Sit up adalah salah satu jenis olahraga yang banyak dilakukan, terutama oleh wanita, sebagai cara mengurangi lemak perut dan membentuk otot perut [1].
Namun ketika seorang wanita menderita fibroid (dikenal juga dengan istilah uterine fibroid atau miom), yakni jenis tumor jinak yang tumbuh di rahim dengan ukuran berbeda-beda pada tiap penderitanya, sit up perlu dipertimbangkan [2].
Ketika didiagnosa fibroid rahim, wanita perlu berpikir ulang saat hendak berolahraga; ketahui pula apakah aman melakukan sit up saat menderita tumor jinak ini.
Bolehkah penderita fibroid melakukan sit up?
Penderita fibroid tidak dianjurkan melakukan sit up dan lebih disarankan mencoba beberapa jenis olahraga lain yang tidak berfokus pada area perut [3].
Pada kondisi awal, fibroid rahim sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun [2].
Namun seiring pertumbuhan dan ukuran fibroid yang lebih besar, beberapa gejala ringan hingga berat seperti berikut dapat penderita rasakan [2] :
Karena adanya rasa nyeri pada kasus fibroid rahim tersebut, jenis olahraga seperti sit up kurang dianjurkan bagi penderitanya [3].
Olahraga perut tradisional seperti sit up dan crunches adalah yang paling perlu dihindari agar tidak meningkatkan rasa nyeri dan memberi tekanan berlebih pada area perut (terutama bila mengalami perdarahan hebat) [3].
Bila memeriksakan diri ke dokter, tanyakan dan konsultasikan dengan dokter mengenai apa saja olahraga terbaik untuk kondisi fibroid [3].
Jika ingin lebih detail, tanyakan pula seberapa bahaya melakukan sit up apabila menderita fibroid rahim [3].
Adakah olahraga lain yang tidak boleh dilakukan selain sit up dan crunches?
Ada, yaitu HIIT (high intensity interval training) adalah jenis olahraga yang perlu dihindari oleh penderita fibroid [3,4].
Olahraga seperti HIIT berintensitas tinggi yang kurang sesuai bila dilakukan oleh penderita fibroid dengan gejala berat [3,4].
Jika fibroid rahim menimbulkan perdarahan cukup hebat, seperti menstruasi panjang atau perdarahan di luar waktu menstruasi, HIIT bukan olahraga yang tepat [4].
Perdarahan dari menstruasi abnormal ini akan membuat tubuh lebih lemas dan lebih cepat lelah daripada biasanya [3,4].
Bila dipaksakan melakukan olahraga berintensitas tinggi seperti HIIT maka dapat berisiko pada ketidaknyamanan di bagian perut hingga perdarahan yang berpotensi semakin hebat [3,4].
Selain HIIT, penderita fibroid rahim dengan gejala berat sebaiknya menghindari crossfit [4].
Namun pada kasus fibroid rahim tanpa gejala, olahraga apapun sebenarnya tidak terlalu memengaruhi [3].
Maka ketika fibroid rahim bersifat asimptomatik, sit up hingga HIIT boleh dilakukan selama kondisi tubuh juga dirasa baik-baik saja [3].
Anjuran Olahraga yang Lebih Aman untuk Penderita Fibroid
Sekalipun fibroid menimbulkan gejala, beberapa penderita tetap ingin hidup aktif dengan berolahraga rutin.
Namun untuk menghindari bahaya terkait perkembangan gejala, berikut ini adalah beberapa jenis olahraga yang diperbolehkan dan dianggap lebih aman daripada sit up dan HIIT.
Melakukan peregangan tergolong sebagai jenis olahraga ringan yang tidak sekadar merilekskan otot tegang [3,4].
Peregangan juga dapat dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh sehingga bergerak melakukan aktivitas sehari-hari menjadi lebih nyaman [3,4].
