Laring merupakan cabang dari saluran pernapasan berbentuk seperti tabung yang terletak antara percabangan faring dan trakea, dan diantara percabangan pangkal lidah dan trakea. Otot ligamen yang mengikuti tulang rawan yang membentuk struktur laring. Laring memiliki tiga cabang bagian yaitu glotis, sub glotis dan supraglotis. Laring berperan sebagai koordinasi antara berbicara, benafas dan menelan [8].
Apabila laring tidak dapat bekerja sebagaimana fungsinya maka akan menimbulkan penyakit yang namanya laringitis. Laringitis atau infeksi laring diartikan sebagai peradangan pada bagian laring yang menyebabkan pita suara teganggu atau membuat seseorang kehilangan suaranya[8].
Faktor penyebab secara umumnya adalah perokok aktif, pengunaan suara berlebihan, bernyanyi secara berlebihan ini membuat pita suara kehilangan kemampuannya untuk bergetar [8] . Biasanya penyakit laringitis akan hilang dalam waktu 2-3 minggu, tetapi ada juga yang dalam penyembuhannya membutuhkan waktu yang cukup lama tergantung pada tingkat keakutan laringitis dan tergantung pada penyebabnya [1].
Laringitis menunjukan adanya inflamasi pada bagian laring yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, alergi, traumatik dan lain sebagainya [1]. Banyak pasien yang datang ke dokter mengeluhkan penyakit ini. Jika tidak segera ditangani dengan tepat ini akan berlanjut menjadi kronik.
Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan pada daerah laring kita harus memahami gejala-gejala yang ditimbulkannya agar kita bisa melakukan pencegahan sedini mungkin. Inilah gejala penyakit laring yang patut kita waspadai sebagai berikut:
Daftar isi
Suara parau atau yang lebih kita kenal dengan suara serak [2] merupakan gejala umum dari penyakit laringitis. Rata-rata penderita yang mengalami serak suaranya hampir kebanyakan laki-laki dengan rentang usia 45-64 tahun. Gejala ini disebabkan oleh gangguan pita suara [4] yang mengalami peradangan yang ditandai dengan perubahan pitch, kualitas vokal suara yang biasanya berubah bernada tinggi. Variasi keluhan suara pada penderita laringitis ini berbeda-beda.
Ada yang merasakan suaranya bergetar, ada cairan saat bersuara, dan ada yang merasa kehilangan suaranya. Hal ini membuat penderita merasa tidak nyaman, kehilangan percaya dirinya bahkan sampai mengganggu kesehatan mentalnya. Proses penyembuhannya bisa dilakukan dengan melalui pemeriksaan dokter dengan mengecek kultur dahak, saluran ulkus, biopsi dan mengecek tekanan darah[4].
Tenggorokan kering dan gatal sering dialami oleh penderita penyakit laringitis. Penyebabnya bisa bermacam-macam namun utamanya ini disebabkan oleh peradangan pada daerah laring. Secara terus-menerus peradangan ini akan mengalami pembengkakan sehingga sedikit celah udara yang masuk ke laring atau penutupan yang kuat dari pita suara [4].
Udara ini sangat penting dalam proses penyaringan virus, bakteri, dan kuman yang masuk ke tubuh. Apabila udara terhalang justru akan menimbulkan keluhan tenggorokan kering [2] dan gatal bahkan hal ini juga bisa menyebabkan produksi air liur sedikit. Keluhan lain yang dirasakan biasanya disertai dengan batuk berdahak, iritasi, kesulitan menelan, dan nyeri otot.
Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah gejala ini adalah dengan menghindari asap rokok/debu, banyak mengkonsumsi minuman hangat hindari makanan/minuman dalam keadaan panas, istirahat yang cukup, serta menggunakan antiseptik[8].
Demam dapat diartikan sebagai peningkatan suhu di hipotalamus yang dapat mengakibatkan suhu tubuh diatas normal. Demam tinggi merupakan salah satu gejala penyakit laringitis. Faktor utamanya adalah infeksi virus, jamur, atau peradangan yang menempel di dalam tubuh. Terjadinya demam ini sebagai respon dari tubuh untuk melawan infeksi virus dalam tubuh [3].
Suhu penderita bisa mencapai angka 38,5˚C berlangsung selama 3-7 hari. Pada tahap yang lebih akut mungkin demam ini bisa berlangsung berminggu-minggu. Pada malam hari suhunya akan terus naik karena hormon kortisol itu rendah sehingga sel darah putih yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh itu lebih cepat menghadapi infeksi tersebut, gejalanya akan timbul seperti demam tinggi, menggigil dan disertai dengan penurunan imunitas tubuh.
