Carbocisteine atau disebut juga Carbocysteine adalah kelas obat pernapasan yang disebut mukolitik. Obat ini bekerja mengencerkan lendir (dahak) sehingga seringkali digunakan untuk mengobati penyakit pernapasan jangka panjang seperti penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK) dan bronkiektasis. [1,4]
Daftar isi
Penjelasan terkait, perhatikan tabel berikut ini; [2]
Indikasi | Obat batuk berdahak (mukolitik) |
Kategori | Obat Resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Obat persiapan batuk dan dingin |
Bentuk | Kapsul dan Sirup |
Kontraindikasi | → Ulserasi peptik aktif (asam lambung) → Anak-anak di bawah 2 tahun. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Carbocisteine: → Pasien dengan riwayat penyakit tukak lambung/gastroduodenal. → Pengobatan dengan obat batuk pada anak-anak (terutama kurang dari 15 tahun) → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Manfaat utama dari Carbocisteine adalah mengatasi gejala batuk berdahak, terutama bagi pasien dengan penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) dan bronkiektasis, yakni kerusakan dan pelebaran permanen pada bronkus dan saluran pernapasan. [1]
Kondisi ini menyebabkan penumpukan lendir di dalam paru-paru. Gejala yang paling sering muncul adalah batuk berdahak terus-menerus dan sesak napas. [1]
Carbocisteine memiliki fungsi mukolitik sehingga mampu mengencerkan kekentalan dahak (lendir), dengan begitu lendir yang kental itu lebih mudah untuk dikeluarkan. [1,4]
Berikut ini adalah dosis Carbocisteine yang umumnya diresepkan. Selalu konsultasi dengan dokter untuk mengetahui keterangan dosis selanjutnya. [1,3]
Mukolitik Oral/Diminum: → 2,25 g sebagai dosis awal diminum setiap hari dengan dosis terbagi (dibagi dalam 3-4 kali setiap hari). Kemudian seiring dengan membaiknya kondisi pasien, kurangi dosis ke 1,5 setiap hari dengan dosis terbagi (3-4 kali setiap hari) → Interval Dosis Minimum: Setiap hari dengan dosis terbagi → Dosis sekali minum Maksimum: 2, 25 g kemudian dikurangi 1,5 g → Dosis Maksimum: 2,5 g dalam dosis terbagi atau diminum 3-4 kali setiap hari. |
Mukolitik Oral/Diminum: ⇔ 2-5 tahun → 250-500 mg (1.25-2.5 ml) diminum setiap hari di bagi dalam 3-4 dosis. → Interval Dosis Minimum: Setiap hari dengan dosis terbagi → Dosis sekali minum Maksimum: 250-500 mg/ 1.25-2.5 ml → Dosis Maksimum: 250-500 mg (1.25-2.5 ml) dalam dosis terbagi. ⇔ 6-12 tahun → 750 mg (5 ml) setiap hari dalam 3 dosis terbagi (250 mg/ 5 ml 3 kali sehari) → Interval Dosis Minimum: Setiap hari dengan dosis terbagi → Dosis sekali minum Maksimum: 750 mg dalam 3 dosis terbagi (250 mg/ 5 ml 3 kali sehari) → Dosis Maksimum: 750 mg/ 5 ml dalam 3 dosis terbagi |
Berikut ini resiko efek samping Carbocisteine yang umumnya dilaporkan. Hubungi dokter atau tenaga medis terpercaya bila beberapa efek samping berikut ini terjadi dan mengganggu Anda. [2]
Uraian berikut ini berkaitan dengan detail tentang Carbocisteine. [1,2]
Penyimpanan | Tablet / tutup: → Simpan di bawah 25 ° C. → Jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | → Deskripsi: Carbocisteine adalah mukolitik yang berfungsi mengurangi hiperplasia goblet sel (lendir yang menjaga lapisan terluar sel agar tidak dirusaki oleh enzim pepsin) dalam pengelolaan gangguan pernapasan. Hal ini terkait dengan pelepasan (sekresi) lendir yang berlebihan atau lendir kental abnormal. ⇔ Farmakokinetik: Penyerapan: Diserap dengan cepat dan baik dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati: <10%. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: Sekitar 2 jam. Distribusi: Menembus jaringan paru-paru dan lendir pernapasan. Metabolisme: Menjalani metabolisme hepatic-first pass melalui asetilasi, dekarboksilasi, dan sulfoksidasi. Ekskresi: Melalui urin sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah. Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 2 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatkan resiko efek samping dengan Acetohexamide. → Meningkatkan resiko efek samping dengan Chlorpropamide |
Overdosis | ⇔ Gejala: Gangguan Pencernaan (gastrointestinal) ⇔ Cara Mengatasi: Segera dikosongkan perut dengan proses lavage lambung. |
Bagaimana metode penggunaan Carbocisteine?
Obat ini biasanya telah dilengkapi jarum suntik plastik atau sendok untuk takaran dosis sehingga jangan menggantikan sendok itu dengan sendok yang lain karena bisa berpengaruh pada jumlah takaran dosis yang sudah direkomendasikan. [3]
Berapa lama Carbocisteine bekerja?
Biasanya diperlukan waktu hingga 4 minggu sampai gejala benar-benar membaik. Konsultasikan dengan dokter jika gejala batuk Anda tidak berkurang, barangkali dokter akan menggantikan obat yang lebih sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. [3]
Apakah ada obat yang mirip dengan Carbocisteine?
Ada beberapa obat yang berkaitan dengan penyakit pernapasan jangka panjang. Namun, setiap obat biasanya diresepkan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit atau kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, selalu konsultasikan perkembangan kondisi kesehatan Anda kepada dokter untuk mengetahui keterangan lanjutan tentang obat yang perlu Anda konsumsi. [3]
Apa yang terjadi jika saya melewatkan satu dosis Carbocisteine?
Minumlah dosis yang terlewat saat itu juga. Setelah tiba pada jadwal dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat. Jangan menggunakan obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat. [3]
Berikut ini beberapa obat yang mengandung Carbocisteine di pasaran: [1]
Brand Merek Dagang |
Lofenin |
Nivicof |
Solmux |
Lobiscol |
1) Anonim. Diakses 2020. DRUGBANK. Carbocisteine.
2) Anonim. Diakses 2020. MIMS. Carbocisteine.
3) Anonim. Diakses 2020. nhs.uk. Carbocisteine.
4) C Hooper, J CalvertUS. 2008. US National Library of Medicine National Institutes of Health. The role for S-carboxymethylcysteine (carbocisteine) in the management of chronic obstructive pulmonary disease.