Penyakit & Kelainan

Cacar Air – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Cacar air adalah suatu penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh varicella-zoster yang umumnya memiliki gejala berupa demam dan gangguan kulit (ruam, lepuhan dan gatal). Kasus cacar air sebenarnya sudah

Apa itu Cacar Air?

Cacar air adalah suatu kondisi infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang secara umum bermanifestasi pada gangguan kulit.

Cacar air juga merupakan jenis penyakit menular yang identik dengan lepuhan-lepuhan kecil pada kulit yang berisi cairan.

Ruam dan lepuhan dapat timbul pada seluruh bagian tubuh dan paling rentan terjadi pada anak-anak walau tak menutup kemungkinan remaja serta orang dewasa bisa mengalaminya juga.

Cacar air sudah memiliki vaksinasi sejak tahun 90-an, sehingga kasus cacar air saat ini tergolong jarang. Meskipun begitu, penting untuk tetap mengenali kondisi ini terutama bagi yang belum pernah mengalami atau belum melakukan vaksinasi cacar air.

Fakta Tentang Cacar Air

  1. Cacar air sering dianggap sebagai gangguan kesehatan ringan, meskipun demikian, beberapa kasus dapat menimbulkan kondisi yang serius.
  2. Cacar air sempat menjadi penyakit anak paling umum sebelum vaksin cacar air diperkenalkan pada tahun 1995 di Amerika Serikat.
  3. Penyebaran infeksi cacar air mirip dengan penyebaran virus flu. Hanya saja, penularan cacar dapat melalui kontak langsung dari lepuhan, sementara flu tidak ada lepuhan yang bisa terkontak dengan orang sehat.
  4. Pada wanita hamil muda (trimester pertama) yang mengalami gejala cacar air, risiko bahaya bagi janin tergolong kecil. Sementara pada usia kehamilan trimester kedua risiko bahaya cukup besar bagi janin, salah satunya pneumonia hingga kelainan bawaan yang disebut sindrom varicella kongenital.

Penyebab Cacar Air

Virus varicella-zoster adalah penyebab utama dari infeksi cacar air dan penyebarannya dapat dengan mudah terjadi melalui kontak secara langsung dengan ruam pada kulit penderita, bersin ataupun batuk.

Cacar air lebih berisiko terjadi pada seseorang yang belum pernah mengalami cacar air dan belum pernah vaksinasi cacar air.

Hal ini terjadi karena individu tersebut belum memiliki kekebalan terhadap virus varicella zooster.

Kalaupun seseorang sudah pernah divaksinasi namun tetap terkena cacar air, gejalanya tidak akan begitu berbahaya dan cenderung lebih ringan yang terkadang tanpa disertai demam.

Berikut ini adalah kondisi atau faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena virus cacar air :

  • Usia kurang dari 12 tahun.
  • Kontak dengan orang yang sudah kena infeksi virus cacar air.
  • Sistem daya tahan tubuh lemah.
  • Sistem daya tahan tubuh mengalami gangguan karena penggunaan obat tertentu atau kondisi medis.
  • Banyak menghabiskan waktu di sekitar anak-anak, seperti memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan anak-anak penderita cacar air.
  • Merupakan orang dewasa yang tinggal dan hidup dengan anak-anak yang mengalami cacar air.

Maka sebenarnya, orang dewasa pun dapat menderita cacar air karena hasil penularan dari anak-anak yang terinfeksi virus cacar air.

Cara Penularan Cacar Air

Virus varicella-zoster penyebaran dan penularannya akan jauh lebih mudah dan cepat dari penderita ke orang lain yang sama sekali belum pernah alami cacar air apalagi belum divaksinasi.

  • Penyebaran dari satu orang ke orang lain bisa terjadi ketika seseorang menyentuh lepuhan atau cairan dari lepuhan dari kulit penderita.
  • Penyebaran virus dapat terjadi bila seseorang menyentuh air liur seseorang yang sudah terkena cacar air.
  • Virus cacar air bisa melalui mulut atau hidung untuk masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi.
  • Wanita hamil yang mengalami cacar air  dapat menularkannya kepada janin dalam kandungannya.
  • Penyebaran virus dapat terjadi lewat udara. Menghirup udara yang sudah terkontaminasi dengan cairan yang berasal dari batuk atau bersin penderita cacar air sangat berbahaya.

Penularan virus ini dapat terjadi pada orang-orang terdekat atau di sekitar penderita dalam waktu maksimal 48 jam atau sekitar 1-2 hari.

