Saat bayi bertumbuh kembang semakin besar dan memasuki usia balita, tidak hanya merangkak, berguling dan berjalan yang para orang tua harapkan dari anak mereka [1,2].
Belajar berbicara dan memanggil “papa“ dan “mama” atau “ayah” dan “ibu” adalah yang paling para orang tua ingin dengar dari si kecil [1,2].
Meski demikian, seringkali tidak mudah bagi para orang tua untuk mengajari anak bicara, begitu pula dengan si kecil sendiri untuk belajar bicara [1,2].
Maka berikut ini adalah beberapa cara mengajari balita bicara yang bisa diperhatikan oleh para orang tua.
Daftar isi
Kebanyakan orang tua zaman sekarang menyilakan anak-anaknya yang masih balita untuk menikmati berbagai tontonan khusus anak-anak melalui ponsel pintar atau tablet [2].
Namun menurut hasil studi tahun 2018, anak-anak balita yang berada di depan layar ponsel lebih lama justru meningkatkan risiko keterlambatan kemampuan berbicaranya di usia 18 bulan [3].
Oleh karena itu, batasi waktu bermainnya dengan perangkat gawai tidak lebih dari 1 jam saja setiap hari, khususnya bila usianya 2-5 tahun; untuk anak usia lebih muda dari 2 tahun, batasi lebih singkat lagi [4].
Para orang tua yang aktif mengajak anaknya berbincang atau mengobrol biasanya meningkatkan kecepatan kemampuannya dalam berbicara [2].
Walau belum dapat merespons dengan menjawab langsung melalui kata-kata, para orang tua sebaiknya lebih aktif dalam mengajak bicara anak balitanya [2].
Bicarakan apapun, terutama segala aktivitas yang anak lakukan sepanjang hari, khususnya sebelum tidur [2].
Beri pertanyaan yang tidak membatasi respons anak (bukan dengan jawaban “ya” dan “tidak” saja), melainkan hal-hal yang memancingnya berbicara lebih banyak dan panjang [2,5].
Membaca bersama juga bisa diartikan sebagai orang tua yang rajin membacakan anak berbagai macam cerita setiap hari [1,2].
Dengan cara ini, biasanya anak menjadi lebih terdukung untuk belajar berbicara dan berbahasa lebih baik [1,2].
Kosa kata anak-anak balita dapat bertambah secara signifikan melalui membaca buku bergambar bersama orang tuanya daripada hanya mendengarkan orang tua membacakannya; hal ini ditunjukkan oleh sebuah hasil studi tahun 2016 [6].
Sekalipun orang tua memahami maksud anak saat mengatakan satu atau dua kata yang masih salah pengucapannya, tetap benarkan [2].
Walau terdengar lucu dan membuat anak semakin menggemaskan, sudah saatnya untuk membenarkan kata-kata yang salah agar anak juga bisa belajar mengucapkan yang benar [2].
Tidak perlu dengan cara yang keras, cukup merespons dengan lembut; misalnya bila anak menunjuk buah jeruk namun mengatakan “jeluk” atau “jeyuk”, orang tua bisa merespons dengan “Adik mau jeruk? Sini Ibu ambilkan.” [2]
Mengenali bahasa isyarat anak balita yang masih belum bisa berbicara atau baru bisa berbicara sedikit-sedikit dengan pengucapan yang belum sepenuhnya benar sangat penting bagi para orang tua [2].
Ketika anak memberi isyarat ingin sesuatu, orang tua dapat memberikan kata yang benar untuk diucapkan di depan anak [2].
Dengan mendengarkan dan melihat langsung orang tua mengucapkan kata tersebut, hal ini memudahkan anak untuk belajar kosa kata baru dan berlatih mengucapkannya [2].
Bahkan orang tua juga bisa memberikan ruang bagi balitanya untuk mengekspresikan diri mereka melalui bahasa isyarat supaya lebih percaya diri saat harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya [2].
