Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Gangguan kepribadian histrionik adalah ciri kepribadian dimana orang dengan gangguan ini memiliki emosi yang intens dan tidak stabil, juga citra diri yang terganggu. Untuk orang dengan gangguan kepribadian
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik menggantungkan rasa percaya dirinya pada pendapat orang lain tentang dirinya. Penderita gangguan ini sangat butuh diperhatikan dan seringkali bersikap dramatis atau tidak senonoh hanya untuk mendapat perhatian dari orang lain.
Daftar isi
Gangguan kepribadian histrionik (GKH) adalah suatu kondisi mental yang ditandai dengan suatu pola tingkah laku emosional dan suka mencari perhatian secara ekstrem yang diawali di awal usia dewasa dan bisa dikenali dengan jelas pada situasi-situasi tertentu. [1, 2, 3, 4]
Gangguan kepribadian histrionik adalah salah satu dari 10 gangguan kepribadian yang terdaftar dalam buku manual diagnosa dan statistik gangguan mental (DSM-5). GKH diklasifikasikan sebagai salah satu gangguan Klaster B yang memiliki karakter dramatis, terlalu emosional, dan/atau tidak bisa diduga. [1, 4]
Kata histrionik berarti “dramatis atau teatrikal”. Gangguan ini ditandai dengan emosi yang dangkal, suka mencari perhatian, dan manipulatif.
Orang dengan GKH memiliki anggapan yang tidak benar tentang dirinya sendiri. Mereka membutuhkan persetujuan dan pujian dari orang lain untuk merasa percaya diri. Oleh karena itu, mereka senang mencari perhatian dengan cara yang dramatis.
Karena tingkah laku penderita GKH yang cenderung berlebihan, mereka lebih rentan mengalami depresi. [3]
GKH bukanlah gangguan psikologis yang membuat penderitanya jadi tidak berfungsi. Kebanyakan orang dengan kondisi ini bisa dengan sukses beraktivitas di masyarakat dan lingkungan kerja. Bahkan, orang dengan GKH biasanya memiliki kemampuan bersosialisasi yang sangat baik. [1, 2, 3, 4]
Sayangnya, mereka sering menggunakan kemampuan ini untuk memanipulasi orang lain agar mendapat perhatian.
Menurut DSM-5, orang dengan gangguan kepribadian histrionik memiliki setidaknya lima (atau lebih) dari gejala-gejala berikut: [1, 4]
Orang yang mengalami GKH juga mudah frustrasi atau merasa bosan dengan rutinitas, sering membuat keputusan atau bertindak tanpa berpikir, atau mengancam akan bunuh diri hanya untuk mendapat perhatian.
Meskipun penyebab pasti dari GKH masih belum diketahui, namun dipercaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh kombinasi dari pengaruh genetik dan lingkungan. Faktor gen bisa membuat seseorang lebih rentan mengalami gangguan kepribadian, dan lingkungan bisa memicu berkembangnya kondisi ini. [1, 2, 3, 4]
Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan risiko terjadinya atau terpicunya GKH termasuk: [1, 4]
GKH juga cenderung muncul bersama dengan gangguan kepribadian lainnya, termasuk: [4]
Tidak ada tes khusus yang digunakan untuk mendiagnosa GKH. Jika seseorang mengalami gejala-gejala dari gangguan kepribadian ini kemudian mencari bantuan medis, maka pemeriksaan awal biasanya akan berupa pencatatan riwayat kesehatan.
Setelah itu, pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk memastikan bahwa gejala-gejala yang dialami tidak disebabkan oleh masalah fisik.
Jika tenaga kesehatan tidak menemukan gangguan fisik yang berhubungan dengan gejala-gejala yang dialami, maka pasien akan dirujuk ke psikiater.
Psikiater akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan pandangan yang jelas mengenai riwayat terjadinya sikap-sikap yang ditunjukkan oleh pasien.
Tetapi, kebanyakan orang yang mengalami GKH tidak merasa bahwa mereka membutuhkan terapi atau bantuan, sehingga diagnosa sulit untuk ditegakkan. Sebagian besar penderita GKH baru mendapat perawatan setelah mereka mengalami depresi atau kecemasan yang biasanya terjadi setelah mereka mengalami kegagalan dalan suatu hubungan atau konflik pribadi lainnya.
Gangguan kepribadian histrionik seringkali sulit untuk dirawat, antara lain karena orang-orang dengan kondisi ini seringkali baru mencari bantuan ketika gangguan yang mereka alami sudah mengakibatkan masalah atau stres.
Bila mereka mencari bantuan, maka perawatan yang bisa diberikan akan berupa psikoterapi, pemberian obat, atau kombinasi dari keduanya bersama dengan perubahan gaya hidup. [1, 2, 3, 4]
Perawatan ini efektif untuk merawat GKH karena bisa membantu mengurangi gangguan emosional, memperbaiki rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatasi gejala-gejala yang dialaminya.
Meskipun belum ada obat yang disetujui oleh BPOM untuk megobati GKH, namun obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi mood swing, kemarahan, kecemasan, serta depresi yang sering muncul bersamaan dengan gangguan ini.
Depresi atau gangguan kecemasan yang berkaitan dengan GKH bisa diobati menggunakan antidepresan. [1, 4]
Teknik-teknik mindfulness, termasuk yoga, tai chi, dan biofeedback, juga bisa membantu orang dengan gangguan kepribadian histrionik untuk mengendalikan perasaan yang muncul dari dalam dirim mereka, termasuk sikap impulsif dan emosional.
Meskipun pencegahan atas terjadinya GKH tidak mungkin dilakukan, namun perawatan yang tepat bisa membantu orang yang rentan mengalami gangguan ini untuk mempelajari cara-cara yang lebih produktif untuk menghadapi situasi-situasi yang bisa memicu terjadinya GKH. [2]
1. Carmella Wint, Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP. Histrionic Personality Disorder. Healthline; 2017.
2. Cleveland Clinic medical professional. Histrionic Personality Disorder. Cleveland Clinic; 2018.
3. American Psychiatric Association. Histrionic Personality Disorder. Psychology Today.
4. Kendra Cherry, Akeem Marsh, MD. What Is Histrionic Personality Disorder (HPD)? Very Well Mind; 2020.