Sementara itu, membutuhkan kurang lebih 10 sampai 21 hari atau sekitar 2 minggu untuk seseorang terkena cacar air dari paparan virus lalu timbul gejala berupa lepuhan.

Meskipun jarang, Seseorang yang sudah pernah divaksinasi masih tetap bisa terkena cacar air dan bisa menularkan kepada orang lain.

Gejala Cacar Air

Selain ruam dan lepuhan yang menjadi tanda khas dari penyakit cacar air, ada beberapa tanda lain yang kemunculannya 1-2 hari sebelum ruam dan lepuhan, yaitu :

  • Sakit kepala
  • Demam
  • Penurunan nafsu makan
  • Tubuh terasa lelah ekstrem
  • Beberapa otot tubuh terasa sakit
  • Mual (gejala ini cukup jarang)

Setelah mengalami serangkaian gejala diatas, keluhan ruam pada kulit baru akan muncul dengan tahapan sebagai berikut :

  • Benjolan berwarna merah muda atau berwarna merah mulai muncul di seluruh tubuh.
  • Benjolan mulai nampak seperti lepuhan di mana berisi cairan dan dapat pecah sehingga cairan keluar.
  • Benjolan berkerak tanda-tanda akan sembuh.

Pada beberapa kasus yang sangat jarang, penderita dapat mengalami gejala cacar air yang lebih serius.

Bila lepuhan atau ruam kemerahan menjadi sangat sakit dan bahkan disertai dengan kesulitan bernafas, gejala serius ini harus segera diperiksakan.

Pemeriksaan Cacar Air

Saat ruam kemerahan muncul pada kulit dan cenderung menyebar ke seluruh tubuh, pastikan untuk segera ke dokter dan memeriksakannya.

Timbulnya ruam secara tiba-tiba mungkin tak dapat dijelaskan penyebabnya, apalagi bila diikuti dengan gejala lain seperti demam.

Tak membutuhkan metode pemeriksaan yang rumit dan lama untuk mendiagnosa cacar air. Sebab biasanya, dokter dapat mengetahui cacar air hanya dari pemeriksaan fisik.

Pengecekan terhadap ruam dan lepuhan yang berisi cairan cukup menjadi cara bagi dokter mengetahui penyakit cacar air.

Namun untuk mengonfirmasi hasil diagnosa, pasien dapat diminta menempuh tes laboratorium.

Pengobatan Cacar Air

Tanpa penanganan medis khusus, gejala cacar air dapat mereda dengan sendirinya dalam waktu yang tak lama, yaitu sekitar 1-2 minggu saja.

Belum terdapat pengobatan untuk menyembuhkan cacar air, namun sebagai pereda gejala biasanya dokter memberikan anjuran atau resep obat tertentu.

Secara Medis

  • Tylenol : Obat ini dapat membantu mengurangi gejala seperti rasa nyeri maupun menurunkan demam penderita asal digunakan sesuai aturan.
  • Acyclovir : Untuk anak penderita cacar air dengan risiko komplikasi cukup tinggi, obat antivirus inilah yang biasanya diresepkan oleh dokter.
  • Immune Globulin : Alternatif obat yang kemungkinan dokter berikan kepada anak yang menderita cacar air dengan potensi komplikasi cukup besar adalah immune globulin intravenous.
  • Antihistamin : Hindari penggunaan bebas akan obat ini, sebab walaupun biasanya antihistamin dapat mengatasi gatal-gatal pada kulit, konsultasikan dulu dengan dokter terlebih bila obat ini ditujukan bagi anak-anak.
  • Losion Calamine : Losion ini biasanya dapat langsung dioleskan pada ruam atau lepuhan secara rutin dan sesuai aturan penggunaannya.

Acetaminophen atau tylenol adalah jenis obat yang bisa digunakan oleh penderita cacar air yang sedang hamil secara aman.

Hanya saja, obat-obatan berkandungan aspirin sama sekali tidak dianjurkan untuk mengobati cacar air, baik bagi anak-anak, orang dewasa, dan juga orang hamil.

