah ke daerah sekitar cangkir bekam ditempatkan.
Karena bekam menyebabkan sirkulasi darah menjadi lancar maka bekam dapat membantu dalam : [3,5]
Metode pengobatan ini sangat cocok dan efektif untuk membantu para penderita asma karena dapat meringankan gejala pilek dan membantu proses pernapasan bekerja dengan baik. [5]
Siapa yang Dapat Melakukan Bekam?
Bekam banyak digunakan untuk pencegahan dan tujuan terapeutik. Pengobatan bekam ini banyak digunakan oleh pasien yang memiliki keluhan sebagai berikut: [1,2]
Terapi bekam ini dapat digunakan oleh orang yang sehat maupun yang memiliki keluhan penyakit yang disebutkan di atas. [2]
Namun, terapi ini tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh pasien yang sedang hamil dan menstruasi, memiliki penyakit geriatri (demensia) dan penderita penyakit kronis seperti kardiovaskular. [2]
Belum ada penelitian lebih lanjut mengapa pasien dengan riwayat penyakit tersebut tidak diperbolehkan melakukan bekam. [5]
Anak-anak di bawah umur 4 tahun juga tidak disarankan melakukan pengobatan alternatif ini. [2,4]
Pada proses bekam kering, terapis akan membasahi cangkir menggunakan kapas dengan alkohol, atau menggunakan api seperti yang biasa dilakukan di China untuk menghilangkan oksigen dalam cangkir tersebut, agar nantinya dapat menempel dan menghisap kulit pasien.
Setelah itu cangkir ditempelkan ke tubuh pasien yang akan dilakukan bekam. Lalu, ditunggu selama beberapa menit hingga akhirnya kulit yang dibekam memerah dan mencuat ke atas.
Pada proses bekam kering tidak ada darah yang keluar dari tubuh dan bagian tubuh yang akan di bekam tidak ditusukkan jarum terlebih dahulu. [2,3,4]
Berbeda dengan proses bekam basah. Pada proses ini terapis akan menusukan jarum ke kulit pasien hingga keluar sedikit darah. Lalu, cangkir langsung ditempelkan pada kulit yang sudah ditusuk jarum sebelumnya.
Kulit pasien harus ditusuk jarum terlebih dahulu untuk mengeluarkan racun yang ada dalam tubuh pasien. Setelah selesai kulit pasien akan dibersihkan dari darah yang keluar lalu dioles salep antibiotik untuk mencegah infeksi. [3,4]
Selain kedua jenis bekam ini, seiring berkembangnya dunia kesehatan. Saat ini juga terdapat bekam modern yang menggunakan pompa karet untuk menempelkan cangkir ke kulit pasien. [4]
Keduanya, baik bekam basah dan kering memiliki proses dan tujuan yang sama yaitu menghisap kulit untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh pasien.
Tidak menutup kemungkinan pengobatan alternatif ini memiliki efek samping seperti menimbulkan bekas berbentuk bulat pada kulit yang di bekam, luka bakar, infeksi kulit, gatal-gatal atau anemia. [2]
Ada juga resiko terbakar jika pada proses pengobatannya menggunakan api seperti yang ada dalam proses pengobatan jenis bekam kering. [2]
Namun, biasanya luka bekas berbentuk bulat pada kulit yang dibekam akan hilang setelah 10 hari. [4]
Seperti yang diketahui bahwa bekam merupakan salah satu pengobatan alternatif tradisional yang sudah lama digunakan untuk mengobati penyakit. Namun hingga saat ini belum ada studi atau pembuktian secara ilmiah mengenai manfaat dan efektivitas dari bekam itu sendiri. [4]
Namun, jika anda mempertimbangkan untuk melakukan bekam disarankan untuk tetap mengecek kondisi kesehatan terlebih dahulu secara medis melalui dokter. Pengobatan bekam boleh saja dilakukan sebagai pelengkap pengobatan dokter. [4]
Berikut beberapa hal yang harus anda pertimbangkan untuk melakukan bekam :
1) Tamer S. Aboushanab & Saud AlSanad. 2018. ScienceDirect.com. Cupping Therapy: An Overview from a Modern Medicine Perspective.
2) Shabi Furhad & Abdullah A. Bokhari. 2020. StatPearls Publishing. Cupping Therapy.
3) Cleveland Clinic Medical Professional. 2017. ClevelandClinic.org. Cupping: Procedure Details.
4) Ashley Marcin. 2019. Healthline. What Is Cupping Therapy?
5) Kathleen Rushall. 2019. Pacific College of Health and Science. The Many Benefits of Chinese Cupping.