Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Fraktur penis adalah hal yang mungkin terjadi ketika terdapat trauma pada penis yang sedang ereksi. Fraktur penis berbeda dari fraktur lainnya karena penis tidak memiliki tulang. Trauma ini paling sering
Daftar isi
Fraktur penis atau penis patah merupakan cedera yang jarang terjadi dan memiliki kemungkinan terjadi selama melakukan hubungan sexual. Meskipun jarang terjadi, penis patah dapat terjadi ketika adanya trauma pada penis yang sedang ereksi. [1,2]
Fraktur penis tidak sama dengan patah tulang, karena penis tidak memiliki tulang. Hal ini terjadi ketika pecahnya dua area penis yang biasanya menyebabkan ereksi, antara korpus kavernosum penis (batang penis) dan selubung penis. [1,2]
Akibat dari cedera ini dapat menyebabkan kerusakan dalam jangka panjang pada kelamin dan saluran kencing pria, kejadian ini juga harus segera mendapatkan perawatan. [1]
Fraktur penis merupakan kondisi medis yang darurat. Jika hal ini terjadi, harus segera ke rumah sakit, lalu kemungkinan akan dilakukan pembedahan jika dibutuhkan. Perawatan lebih awal dapat membantu dalam pencegahan terjadinya masalah seksual dan gangguan pada saluran buang air kecil secara permanen. [1]
Fraktur penis merupakan cedera menyakitkan yang biasanya terjadi di dua pertiga bagian bawah penis. [1]
Penis patah merupakan cedera yang lebih parah dari rasa sakit dan memar. [3]
Gejala dari fraktur penis antara lain [1] :
Namun terdapat penelitian yang mengatakan bahwa gejala fraktur penis tidak termasuk pada suara meletus atau kehilangan ereksi yang cepat, biasanya kedua gejala tersebut berasal dari cedera lainnya. [1]
Fraktur penis yang terjadi biasa dokter sebut sebagai “deformitas terong”, karena penis akan terlihat menjadi ungu dan bengkak. Gejala langka lainnya dari fraktur penis termasuk pada bengkak dibagian skrotum dan mengeluarkan darah ketika buang air kecil. [1]
Kondisi lainnya yang memiliki kemiripan pada gejala penis patah termasuk pada pecahnya pembuluh darah vena, pecahnya pembuluh darah di penis, dan ligamen suspensori juga pecah. [1]
Dokter biasanya menggunakan teknik pencitraan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui perbedaan antara kondisi tersebut. [1]
Penis patah terjadi ketika seseorang mengalami trauma mendadak atau terjadinya pembengkokan penis yang mematahkan tunika albuginea. Jaringan ereksi di bawah tunika albuginea dapat pecah. Jaringan spons ini dapat terisi dengan darah saat terangsang secara seksual, yang menyebabkan ereksi. [3]
Fraktur dapat melukai uretra. Uretra merupakan saluran tempat urin mengalir di penis. [3]
Hal umum yang menjadi penyebab penis patah, yaitu [3] :
Penyebab yang biasa terjadi dalam kasus penis patah bagi laki-laki yang aktif secara seksual yaitu adanya trauma selama berhubungan seksual. [3]
Meskipun patah penis diakibatkan dari cedera selama melakukan berbagai posisi saat hubungan seksual, penerapan posisi tertentu dapat meningkatkan peluang terjadinya penis patah. [3]
Bagi laki-laki heteroseksual, jika melakukan posisi woman-on-top ketika melakukan hubungan seksual, meningkatkan risiko yang tinggi terjadinya penis patah. Ketika penis terhalang saat masuk ke vagina, berat badan wanita dapat dengan paksa menekuk penis yang ereksi. [3]
Kemungkinan wanita akan terus bergoyang ke depan atau belakang yang dapat menekuk batang penis. Posisi seksual masuk lewat belakang juga dikaitkan dengan cedera penis. [3]
Beberapa pria melakukan praktik taqaandan yang berasal dari budaya Timur Tengah, dapat disebut juga dengan retakan penis. Hal ini dilakukan dengan memegang batas penis yang ereksi dan menekuk bagian atas sampai terdengar suara klik. Beberapa pria yang melakukan praktik ini memiliki berbagai alasan, seperti [3] :
Jika seseorang mencurigai adanya patah tulang, segera temui dokter secepatnya. Jika tidak segera melakukan pengobatan, penis akan patah secara pemanen dan mengalami kerusakan. Fraktur dapat menyebabkan kesulitan ereksi, yang biasa disebut sebagai disfungsi ereksi (erectile dysfuction (ED)). [3]
Dokter dapat memastikan jika terjadinya penis patah berdasarkan pemeriksaan dan diskusi terkait dengan cedera tersebut. Jika pemeriksaan yang dilakukan membawakan hasil diagnosis yang kurang jelas, maka akan dilakukan studi pencitraan medis oleh dokter. Hal ini meliputi [3] :
Kemungkinan akan dilakukan tes urin untuk memeriksa kondisi uretra. Uretra memiliki kemungkinan patah, karena hal ini terjadi sekitar 38% pada pria yang mengalami penis patah. [3]
Lalu tes lainnya dapat melakukan penyuntikan pewarna khusus ke dalam uretra melalui ujung penis, bersamaan dengan pengambilan X-Ray. Tes ini dapat membantu untuk mengetahui kerusakan atau kelainan yang terjadi agar dapat segera ditangani oleh ahli bedah dalam perbaikan penis patah. [3]
Untuk pengobatan penis patah, dapat dilakukan beberapa hal dibawah ini:
Untuk pencegahan fraktur penis, harus dipastikan menggunakan pelicin yang memadai selama melakukan hubungan dan berhati-hati selama hubungan penetrasi yang kuat dan keras.
Selain itu, hindari memaksakan penis yang sedang ereksi menggunakan pakaian dalam yang ketat atau berguling saat ereksi di tempat tidur. Kekuatan yang ditimbulkan akibat ereksi akan muncul secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan cedera, baik cedera besar ataupun kecil. [3]
1. Alana Biggers, M.D., MPH, & Rachel Nall, MSN, CRNA. Everything you need to know about penile fracture. Medical News Today; 2017.
2. Matthew (Matt) J. Ziegelmann, M.D. Is it possible to fracture your penis?. Mayo Clinic; 2020.
3. Daniel Murrell, M.D. Daniel Pendick. Everything You Should Know About Penile Fractures. Healthline; 2017.
4. Dr. Andrew Siegel. PENILE FRACTURE: HOW TO TREAT A BROKEN PENIS. New Jersey Urology; 2019.