Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Gastroschisis adalah sebuah kondisi bawaan dimana perut bayi yang lahir tidak menutup dengan sempurna, sehingga organ dalam bayi berkembang diluar tubuh. Lubang yang tidak menutup ini dapat berukuran kecil
Gastroschisis adalah cacat lahir dinding perut bagian bawah. Kecacatan ini menyebabkan usus bayi berada di luar tubuh dan keluar melalui sebuah lubang di samping pusar. Lubang dapat berupa kecil ataupun besar. Kadang-kadang, organ lain seperti lambung dan hati juga dapat ditemukan di luar tubuh. [1]
Di Spanyol, gastroschisis terjadi sebanyak 4-5 kasus setiap 10.000 kelahiran hidup bayi. [2] Sedangkan prevalensi terjadinya gastroschisis di Eropa adalah 1 kasus dalam 6.000 kelahiran dan terus meningkat. [3] Di Amerika setiap tahunnya tercatat 1.871 bayi lahir dengan kondisi ini. [4]
Gastroschisis terjadi di masa awal kehamilan ketika otot yang menyusun dinding perut tidak tersambung dengan benar. [4] Untuk mengetahui tentang gastroschisis lebih mendalam, mari kita simak ulasan berikut.
Daftar isi
Gastroschisis biasanya terlihat saat melakukan USG sebelum melahirkan. Bisa juga terlihat setelah bayi lahir. Berikut ini beberapa ciri dari gastroschisis: [1,4,5]
Penyebab terjadinya gastroschisis pada kebanyakan bayi tidaklah diketahui. Beberapa bayi yang mengalami gastroschisis disebabkan perubahan gen atau kromosom. [1]
Gastroschisis juga dapat disebabkan oleh paduan faktor gen dan faktor lainnya seperti lingkungan hidup si ibu, makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu, konsumsi obat-obatan tertentu oleh ibu selama masa kehamilan. [1]
Bayi Anda beresiko mengalami gastroschisis jika Anda termasuk ke dalam daftar faktor resiko di bawah ini:
Ibu remaja beresiko melahirkan bayi dengan gastroschisis dibandingkan usia ibu yang lebih muda. [1] Rentang usia ibu remaja adalah 12-19 tahun. [2]
Pada wanita yang mengkonsumsi alkohol dan tembakau memiliki kemungkinan lebih besar dibandingkan wanita yang tidak mengkonsumsinya. [1]
Konsumsi alkohol terutama dilakukan pada trimester pertama. Jumlah konsumsi alkohol 6 kali atau lebih dalam satu minggu. Selain itu, meminum alkohol 5 kali atau lebih dalam sekali waktu juga dapat meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan gastroschisis. [2]
Kadang-kadang, perubahan gen dikaitkan dengan gastroschisis. Jika gastroschisis pernah terjadi di dalam keluarga Anda sebaiknya berkonsultasi pada konselor genetik. Biasanya, gastroschisis terjadi pada bayi yang tidak memiliki riwayat keluarga mengidap gastroschisis. [4]
Perempuan yang tidak mendapatkan cukup buah dan sayuran, mengalami peningkatan resiko melahirkan bayi dengan gastroschisis. [4]
Opioid yang diresepkan adalah penghilang nyeri. Sering kali digunakan untuk nyeri setelah cedera, bedah atau bedah gigi. Obat ini termasuk codeine, morphine, oxycodone. [4]
Gastroschisis yang diderita bayi dalam kandungan membuat ibu hamil harus menjalani beberapa tes tambahan. Selama dalam kandungan janin diawasi perkembangannya. Hambatan pertumbuhan dapat terlihat pada 60% kasus bayi dengan gastroschisis. [6]
Jika terdapat perhatian atau resiko kematian intrauterin, uji antenatal (prosedur pemeriksaan selama kehamilan untuk mengetahui masalah kesehatan pada janin yang sedang berkembang) dapat dipertimbangkan untuk dilakukan. [6]