Mengajak anak dan menghabiskan waktu bersama mengarang cerita tidak sekadar meningkatkan kreativitasnya, tapi juga meningkatkan kemampuan berbicara [7].
Ciptakan sebuah cerita petualangan (genre yang biasanya paling disukai oleh anak-anak), lalu buat sejumlah tokoh serta konfliknya.
Cerita yang diisi dengan tokoh menarik dan lucu serta konflik ringan tanpa bersifat menakutkan pasti akan membuat si kecil merasa hal ini sangat seru.
Bagi para orang tua yang sangat menyukai musik dan sering mendengarkan lagu, ajak anak mendengarkan musik bersama saat luang [7].
Hal ini merupakan salah satu cara efektif dalam membuat anak aktif bergerak (biasanya anak tertarik menyanyi maupun menari) sekaligus meningkatkan kemampuan bicaranya [7].
Pastikan orang tua mengajak anak mendengarkan lagu khusus untuk anak-anak, seperti “Pelangi Pelangi,” “Bintang Kecil,” “Naik Delman,” “Kasih Ibu,” “Cicak di Dinding” atau lainnya.
Selain memelajari irama, mereka juga akan belajar mengenai bahasa yang digunakan dalam lagu tersebut [7].
Ketika anak berhasil mengucapkan sebuah benda dengan benar, orang tua dapat memperluas kosa kata sang anak [1,2].
Misalnya, anak mengucapkan kata “bola” sambil menunjuk ke arah benda bulat kecil berwarna putih yang memang disebut dengan bola [1,2].
Orang tua kemudian dapat memperluasnya dengan mengatakan, “Iya, ada bola putih kecil.” [1,2]
Hal tersebut bisa membuat anak belajar bahwa bola tersebut berukuran kecil dan berwarna putih [1,2].
Untuk mendukung anak berbicara lebih lancar, coba untuk selalu memberikan pilihan kepada anak dalam segala hal [2].
Misalnya saja ketika sudah saatnya anak makan buah, beri pilihan seperti “Mau apel atau jeruk?” supaya si kecil bisa memilihnya (mengulangi perkataan orang tua) sekaligus memahami nama buah [2].
Cara mengajari balita bicara dapat disesuaikan dengan kreativitas masing-masing orang tua; namun perlu diingat bahwa perkembangan kemampuan bicara setiap anak bisa berbeda-beda sehingga orang tua tidak perlu sampai memaksa anak dalam prosesnya.
1. Dr. Leah Alexander, MD, FAAP. How to Get My Toddler to Talk. Mom Loves Best; 2021.
2. Karen Gill, M.D. & Valencia Higuera. How to Teach Your Toddler to Talk. Healthline; 2020.
3. Meta van den Heuvel, MD, PhD, Julia Ma, MPH, Cornelia M. Borkhoff, PhD, Christine Koroshegyi, MA, David W. H. Dai, MSc, Patricia C. Parkin, MD, Jonathon L. Maguire, MD, MSc, & Catherine S. Birken, MD, MSc & on behalf of the TARGet Kids! Collaboration. Mobile Media Device Use is Associated with Expressive Language Delay in 18-Month-Old Children. Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics; 2019.
4. David Hill, MD; Nusheen Ameenuddin, MD; Yolanda (Linda) Reid Chassiakos, MD; Corinn Cross, MD; Jeffrey Hutchinson, MD; Alanna Levine, MD; Rhea Boyd, MD; Robert Mendelson, MD; Megan Moreno, MD; Wendy Sue Swanson, MD. Media and Young Minds. Pediatrics; 2016.
5. Pratiksha Gupta. Bedtime Talk : Building Your Child’s Creative Language. 1Special Place; 2018.
6. Dominic W. Massaro. Two Different Communication Genres and Implications for Vocabulary Development and Learning to Read. Journal of Literacy Research; 2016.
7. Raising Children Network. Talking and play: toddlers. Raising Children Network; 2021.