Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Mioma (disebut juga fibroid) adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada sistem reproduksi wanita. Dalam variabilitas tertentu, mioma dapat mempengaruhi semua golongan etnis, dan pada sekitar 50%... wanita selama hidupnya. Walaupun pada banyak kasus jarang dijumpai gejala, mioma dapat menyebabkan dampak yang signifikan hingga keadaan yang megancam nyawa seperti perdarahan uterus, nyeri, infertilitas, dan pada kasus yang ekstrim obstruksi saluran kemih, hingga kematian. Mioma uteri merupakan suatu tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Namun hormon estrogen diketahui berpengaruh dalam pertumbuhan tumor ini. Gejala klinis jarang dijumpai pada mioma uteri, jika ada, berupa menorrhagia dan dismenorea. Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan bimanual, jika ukuran mioma yang besar, dapat diraba berupa permukaan uterus yang berbenjol. Dibantu dengan pemeriksaan sonografi pelvik dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Secara tradisional, lebih dari 50% histerektomi dilakukan atas indikasi mioma, yang menyebabkan hal ini sebagai tindakan operatif tersering ke-3 di seluruh dunia. Walaupun pengangkatan uterus dapat memberi solusi definitif terhadap masalah akibat mioma, tindakan ini tidak dapat diterima oleh wanita yang masih menginginkan kehamilan, juga bagi wanita lainnya karena alasan psikologis. Maka dari itu, tindakan operatif miomektomi telah menjadi pilihan alternatif untuk selama lebih dari 100 tahun. Read more
Banyak wanita mengalami mioma uteri namun tidak menyadarinya karena seringkali tidak menunjukkan gejala. Dokter biasanya menemukan adanya mioma uteri secara tidak sengaja ketika melakukan pemeriksaan panggul atau USG menjelang persalinan. [1, 3, 4]
Daftar isi
Apa itu Mioma Uteri?
Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal penyakit ini sebagai miom. Secara medis, disebut juga sebagai fibroid, yaitu tumor yang terbentuk dari sel otot halus dan jaringan ikat berserat dan berkembang di rahim (uterus). [1, 2, 3, 4]
Diperkirakan sekitar 70 hingga 80 persen wanita mengalami kondisi ini pada satu waktu sepanjang hidupnya, serta paling sering terjadi saat proses persalinan. Namun, tidak semua mengalami gejala yang serius atau membutuhkan pengobatan.
Sifat yang paling penting dari fibroid atau miom ini adalah hampir selalu jinak atau tidak akan menjadi kanker. Meskipun kemungkinannya ada, namun sangat jarang.
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran miom bisa berbeda-beda. Mulai dari seukuran biji hingga seukuran semangka yang bisa merubah bentuk dan memperbesar rahim. [1, 3, 4]
Miom bisa hanya ada satu, bisa juga beberapa. Pada kasus yang esktrim, miom dalam jumlah banyak bisa membuat rahim membesar hingga mencapai tulang rusuk dan menyebabkan kenaikan berat badan.
Hal-hal penting mengenai mioma uteri adalah sebagai berikut: [3]
- Mioma uteri adalah tumor yang paling umum terjadi pada saluran reproduksi
- Wanita yang mendekati menopause paling berisiko terkena miom
- Miom seringkali diketahui keberadannya saat pemeriksaan panggul rutin
- Gejala-gejalanya termasuk haid yang deras dan lama, pendarahan antara siklus haid dan nyeri panggul
- Ada banyak pilihan pengobatan untuk miom
Penyebab Timbulnya Mioma Uteri
Tidak diketahui dengan pasti apa penyebab timbulnya mioma uteri, namun penelitian dan pengalaman klinis merujuk pada faktor-faktor berikut: [1, 3, 4]
- Perubahan genetik. Banyak miom mengandung gen yang berubah dan berbeda dengan gen normal yang ada pada sel otot rahim.