Ibu dengan bayi gastroschisis dalam kandungan tidak menyebabkan suatu kontraindikasi untuk melahirkan via vagina. Sebanyak 40% dari ibu dengan bayi gastroschisis melahirkan pada usia kehamilan 37 minggu, 30% melahirkan lebih dari 37 minggu jika gastroschisis satbil dan sisanya sebelum 37 minggu. [6]
Bayi dengan gastroschisis dapat mengalami kelahiran prematur atau pertumbuhan lambat di dalam rahim sebelum kelahiran. Bayi dengan gastroschisis dapat mengalami komplikasi sebagai berikut: [4]
Bayi Anda mungkin membutuhkan tabung dan mesin pernapasan (ventilator) selama beberapa hari setelah menjalani prosedur bedah. [4]
Bayi dengan gastroschisis mungkin memiliki jaringan parut atau hambatan pada usus yang mempengaruhi pencernaan. Hambatan usus terjadi ketika makanan atau tinja tidak dapat bergerak melewati usus. [4]
Satu dari 3 bayi mengalami necrotizing enterocolitis. Kondisi ini terjadi ketika jaringan usus rusak dan mengalami kematian. Pada beberapa kasus, dapat terbentuk lubang di dalam usus (perforasi usus). [4]
Gastroschsis dapat didiagnosis selama kehamilan atau setelah bayi dilahirkan. Berikut ini beberapa tes untuk mendiagnosis bayi gastroschisis dalam kandungan: [4]
Uji ini menggunakan ultrasound untuk menampilkan gambar jantung bayi Anda ketika masih dalam kandungan. Beberapa bayi dengan gastroschisis memiliki masalah jantung. [4]
Uji ini mengukur 4 macam zat dalam darah ibu hamil yakni alfa-fetoprotein (AFP), estriol, human gonadotropin (hCG) dan inhibin A. Uji dilakukan pada minggu ke-15 sampai dengan mingguk ke-22 kehamilan. Jika darah Anda mengandung AFP dengan kadar yang tinggi, kemungkinan bayi Anda mengalami gastroschisis. [4]
Uji ini menggunakan magnet raksasa dan gelombang radio untuk memperlihatkan gambaran rinci tubuh bagian dalam. [4]
Uji ini menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambar bayi Anda di dalam rahim. Dengan uji ini, gastroschisis ditandai dengan gambar mengambangnya usus bayi di luar perut bayi. [4]
Diagnosis gastroschisis paling cepat diketahui pada usia kandungan 10 minggu. Akan tetapi biasanya, terdiagnosis pada usia kehamilan 18-20 minggu. [4]
Gastrochisis dapat ditangani melalui prosedur bedah. Prosedur yang dilakukan bergantung kepada kesehatan bayi Anda saat lahir. Terdapat dua jenis bedah yakni: [4]
Perbaikan dilakukan segera setelah bayi lahir. Jika memungkinkan bayi akan dioperasi pada hari yang sama saat dilahirkan. Prosedur ini dilakukan jika hanya sebagian usus berada di luar tubuh atau usus tidak terlalu bengkak. [4]
Perbaikan dapat dilakukan secara perlahan, bertahap jika banyak organ berada di luar tubuh, atau bayi tak cukup sehat untuk menjalani bedah primer. Selain itu, bedah bertahap juga dilakukan apabila usus bayi Anda sangat bengkak, banyak usus yang terdapat di luar tubuh, atau perut bayi Anda tidak cukup besar untuk menampung seluruh usus. [4]
1. Anonim. Gastroshisis. Center for Disease Control and Prevention; 2020.
2. Juan Antonio Ortega-García, Offie P. Soldin, Miguel Felipe Sánchez-Sauco, Alicia Cánovas-Conesa, Virtudes Gomaríz-Peñalver, Diana Carolina Jaimes-Vega, Joseph E. Perales, Alberto Cárceles-Alvarez, Maria Teresa Martínez-Ros, & Daniel Ruiz. Violence against Women and Gastroschisis: A Case-Control Study. International Journal of Environmental Research and Public Health; 2013.
3. Anonim. Gastroshisis. Orphanet; 2021.
4. Anonim. Gastroschisis. March of Dimes; 2019.
5. Kimberly G. Lee, David Zieve, & Brenda Conaway. Gastroschisis. MedlinePlus; 2019.
6. Rebecca M. Rentea & Vikas Gupta. Gastroschisis. Statpearls; 2020.