Secara Mandiri

  • Konsumsi Banyak Air Putih : Penderita cacar air tidak seharusnya sampai mengalami dehidrasi. Asupan air putih secara cukup akan memenuhi kebutuhan cairan tubuh sekaligus mendukung pemulihan.
  • Menghindari Makanan Pedas dan Asin : Nyeri dan tak nyaman pada mulut bisa saja terjadi pada penderita cacar air, maka makanan-makanan dengan rasa pedas atau asin perlu dihindari.
  • Tidak Menggaruk : Ruam dan lepuhan yang muncul di kulit pastinya akan terasa sangat gatal sehingga godaan untuk menggaruknya sangat besar, hanya saja hindari aktivitas ini demi mencegah bekas luka.
  • Potong Kuku : Walau berusaha untuk tak menggaruk, ada kalanya tak sengaja menggaruk ruam di kulit. Potonglah kuku agar tidak menyebabkan bekas luka.
  • Mandi Air Baking Soda : Mandi atau berendam di dalam air yang sudah dicampurkan dengan baking soda, oatmeal mentah, dan juga aluminium asetat secukupnya sangat layak dicoba.

Para orangtua pun wajib tahu bahwa ketika anak mulai mengalami gejala cacar air, bahkan diikuti dengan demam, pastikan ia tak masuk sekolah dulu.

Untuk anak balita yang belum sekolah pun hindari menitipkannya ke daycare atau tempat penitipan anak karena berisiko tinggi menyebabkan penularan ke orang lain.

Komplikasi Cacar Air

Pada dasarnya cacar air bukanlah jenis penyakit mematikan karena tergolong penyakit ringan. Hanya saja bukan tidak mungkin penyakit ini menjadi lebih serius.

Kondisi yang lebih serius tersebut lebih rentan terjadi pada orang-orang ini :

  • Perokok
  • Wanita hamil.
  • Remaja dan orang dewasa.
  • Bayi yang baru lahir atau balita yang ibunya belum pernah divaksinasi maupun belum pernah menderita cacar air.
  • Pengguna obat steroid untuk mengobati asma.
  • Pemilik sistem imun lemah akibat penggunaan obat tertentu atau karena kondisi medis serius.

Beberapa komplikasi mengancam jiwa yang dimaksud antara lain seperti :

  • Dehidrasi
  • Infeksi bakteri pada aliran darah, sendi, tulang, jaringan lunak dan kulit tubuh yang berkembang menjadi sepsis
  • Ensefalitis atau peradangan otak
  • Pneumonia
  • Sindrom Reye (akibat menggunakan aspirin dan biasanya komplikasi dapat terjadi pada anak-anak serta remaja)
  • Kematian

Pencegahan Cacar Air

Vaksin cacar air adalah langkah pencegahan paling dianjurkan dan paling efektif. Sekalipun vaksin tak melindungi sepenuhnya dari penyakit ini, namun tingkat keparahan gejala akan jauh berkurang.

Tak semua orang bisa memperoleh vaksin ini, sebab vaksin cacar air lebih dianjurkan bagi :

  • Anak-anak usia 12-23 bulan
  • Anak-anak usia 7 hingga 13 tahun ke atas yang belum pernah divaksinasi
  • Orang dewasa yang belum pernah divaksinasi maupun yang belum pernah terkena cacar air.
  • Orang dewasa yang memiliki risiko tinggi terkena paparan virus penyebab cacar air.

Meski begitu, tak semua orang dewasa yang belum divaksinasi ataupun belum pernah kena cacar air bisa memperoleh vaksin, sebab vaksin tak dianjurkan bagi :

Bagi orang-orang yang tak diperbolehkan memperoleh vaksin, risiko cacar air dapat diminimalisir dengan menghindari kontak langsung dengan penderitanya.

Namun bila tak yakin betul mengenai siapa saja yang boleh dan tidak boleh memperoleh vaksin, segera tanyakan secara jelas kepada dokter.

Seorang wanita yang merencanakan kehamilan pun perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh vaksinasi, untuk mengantisipasi cacar air selama kehamilan.

Vaksin cacar air tergolong aman dan bahkan memiliki tingkat efektivitas tinggi dalam melindungi tubuh dari virus cacar air.

Hanya saja, beberapa efek samping ringan usai memperoleh vaksin dapat terjadi. Contohnya adalah benjolan kecil pada area yang disuntik, pembengkakan, rasa sakit dan nyeri, serta kemerahan.

Anonim. 2018. Center for Disease Control and prevention. Chickenpox (Varicella).
Anonim. 2005. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health. Facts about chickenpox.
Marissa Selner, Stacy Sampson DO. 2017. Healthline. Chickenpox
Mayo Clinic Staff. 2019. Mayoclinic. Chickenpox
Yvette Brazie & Deborah Weatherspoon Ph.D., R.N., CRNA. 2017. Medical News Today. What you need to know about chickenpox.
Kristen Finello. 2018. Parents com. 8 Facts About Chickenpox.

Share