Kehamilan & Parenting

13 Cara Mengatasi Air Liur Berlebihan pada Bayi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Biasanya pada usia 2-3 bulan bayi mulai sering mengeluarkan air liur karena kelenjar saliva bayi menjadi aktif secara fungsional. Bayi belum memiliki kendali yang tepat pada otot leher mereka sehingga air liur yang diproduksi tidak ditahan atau ditelan, sehingga sering kali menetes keluar[1].

Keluarnya alir liur pada bayi merupakan kondisi normal. Akan tetapi, terkadang jumlah air liur yang dikeluarkan menjadi berlebihan hingga menyebabkan ketidaknyamanan[1, 2].

Beberapa langkah berikut dapat digunakan untuk mengatasi alir liur berlebihan pada bayi.

1. Memastikan Penyebab

Langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mencari tahu penyebab bayi mengeluarkan air liur berlebih. Pada kebanyakan kasus, air liur berlebihan disebabkan oleh tumbuhnya gigi[1, 2].

Beberapa bayi mulai mengeluarkan air liur berlebihan sejak satu bulan sebelum gigi pertama terlihat. Jika disebabkan oleh tumbuhnya gigi, air liur berlebihan dapat diatasi dengan memberikan bantuan[2].

Keluarnya air liur juga dapat dipicu oleh lapar. Bayi biasanya diberi makan setiap 2-3 jam. Kelenjar saliva dapat terstimulasi jika bayi merasa lapar atau mencium aroma ASI. Tanda lain yang muncul saat bayi merasa lapar ialah mengecap bibir dan mengisap[2].

Kemungkinan lain yang dapat menjadi penyebab air liur berlebihan ialah demam. Demam memicu produksi mukus berlebihan, yang mana kemudian menyebabkan mulut bayi kering[2].

Jika bayi mengeluarkan air liur berlebih disertai dengan demam, amandel bengkak atau muntah sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Bayi mungkin memerlukan penanganan untuk mengatasi mulas atau infeksi[2].

2. Memakaikan Kain Alas Dada

Kain alas dada yang terbuat dari kapas bekerja paling baik untuk menampung air liur karena bahan ini memiliki kemampuan penyerap. Kain alas dada sebaiknya diganti dan dicuci setiap hari dengan detergen disinfektan yang aman untuk bayi[1].

3. Mengajarkan Kebiasaan Baru pada Bayi

Untuk mengurangi air liur berlebih, bayi dapat diajari cara membersihkan air liurnya sendiri. Kita dapat mulai mengajari bayi untuk mengelap air liur yang menetes keluar dan menelan air liur berlebih. Cara ini memerlukan waktu dan beberapa kali pengulangan pengajaran hingga bayi terbiasa[3].

Saat air produksi liur bayi berlebihan, sebaiknya selalu membawa tisu, terutama saat mengajak bayi keluar rumah. Tisu merupakan opsi paling praktis untuk membersihkan air liur yang menetes keluar. Air liur diseka dengan tisu yang kemudian dibuang yang telah dipakai[1].

4. Memberikan Mainan Tumbuh Gigi

Jika air liur berlebih pada bayi disebabkan oleh pertumbuhan gigi, dapat digunakan mainan tumbuh gigi (teething toy) untuk mengatasi. Mainan tumbuh gigi membantu meredakan sakit pada gusi dan menurunkan air liur berlebih yang dipicu oleh gusi yang teriritasi[1, 2].

Untuk hasil yang lebih baik, mainan tumbuh gigi dapat disimpan di dalam kulkas selama beberapa jam, namun pastikan tidak sampai beku. Mainan tumbuh gigi yang dingin lebih efektif mengurangi sakit pada gusi[2].

Sebaiknya hindari penggunaan kalung tumbuh gigi karena berisiko menyebabkan pencekikan dan tidak dianjurkan oleh ahli kesehatan anak[1].

5. Pijat Gusi

Cara lain untuk membantu meringankan rasa sakit dan iritasi akibat gigi yang tumbuh ialah dengan memijat gusi bayi. Cara ini juga dapat membantu bayi mengembangkan otot pada mulut, sehingga membantu bayi untuk dapat menelan dan menahan air liur dengan lebih baik[2].

Untuk stimulasi otot sekitar rahang, dapat dilakukan pijat secara perlahan pada pipi dan bibir bayi. Pijat dilakukan dengan lembut menggunakan tangan yang sudah dicuci sebelumnya[2].

6. Jus Pepaya atau Nanas

Pepaya dan nanas dikenal dapat mengurangi produksi saliva dan umum digunakan untuk mengatasi produksi air liur berlebihan pada orang berusia lanjut dan anak-anak dengan kebutuhan khusus[2].

Jika bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan, dapat diberikan sedikit jus pepaya atau nanas. Untuk jus nanas, sebaiknya dicampur dengan buah lain yang tidak asam. Sifat asam nanas dapat menyebabkan perut bayi sakit[2].

Jus pepaya biasanya menjadi pilihan yang lebih aman, terutama jika bayi mudah mengalami masalah perut seperti mulas[2].

