Electroretinography (ERG) adalah tes mata yang digunakan untuk memeriksa fungsi retina, yaitu bagian bola mata yang bertugas mendeteksi cahaya.
Dokter biasanya melakukan tes ini pada pasien yang diduga memiliki gangguan retina, baik itu yang bersifat keturunan maupun yang terjadi setelah dewasa.
Daftar isi
Prosedur ERG, yang juga dikenal dengan istilah elektroretinogram, dilakukan untuk mengukur respon listrik pada sel-sel mata yang sensitif terhadap cahaya.
Sel-sel ini disebut sel batang dan sel kerucut, letaknya di bagian belakang mata dan kita biasa menyebutnya sebagai retina. Ada 120 juta sel batang dan 6 hingga 7 juta sel kerucut di bola mata manusia. [2, 3]
Sel kerucut bertanggung jawab atas sensitivitas mata terhadap warna dan sebagian besar terletak di bagian macula mata. Sel batang lebih sensitif terhadap cahaya dibandingkan kerucut, tetapi tidak lebih sensitif terhadap warna. [1, 2, 3, 4, 5]
ERG yang menunjukkan hasil abnormal bisa mendeteksi kelainan pada lapisan-lapisan sel ini.
ERG juga bisa membantu dokter menentukan kebutuhan pasien akan operasi retina atau pembedahan mata lainnya, seperti pengangkatan katarak.
Dokter biasanya melakukan ERG untuk menentukan apakah seseorang memiliki kelainan pada retina, baik itu yang bersifat keturunan maupun yang berkembang setelah dewasa.
Kelainan-kelainan tersebut termasuk: [1, 2, 3, 4, 5]
ERG adalah salah satu tes elektrofisiologi mata. Tergantung dari jenis gangguan mata yang diperiksa, ERG mungkin dilakukan bersama beberapa tes lainnya, seperti electrooculography (EOG) atau tes adaptometry kegelapan.
Pemeriksaan ERG umumnya bisa ditoleransi dengan baik oleh pasien, tidak menyakitkan, bahkan bisa dilakukan pada anak-anak dan bayi. Namun, kadang-kadang, ERG perlu dilakukan dibawah bius.
Berikut adalah langkah-langkah prosedur ERG: [1, 2, 3, 4, 5]
Pemeriksaan ERG biasanya berlangsung selama satu jam. [3]
Setelah prosedur selesai, mata mungkin akan terasa perih dan sensitif. Jangan menggosok mata setidaknya satu jam setelah tes selesai. Menggosok mata bisa menyebabkan kerusakan kornea karena mata masih dalam keadaan mati rasa dari tetes mata anestesi.
Tergantung dari hasil pemeriksaan, dokter mungkin akan melakukan tes lanjutan untuk memeriksa lebih jauh kondisi mata, memberikan resep obat, atau menyarankan pembedahan jika terdeteksi ada kelainan pada mata. [1]
Hasil normal akan menunjukkan pola gelombang normal atas respon mata terhadap tiap-tiap kilatan cahaya.
Hasil abnormal mungkin menandakan terjadinya salah satu gangguan berikut:
Tidak ada risiko yang berkaitan dengan prosedur ERG. Saat pemeriksaan berlangsung, beberapa pasien mungkin merasa sedikit tidak nyaman, dan ini sangat normal.
Elektroda yang dipasang di kornea rasanya mirip seperti kelilipan bulu mata, demikian menurut beberapa pasien.
Pada kasus yang sangat jarang terjadi, pasien mungkin mengalami abarasi kornea akibat tes. Jika ini terjadi, dokter bisa mendeteksinya dengan cepat dan bisa diobati dengan mudah. [1, 2, 3]
1. Matthew Marano, Jr, MD. What is Electroretinography (ERG)? Marano Eye Care.
2. Corinna Underwood. Electroretinography. Healthline; 2020.
3. John Sheppard, MD, Patricia S. Bainter, MD, Melissa Conrad Stöppler, MD. Electroretinography. Medicine Net; 2021.
4. Donnell J. Creel. THE ELECTRORETINOGRAM AND ELECTRO-OCULOGRAM: CLINICAL APPLICATIONS. WEBVISION, The Organization of the Retina and Visual System; 2015.
5. Quinteros Quintana. Electroretinography: A biopotential to assess the function/dysfunction of the retina. Journal of Physics: Conference Series; 2016.