Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kondisi flek saat hamil bisa terasa menakutkan, namun hal ini tidak selalu merupakan tanda bahwa terjadi sesuatu yang gawat. Flek saat hamil bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perdarahakan akibat
Menemukan flek atau mengalami perdarahan ringan saat hamil tentu membuat khawatir, tetapi hal ini tidak selalu berarti ada masalah dengan kandungan. Banyak wanita yang mengalami flek saat hamil tetap sehat dan melahirkan bayi yang juga sehat.
Flek adalah bercak-bercak darah berwarna merah muda, merah, atau coklat gelap yang ditemukan di celana dalam atau pantyliner. Flek hanyalah perdarahan ringan dan bukan perdarahan yang membutuhkan pembalut untuk menampungnya.
Daftar isi
Flek dan perdarahan ringan saat hamil adalah hal yang cukup umum, terutama di trimester pertama, dan biasanya bukan suatu tanda adanya kondisi yang serius. Tetapi, karena perdarahan juga bisa menjadi gejala dari gangguan kesehatan, maka perlu diketahui penyebabnya dan diperiksa oleh dokter untuk memastikan ibu dan bayi sehat.
Flek yang terjadi di hari ke-6 hingga 12 kehamilan adalah hal yang normal. Ini disebabkan oleh proses tertanamnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. [1, 2, 3, 4]
Pada tahap ini beberapa wanita biasanya masih belum tahu dirinya hamil dan mengira flek yang dialaminya adalah tanda awal menstruasi.
Flek pada masa ini biasanya sangat ringan dan bisa berlangsung mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah hamil di luar kandungan. Pada kondisi ini, sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Jika embrio terus bertumbuh, maka bisa menyebabkan tuba falopi pecah dan membahayakan nyawa ibu. Kehamilan ektopik berpotensi menimbulkan bahaya, namun hanya terjadi pada 2% kehamilan. [1]
Flek atau perdarahan ringan bisa menjadi gejala dari kondisi ini, namun juga disertai gejala-gejala lain seperti: [1, 2, 4]
Jika sudah timbul robekan pada tuba falopi, flek bisa berubah menjadi perdarahan berat dalam beberapa jam. Untuk itu, bila flek terjadi bersamaan dengan tanda-tanda diatas, harus segera diperiksakan ke dokter.
Serviks, yaitu jalan masuk menuju rahim, akan mengalami perubahan ketika seorang wanita mulai mengandung. Produksi hormon kehamilan membuat serviks menjadi lebih lembut, sensitif, dan mudah berdarah.
Gesekan yang terjadi pada serviks, misalnya saat berhubungan intim atau melakukan pemeriksaan panggul, bisa berpotensi menyebabkan iritasi. Flek yang timbul setelah adanya penetrasi di vagina kemungkinan adalah tanda terjadinya iritasi pada serviks. [1, 2, 3, 4]
Perdarahan serviks tidak berbaaya dan biasanya akan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa jam. Flek yang keluar biasanya berwarna merah atau kecoklatan.
Pada kasus yang jarang terjadi, cedera serius pada serviks, misalnya akibat penganiayaan atau trauma, bisa menyebabkan perdarahan serviks yang hebat. Cedera seperti ini bisa menyebabkan infeksi dan komplikasi serius lainnya dan harus segera diperiksakan.
Ketika usia kehamilan memasuki minggu ke-7, terjadi perubahan luteal-plasental. Ini adalah saat plasenta sudah cukup bertumbuh untuk mulai menghasilkan hormon yang akan menjaga keberlangsungan kehamilan.
Perubahan hormonal ini kadang-kadang memicu turunnya hormon progesterone untuk sementara waktu. Perubahan ini bisa menyebabkan keluarnya flek, atau bahkan perdarahan seperti menstruasi. Selama plasenta mulai menghasilkan progesterone dalam jumlah cukup, kehamilan akan berlanjut dengan aman. [4]
Karena keguguran paling sering terjadi di 12 minggu pertama (trimester pertama) usia kehamilan, maka terjadinya flek di masa ini paling sering membuat ibu hamil khawatir dirinya mengalami keguguran. Tetapi, flek atau perdarahan pada trimester pertama tidak selalu berarti tanda keguguran. [1, 2, 3 , 4]
Bila flek atau perdarahan tidak berhenti setelah beberapa jam, atau disertai nyeri atau kram di perut atau punggung bawah dan keluar semacam gumpalan atau cairan dari vagina, maka harus segera diperiksakan ke dokter.
Sebuah studi atas 4,539 wanita hamil di tahun 2010 menemukan bahwa 26.7% dari mereka mengalami perdarahan pada satu waktu selama masa kehamilannya, tetapi hanya 12% yang mengalami keguguran. Angka ini menunjukkan bahwa kurang dari setengah jumlah wanita yang mengalami flek dan perdarahan saat hamil yang memang mengalami keguguran. [4]
Iritasi serviks masih bisa terjadi di trimester kedua dan ketiga, sehingga flek yang muncul setelah berhubungan seks atau pemeriksaan panggul masih mungkin disebabkan oleh gesekan pada serviks yang sensitif.
Polip serviks adalah salah satu kemungkinan penyebab flek di trimester kedua. Ini adalah pertumbuhan di serviks yang tidak berbahaya. Flek bisa terjadi akibat meningkatnya jumlah pembuluh darah di jaringan sekitar serviks. [1, 2, 4]
Perdarahan ringan atau flek di trimester ketiga atau akhir kehamilan bisa menjadi tanda bahwa proses persalinan sudah dimulai. [1, 4]
Jika perdarahan semakin deras di akhir masa kehamilan, segera hubungi fasilitas kesehatan, karena bisa disebabkan oleh: [1, 2, 3, 4]
Penanganan flek dan perdarahan yang tepat waktu di trimester ketiga atau akhir masa kehamilan waktu sangat penting untuk keselamatan ibu dan bayi, meskipun hanya ringan saja atau bahkan flek.
Penanganan flek pada ibu hamil akan tergantung dari penyebabnya, dan ini perlu didahului oleh pemeriksaan oleh dokter kandungan atau bidan.
Meskipun beberapa kasus keluarnya flek bukanlah tanda terjadinya sesuatu yang serius, namun sebaiknya tetap diperiksakan untuk memastikan kondisi ibu dan janin baik-baik saja dan sehat.
1. Traci C. Johnshon, MD. Bleeding During Pregnancy. Web MD; 2020.
2. Jane Chertoff, Holly Ernst, PA-C. What Causes Spotting in Pregnancy? Healthline Parenthood; 2018.
3. Wayne Blocker, MD, Melissa Conrad Stöppler, MD. Bleeding During Pregnancy (First, Second, and Third Trimester). Medicine NET.
4. Zawn Villines, Carolyn Kay, M.D. What to know about spotting in early pregnancy. Medical News Today; 2019.