Hiperkalsemia merupakan kondisi tingginya kadar kalium dalam darah. Kalium memiliki peran yang penting dalam tubuh, mulai dari memelihara fungsi saraf hingga menurunkan tekanan darah [1].
Asupan kalium diperoleh tubuh dengan mengonsumsi sejumlah sayuran dan buah-buahan. Jumlah kalium harian yang disarankan untuk orang dewasa adalah 3.400 mg untuk pria dan 2.600 miligram (mg) untuk wanita [1].
Tingkat kalium darah yang normal yaitu antara 3,5 dan 5 milimol per liter (mmol/L). Namun, kadar kalium yang tinggi dalam darah dapat membahayakan tubuh [1].
Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya hiperkalsemia. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan mengakibatkan sejumlah komplikasi, seperti kesulitan bernapas hingga kelumpuhan [1].
Untuk itu, penting untuk mengetahui sejumlah gejala pada hiperkalsemia. Berikut di bawah ini beberapa gejala hiperkalsemia yang perlu diwaspadai [1]:
Pada umumnya, sering buang air kecil disebabkan karena meminum air terlalu banyak sehingga frekuensi buang air kecil semakin sering. Namun, kondisi tersebut harus diwaspadai karena dapat menjadi salah satu gejala pada hiperkalsemia [1,2].
Hal tersebut dikarenakan tingginya kalium dalam darah berpengaruh pada kinerja ginjal dalam menyaring dan membuang limbah. Hal inilah yang menyebabkan penderita hiperkalsemia menjadi sering buang air kecil [1,2].
Haus yang berlebihan merupakan gejala awal hiperkalsemia. Pada umumnya, haus merupakan tanda bahwa tubuh sedang kekurangan cairan [1,2].
Namun, kondisi ini harus diwaspadai apabila terjadi secara terus-menerus. Haus yang berlebihan juga dapat menandakan gangguan kesehatan lainnya, salah satunya hiperkalsemia [1,2].
Hal ini terjadi dikarenakan tubuh kekurangan cairan akibat terlalu sering buang air kecil. Akibatnya, penderita hiperkalsemia akan merasakan lebih cepat haus [1,2].
Kelelahan atau kelemahan otot biasanya terjadi setelah melakukan aktivitas yang berat. Namun, kelelahan otot juga dapat menjadi salah satu gejala hiperkalsemia [1,2].
Hal tersebut dikarenakan tingginya kadar kalium dalam darah yang dapat mempengaruhi otot-otot di seluruh tubuh. Akibatnya, otot Anda akan mudah lelah walaupun tidak melakukan aktivitas yang berat [1,2].
Mual dan muntal dapat diartikan sebagai gejala beberapa penyakit, termasuk hiperkalsemia. Hal tersebut dikarenakan kondisi ini berdampak negatif pada sistem pencernaan [1,2].
Hal ini mengakibatkan seseorang akan mengalami beberapa gangguan pencernaan, seperti mual dan muntah. Dalam beberapa kasus hiperkalsemia yang parah, penderita akan mengalami diare [1,2].
Selain itu, hiperkalsemia dapat menyebabkan tinja menjadi encer [1,2].
Kalium memiliki peran yang penting dalam tubuh. Salah satunya yaitu membantu saraf mengirimkan sinyal ke otak [1,2].
Namun, tingginya kadar kalium dalam darah membuat fungsi tersebut menjadi terganggu. Hal inilah yang memicu timbulnya mati rasa atau kesemutan di anggota badan [1,2].
Gejala lainnya dari hiperkalsemia adalah sesak nafas. Hal tersebut dikarenakan hiperkalsemia dapat mempengaruhi otot-otot yang mengatur pernapasan [1,2].
Hal tersebut mengakibatkan paru-paru tidak menerima cukup oksigen karena jantung mengalami penurunan kemampuan dalam memompa darah. Akibatnya, tubuh akan kesulitan mengatur nafas atau mengalami sesak napas [1,2].
Tingginya kadar kalium dalam darah ternyata dapat mempengaruhi fungsi jantung. Kondisi tersebut dapat terjadi ketika otot-otot jantung mengalami kerusakan [1,2].
Hal ini mengakibatkan detak jantung menjadi terlalu cepat atau terlalu lambat. Penderita hiperkalsemia juga akan mengalami tekanan yang menjalar dari dada hingga ke lengan dan leher [1,2].
Selain itu, hiperkalsemia juga dapat mengakibatkan masalah jantung lainnya, seperti nyeri dada, palpitasi di leher dan tenggorokan, bahkan gagal jantung. Untuk itu, sesegera mungkin lakukan pertolongan darurat atau hubungi dokter [1,2].
Gejala-gejala pada hiperkalsemia tergolong ringan dan nampaknya tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Namun, gejala-gejala tersebut perlu diwaspadai apabila terjadi secara terus-menerus [2,3].
Anda juga harus melakukan tindakan lebih lanjut dengan berkonsultasi ke dokter. Berikut di bawah ini beberapa gejala yang harus diwaspadai [2,3]:
Apabila Anda mengalami sejumlah gejala di atas selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, segera konsultasikan ke dokter untuk melakukan tes pemeriksaaan lebih lanjut. Dokter juga akan memberikan langkah yang tepat untuk mencegah hiperkalsemia dan menemukan pengobatan yang efektif [2,3].
Hal ini juga dilakukan agar hiperkalsemia tidak bertambah parah dan berakibat fatal bagi tubuh [2,3].
1. Anthony J. Viera, Noah Wouk. Potassium Disorders: Hypokalemia and Hyperkalemia. Volume 92(6): 488-494. American Family Physician; 2015.
2. Anja Lehnhardt & Markus J. Kemper. Pathogenesis, diagnosis and management of hyperkalemia. 26:377–384. Pediatr Nephrol; 2011.
3. Simon LV, Hashmi MF, Farrell MW. Hyperkalemia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021.