Peregangan statis adalah yang lebih disarankan, yakni berada pada posisi peregangan tertentu, tahan selama 45 detik [3].
Atau, peregangan yang lebih dinamis pun bisa dilakukan untuk membuat otot dan sendi lebih banyak bergerak [3].
Baik lari kecil seperti jogging maupun olahraga lari adalah jenis olahraga yang boleh dilakukan oleh penderita fibroid apabila tubuh merasa nyaman melakukannya [3,4].
Jika gejala fibroid tergolong sangat ringan tanpa adanya perdarahan dan nyeri hebat, maka olahraga ini bisa dilakukan [3,4].
Sesuaikan dengan tingkat energi tubuh dan tingkat keparahan gejala [3,4].
Latihan Yoga adalah olahraga lainnya yang juga tergolong aman bagi penderita fibroid [3].
Selain berfokus meningkatkan fleksibilitas tubuh dan keseimbangannya, Yoga juga meringankan ketegangan pada otot [5,6].
Nyeri pinggang dan punggung juga dapat berkurang dengan melakukan Yoga secara rutin, tak terkecuali nyeri akibat fibroid yang juga bisa mereda karena aktivitas fisik ini [6].
Seperti halnya Yoga, Pilates adalah latihan fisik yang juga boleh coba dilakukan oleh penderita fibroid [4].
Latihan fisik ini bisa menguatkan otot, membuat otot lebih rileks dan fleksibel tanpa membuat tubuh menjadi tak nyaman atau sakit karenanya [7].
Angkat beban mungkin tergolong sebagai jenis olahraga berat, namun efektivitasnya sangat tinggi dalam mengurangi lemak perut [8].
Angkat beban juga berguna dalam meningkatkan massa dan kekuatan otot tubuh [3,4].
Jika tubuh mengalami gejala berat saat menderita fibroid rahim, angkat beban perlu dihindari [3,4].
Namun jika tubuh merasa baik-baik saja, coba lakukan olahraga ini sebab obesitas atau berat badan berlebih merupakan salah satu faktor peningkat risiko fibroid rahim [2].
Kesimpulan
Penderita fibroid tidak dianjurkan melakukan sit up, terutama jika gejala fibroid cukup berat.
Pilih aktivitas fisik yang pas dengan tingkat energi dan kebugaran tubuh sekalipun sedang menderita fibroid.
Bila memutuskan berolahraga, apapun jenis olahraga tersebut, lakukan secukupnya tanpa berlebihan.
Konsultasikan dengan dokter apabila setiap usai olahraga terjadi gejala tertentu yang bisa mengganggu kenyamanan tubuh dan aktivitas sehari-hari.
1. Karen Cooper, DO. Will Sit-ups Burn Off Your Belly Fat?. Cleveland Clinic; 2020.
2. Kyle Barjon & Lyree N. Mikhail. Uterine Leiomyomata. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. Healthline. 4 Exercises for People with Uterine Fibroids. Healthline; 2022.
4. Dr. John Lipman. Recommended Exercises for Women with Uterine Fibroids. ATLii; 2022.
5. M Jay Polsgrove, Brandon M Eggleston, & Roch J Lockyer. Impact of 10-weeks of yoga practice on flexibility and balance of college athletes. International Journal of Yoga; 2016.
6. Dennis Anheyer, Heidemarie Haller, Romy Lauche, Gustav Dobos & Holger Cramer. Yoga for treating low back pain: a systematic review and meta-analysis. Pain; 2022.
7. Christine E. Di Lorenzo, PT, DPT, CPI. Pilates. Sports Health; 2011.
8. Habib Yarizadeh, Reza Eftekhar, Javad Anjom-Shoae, John R Speakman, & Kurosh Djafarian. The Effect of Aerobic and Resistance Training and Combined Exercise Modalities on Subcutaneous Abdominal Fat: A Systematic Review and Meta-analysis of Randomized Clinical Trials. Advances in Nutrition; 2021.