7. Tidurkan dengan Posisi Terlentang

Bayi yang tidur dengan posisi tengkurap dapat mengeluarkan air liur berlebih sepanjang malam. Menidurkan bayi dengan posisi terlentang membantu mencegah keluarnya air liur berlebih[2].

8. Naikkan Posisi Kepala

Menjaga posisi kepala bayi sedikit lebih tinggi dibandingkan tubuh dapat membantu mengurangi air liur berlebih. Tempatkan bantal di bawah kepala bayi untuk menjaga posisi kepala lebih tinggi[2].

Dianjurkan menggunakan bantal yang lebih kaku. Penggunaan bantal yang empuk tidak dapat menjaga posisi kepala lebih tinggi dengan baik, terutama jika bayi lebih suka tidur tengkurap[2].

Selain itu penggunaan bantal empuk merupakan faktor risiko untuk sindrom bayi mati mendadak[2].

9. Menggunakan Sedotan

Jika bayi sudah cukup umur untuk minum dari gelas/botol, sebaiknya memilih menggunakan botol dengan sedotan. Bayi dapat dikenalkan untuk menggunakan botol dengan sedotan sedikit mulai sedikit[2].

Penggunaan sedotan untuk minum akan memperkuat otot sehingga dapat retract air liur kembali masuk untuk ditelan[4].

Selain itu, minum menggunakan sedotan akan membantu perkembangan otot pada mulut dan tenggorokan bayi. Saat bayi dapat menggunakan ototnya dengan lebih baik, ia dapat menahan dan menelan air liur sehingga tidak keluar air liur berlebih[2].

Beberapa bayi dapat mulai minum menggunakan sedotan mulai usia 4 bulan, sementara ada juga yang baru bisa menggunakan sedotan saat berusia 2 tahun. Jika bayi tidak bisa minum dengan sedotan, mungkin bayi belum siap. Pengenalan sedotan sebaiknya dilakukan bertahap dan tidak dipaksakan[2].

10. Mengurangi Penggunaan Kempongan

Kempongan sering kali menjadi cara efektif untuk menenangkan bayi, terutama pada bayi yang cenderung rewel. Akan tetapi, bayi yang menggunakan kempongan cenderung lebih sering mengeluarkan air liur[2, 3]

Hal ini dikarenakan adanya objek di dalam mulut dapat menstimulasi kelenjar saliva. Tapi karena bayi tidak menelannya, saliva yang berlebih akan mengalir keluar mulut[2].

Sebisa mungkin, kurangi penggunaan kempongan. Jika bayi sulit langsung dipisahkan dari kempongan, penggunaan dapat dibatasi saat hendak tidur[2].

Untuk bayi yang sudah terbiasa menggunakan kempongan, sebaiknya waktu penggunaan dibatasi secara bertahap sehingga bayi dapat membiasakan sedikit demi sedikit. Setelah bebas dari kempongan, cobalah mengalihkan perhatian bayi dengan makanan atau permainan sehingga bayi tidak mencari kempongan lagi[2].

11. Menjaga Kebersihan Mulut

Salah satu fungsi utama saliva ialah untuk melawan kuman yang memasuki tubuh. Menjaga kebersihan mulut dapat membantu mengurangi produksi saliva dan menghindari keluarnya air liur berlebih[2].

Jika bayi belum menumbuhkan gigi, untuk menjaga kebersihan mulut dapat dilakukan dengan menyeka gusi bayi menggunakan sapu tangan yang bersih dan lembap. Saat bayi sudah menumbuhkan gigi, gunakan sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi khusus bayi[2].

12. Sikat Gigi Elektrik

Idealnya, penggunaan sikat gigi elektrik baru dianjurkan setelah bayi berusia 1 tahun. Tapi saat ini tersedia produk sikat gigi elektrik yang dapat digunakan untuk bayi kurang dari 1 tahun. Perhatikan label pada produk dan pastikan memilih sikat gigi elektrik khusus bayi[2].

Menggunakan sikat gigi elektrik 2 kali sehari dapat membantu meningkatkan sensitivitas mulut dan menstimulasi perkembangan proses menelan dan mengunyah. Peningkatan sensitivitas juga membuat bayi lebih menyadari air liur berlebih sehingga dapat mulai menahan atau menelan[2, 4].

13. Meletakkan Minyak Ter pada Dagu Bayi

Cara ini tidak menghentikan air liur, tapi dapat mencegah efek negatif air liur. Cara ini agak terlihat aneh, tapi kita dapat menangkap air liur dengan olesan minyak ter yang diletakkan di dagu bayi[3].

Minyak ter akan menyerap air liur saat mengalir turun sehingga tidak akan mencapai leher dan pakaian bayi. Dengan cara ini kita dapat mencegah kulit bayi mengalami iritasi akibat air liur berlebihan[3].

1. Rohit Garoo, BSc, MBA, reviewed by Jenni Johnson, RN. Drooling in Babies: Causes, Treatment and When to See a Doctor. Mom Junction; 2021.
2. Aunindita Bhatia. How to Stop Your Baby’s Excessive Drooling. Baby Gaga; 2016.
3. Anonim. 5 Ways to Reduce Drooling. Powell Owls; 2019.
4. Heidi Hanks. How to Reduce Drooling in Infants and Children. Mom My Speech Therapy; 2007.

Share