- Hormon. Estrogen dan progesterone, dua hormon yang merangsang pertumbuhan lapisan rahim setiap siklus menstruasi untuk mempersiapkan kehamilan, tampaknya juga merangsang pertumbuhan miom. Miom mengandung lebih banyak reseptor estrogen dan progesterone dibandingkan sel otot rahim yang normal. Miom cenderung menciut setelah menopause karena berkurangnya produksi kedua hormon ini.
- Ekstraselular matriks (ECM). ECM adalah bahan yang menyebabkan sel-sel bisa saling menempel, seperti semen diantara batu bata. ECM jumlahnya meningkat dalam miom dan menyebabkannya berserat. ECM juga menyimpan faktor-faktor pertumbuhan dan menyebabkan perubahan biologis dalam sel-sel itu sendiri.
Dipercaya bahwa miom berkembang dari sebuah stem cell jaringan otot halus pada rahim (myometrium). Satu sel akan membelah diri terus menerus, hingga akhirnya menciptakan gumpalan yang padat namun elastis yang berbeda dari jaringan di sekitarnya.
Pola pertumbuhan mioma uteri bisa berbeda-beda, bisa lambat atau cepat, atau tetap pada ukuran yang sama. Beberapa miom juga melalui pertumbuhan yang ekstrim, sementara yang lainnya mengkerut dengan sendirinya.
Banyak miom yang muncul ketika masa kehamilan akan mengkerut atau menghilang setelah persalinan, berbarengan dengan kembalinya rahim ke ukuran normal.
Jenis Mioma Uteri
Selain perbedaan dalam ukuran dan jumlah, jenis miom juga bisa mempengaruhi rekomendasi pengobatan oleh dokter. Tiga jenis utama miom termasuk: [1, 4]
- Subserosal: ini adalah miom yang paling umum. Jenis ini bisa tumbuh besar dan kadang-kadang memiliki tangkai yang menempel ke rahim. Miom jenis ini bisa terdorong keluar dari rahim menuju panggul.
- Intramural: tumbuh di dinding otot rahim.
- Submucosal: ini jenis yang paling jarang terjadi. Miom ini tumbuh memenuhi rongga di dalam rahim serta juga bisa memiliki tangkai.
Gejala Mioma Uteri
Banyak wanita yang memiliki miom tidak mengalami gejala apapun. Bila ada, gejalanya bisa dipengaruhi oleh letak tumbuhnya miom, ukuran serta jumlahnya.
Pada wanita yang mengalami gejala, tanda-tanda yang paling umum terjadi adalah: [1, 3, 4]
- Haid yang sangat deras
- Haid berlangsung lebih dari seminggu diikuti kram yang hebat
- Rasa tertekan di panggul atau nyeri
- Nyeri saat berhubungan intim
- Sering buang air kecil
- Kesulitan buang air kecil
- Sembelit
- Sakit punggung atau kaki
- Pendarahan vagina atau nyeri panggul yang menusuk terjadi tiba-tiba
Bila terjadi gejala-gejala di atas, penderita harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Siapa yang Lebih Berisiko Terkena Mioma Uteri?
Walaupun umum dan bisa terjadi pada siapa saja, namun pertumbuhan miom bisa dipengaruhi beberapa faktor yang cenderung meningkatkan risiko, seperti: [1, 3, 4]
- Usia. Miom menjadi semakin umum terjadi ketika wanita bertambah usianya, terutama di rentang 30 hingga 40an serta mendekati menopause. Setelah menopause, miom kemungkinannya kecil untuk terbentuk, dan bila ada maka biasanya akan menciut.
- Riwayat keluarga. Memiliki anggota keluarga yang memiliki miom juga bisa meningkatkan risiko. Jika ibu memiliki miom, risiko anak perempuannya tiga kali lebih tinggi dibandingkan wanita pada umumnya.
- Obesitas. Wanita yang kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi untuk ditumbuhi miom. Wanita yang sangat obesitas memiliki risiko dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi.
- Faktor lainnya. Seperti mulai haid pada usia yang cenderung dini, kekurangan vitamin D, sering makan daging merah dan kurang sayuran hijau, buah dan produk susu, serta mengkonsumsi alkohol.
