Makanan, Minuman dan Herbal

Bolehkah Balita Makan Sushi? Ini Faktanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Usia anak bawah lima tahun atau balita masih memiliki sistem imun yang belum sekuat orang dewasa [1].

Oleh sebab itu, pemberian asupan makanan masih sangat dibatasi dan difokuskan hanya yang aman dan baik dalam mendukung tumbuh kembang anak [2].

Namun bagi orang tua pencinta sushi dan ingin anak yang masih balita menyicipinya, ketahui seberapa aman sushi bagi anak usia tersebut [3,4].

Bolehkah balita makan sushi?

Boleh, selama balita mengonsumsi sushi dengan bahan-bahan matang di dalamnya [3,4].

Sekalipun menggunakan ikan, orang tua perlu memastikan bahwa sushi yang diberikan kepada anak adalah sushi vegetarian atau sushi dengan ikan matang [3,4].

Di beberapa negara dan budaya, anak balita memang umum, boleh dan aman saja mengonsumsi sushi dengan ikan mentah [3].

Namun di sejumlah negara dan budaya lain, ikan mentah tidak sebaiknya dikonsumsi balita (belum boleh sampai ia tumbuh besar dengan sistem imun yang kuat) [3].

Ikan mentah berpotensi mengandung berbagai macam patogen berbahaya yang memicu infeksi parasit, virus, hingga bakteri [3,5].

Anak dengan sistem imun yang masih berkembang dan masih cenderung lemah tidak dianjurkan makan ikan mentah karena risiko gangguan kesehatan tersebut [1,3].

Untuk pengalaman anak makan sushi pertama kali, orang tua bisa membuatkan sushi yang aman, yakni sushi vegetarian [3,4].

Sushi roll dengan bahan-bahan seperti alpukat dan timun jelas aman bagi anak balita [3].

Atau, California roll yang terbuat dari crab stick, timun, alpukat dan nori (rumput laut kering) di mana crab stick sendiri terbuat dari ikan yang sudah diolah dan dimasak matang [3,6].

Sushi yang terdiri dari nasi dan nori saja pun bisa menjadi menu bekal anak sekolah yang aman bagi tubuhnya [3].

Tips untuk Orang Tua dalam Memberikan Sushi kepada Balita

Sushi merupakan makanan yang dianggap bernutrisi tinggi karena mengombinasikan makanan laut, sayur, dan alpukat sehingga baik bagi kesehatan [4].

Berbagai kandungan vitamin dan asam lemak omega-3 di dalamnya sebenarnya pun menjadi kebutuhan nutrisi anak-anak [4].

Jika orang tua merasa perlu memperkenalkan anak balitanya dengan sushi, berikut ini beberapa tips dan hal-hal yang harus diperhatikan [4].

  • Hindari ikan dan makanan laut mentah. Sushi untuk anak balita tidak perlu menggunakan ikan atau jenis makanan laut lain yang masih mentah. Hal ini perlu dilakukan guna mencegah anak mengalami infeksi saluran pencernaan dan keracunan.
  • Gunakan ikan bermerkuri rendah. Ikan dengan kandungan merkuri tinggi seperti king mackerel, tuna dan todak sebaiknya sangat dibatasi dengan konsumsi tidak lebih dari 12 ons per minggu. Tuna sirip kuning lebih dianjurkan karena aman dengan kandungan merkuri yang jauh lebih rendah, termasuk juga kepiting dan salmon.
  • Beri sushi vegetarian. Karena ikan mentah masih sangat berbahaya bagi kondisi imun anak balita yang cenderung lemah, orang tua dapat memberikan anak sushi vegetarian lebih dulu.
  • Vaksin hepatitis. Orang tua perlu memastikan anak sudah memperoleh vaksin hepatitis A sebelum makan sushi (terutama dengan bahan ikan mentah) agar terhindar dari risiko infeksinya.

Bila orang tua tetap memberi balita sushi dengan ikan mentah, segera bawa anak ke dokter jika terjadi diare, sakit perut, muntah-muntah, demam, dan gejala keracunan makanan lainnya [3,5,7].

1. Active Health. Are Children’s Immune Systems Stronger than Adults?. Active Health; 2022.
2. Elana Pearl Ben-Joseph, MD. Nutrition Guide for Toddlers. Kids' Health; 2018.
3. Shana Aborn. Here's What You Should Know If Your Toddler Wants To Try Sushi (It Could Happen!). Romper; 2019.
4. Shakha Gillin, MD, FAAP. Is it safe for my child to eat sushi?. American Academy of Pediatrics; 2018.
5. Ingrid Koo, PhD & Anju Goel, MD, MPH. Infectious Diseases Associated With Eating Sushi and Sashimi. Verywell Health; 2022.
6. Laura Siciliano-Rosen. California roll. Britannica; 2022.
7. Centers for Disease Control and Prevention. Foodborne Germs and Illnesses. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.

Share