Dalam mengatasi demam tinggi ini adalah cairan tubuh harus cukup, tubuh jangan sampai mengalami dehidrasi, kita bisa menurunkan suhu tubuh dengan cara mengkompres (dahi, leher, ketiak, dan selangkangan) menggunakan air hangat. Jika suhunya tidak kunjung turun maka kita bisa menggunakan obat penurun demam [3].
Salah satu penyakit umum yang terjadi adalah batuk. Batuk sendiri merupakan efek pertahanan tubuh refleks yang terangsang karena adanya iritasi pada bagian saluran pernapasan. Batuk kering yang dialami oleh penderita penyakit laringitis tentunya berbeda dengan orang batuk pada umumnya. Gejala yang ditimbulkan dari batuk kering biasanya disertai dengan rasa gatal dan perih pada bagian tenggorokan. Pada kasus yang lebih parah lagi bisa disertai dengan keluarnya bercak darah saat batuk [2].
Pembesaran kelenjar di leher [3] sering terjadi pada orang yang mengalami gangguan pernapasan. Gejala ini terjadi dalam bentuk adenorkasinoma atau karsinoma sel skuamosa. Tanda-tanda dari pembesaran kelenjar di leher ini berupa sakit tenggorokan, kesulitan menelan, sesak nafas, dan perubahan suara [5].
Namun, gejala ini sering ditemukan pada kasus pasien dengan riwayat aktif merokok, HPV mulut, abses, pasien dengan riwayat aktif penggunaa alkohol dan obat-obatan, penggunaan suara berlebihan, pneumonia, alergi, bronkitis dan lain-lain [5] .
Sesak napas umumnya disebabkan oleh gangguan pada jantung atau paru-paru namun ini mungkin saja bisa terjadi pada penderita laringitis. Terutama disebabkan oleh sumbatan napas pada bagian hidung, trakea, dan bronkus. Gejala sesak napas yang ditimbulkan lama kelamaan semakin memburuk terutama saat sedang melakukan aktivitas berat bahkan membuat si penderita mengalami napas yang terengah-engah, sesak berlangsung lama, kesulitan berbicara [3] hingga gejala ini tidak hilang sama sekali ketika penderita sedang beristirahat.
Gejala yang sering dikeluhkan akibat adanya kelainan atau peradangan pada daerah laring [6] . Rasa nyeri di tenggorokan akan semakin terasa ketika ada kontraksi saat gerakan menelan. Kesulitan dalam menelan ini bisa dilakukan pemeriksaan pada bagian mukosa laring edema dan hiperemis.
Laringitis pada tahap akut biasanya timbul bersamaan dengan flu atau infeksi di bagian hidung dan tenggorokan. Serangan flu [3] yang terjadi mungkin akibat dari pemaparan terhadap perubahan suhu secara mendadak, matnutrisi dan daya tahan tubuh rendah, serta pola makan yang tidak dijaga. Sementara disisi lain lapisan pengikat mungkin akan hancur terkadang juga timbul fibrosis yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada bagian mukosa laring.
Bagaimana cara pencegahan dan pengobatannya ?
Ada berbagai cara untuk mencegah dan mengobati penyakit laringitis diantaranya adalah sebagai berikut:
[1] Gupta G, Mahajan K. ncbi.nlm.nih.gov. Acute Laryngitis. 2021.
[2] MayoClinic. Mayoclinic.org. Laryngitis. 2021.
[3] Cassobhoy, Arefa. Webmd. Laryngitis. 2020.
[4] David G. Hanson, MD, Jack J. Jiang, MD. Researchgate.net. Diagnosis and Management of Chronic Laryngitis Associated with Reflux. 2000.
[5] Joo Y-H, Lee S-S, Han K-d, Park K-H. journals.plos.org. Association Between Chronic Laryngitis and Particulate Matter Based on the Korea National Health and Nutrition Examination Survey 2018-2012. 2015.
[6] H. Mazurek, et al. journals.viamedica.pl. Acute Subglottic Laryngitis, Etiology, Etimology, Pathogenesis and Clinical Picture. 2019.
[7] Reveoz L., Cardona AF, Ospina EG. Pubmed. Antibiotics for Acute Laryngitis in Adults. 2007.
[8] Dworkin JP. Pubmed. Laryngitis: Types, Causes, and Treatments.2008.