Komplikasi Mioma Uteri
Jika miom menyebabkan haid yang sangat deras dan lama atau menyebabkan pendarahan diantara masa haid, maka kehilangan banyak darah ini bisa mengakibatkan anemia yang berbahaya. [1, 3, 4]
Pada kasus yang jarang, miom yang berukuran besar bisa menekan kandung kemih dan saluran yang berfungsi mengalirkan urin dari ginjal. Jika ini terjadi, maka bisa menyebabkan kerusakan ginjal. [1, 3, 4]
Komplikasi lainnya termasuk ketidaksuburan, keguguran yang berulang, persalinan prematur, atau posisi janin dan pertumbuhannya yang tidak normal di dalam rahim. [1, 3, 4]
Pemeriksaan dan Diagnosa Mioma Uteri
Miom seringkali baru diketahui keberadaannya saat dokter melakukan pemeriksaan fisik. Biasanya akan terasa benjolan yang padat namun tidak nyeri saat dilakukan pemeriksaan perut atau panggul. [1]
Scan bisa memastikan diagnosis. Ada dua pilihan untuk tes: [1, 2, 3, 4]
- Ultrasound
Tes ini paling umum digunakan untuk memeriksa keberadaan miom. Alat ini menggunakan gelombang suara dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi dari yang bisa didengar telinga manusia untuk mendiagnosa miom.
Dokter akan meletakkan tangkai ultrasound di perut pasien atau di dalam vagina untuk memeriksa rahim dan ovarium. Tes jenis ini relatif cepat, sederhana dan akurat.
- MRI
Tes pencitraan ini menggunakan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar. Dengan MRI, bisa diketahui ukuran, jumlah dan letak miom, serta bisa dibedakan apakah yang tumbuh adalah miom atau adenomyosis.
Pengobatan Mioma Uteri
Karena kebanyakan miom akan berhenti bertumbuh dan bahkan mengecil ketika seorang wanita mendekati menopause, dokter mungkin pada awalnya akan menganjurkan observasi lebih dulu. Namun, beberapa tipe miom mungkin membutuhkan perawatan yang lebih aktif, tergantung pada: [1, 2, 3, 4]
- Seberapa lama dan parah gejala timbul
- Usia pasien
- Kesuburan pasien
- Jumlah dan ukuran miom
- Pengobatan miom yang pernah dilakukan sebelumnya, bila ada
- Kondisi kesehatan lainnya
Pengobatan miom biasanya hanya dilakukan bila sudah menyebabkan rasa tidak nyaman, mengganggu kesuburan atau menyebabkan masalah sebelum atau selama kehamilan.
Faktor yang menentukan pemilihan jenis pengobatan adalah apakah pasien masih berencana untuk memiliki anak di kemudian hari.
Pengobatan dengan obat dan metode bedah atau non-bedah, semuanya memilki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, harus disesuaikan dengan kebutuhan individual dari masing-masing pasien.
Terapi hormonal bisa dilakukan untuk mengurangi pendarahan saat haid atau mengurangi nyeri dan kram. [2, 3, 4]
Jika miom tumbuh tepat di bawah endometrium, maka histeroskopi adalah pilihan yang paling sering diambil. Jika miom terletak di luar atau di dalam dinding rahim, maka bisa diangkat menggunakan laparoskopi.
Keuntungan dari prosedur ini adalah, saat prosedur berlangsung, sampel jaringan akan diambil kemudian diperiksa untuk dilihat apakah sel-selnya jinak atau tidak. [2, 3, 4]
Pencegahan Mioma Uteri
Meskipun penelitian tentang ini masih terus dilakukan, bukti-bukti ilmiah yang sudah ada menyebutkan bahwa miom kecil kemungkinannya bisa dicegah, namun hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi gangguan yang serius dan membutuhkan pengobatan. [1, 3, 4]
Namun, dengan menjaga pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan serta makan cukup sayur dan buah, risiko terkena miom bisa diturunkan.
Beberapa riset juga menyebutkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal mungkin berhubungan dengan turunnya risiko terkena miom. [3, 4]