Penyakit & Kelainan

10 Gejala Penyakit yang Menyebabkan Rambut Rontok

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Rambut terdiri dari keratin yaitu protein rambut yang dihasilkan pada folikel rambut di lapisan kulit terluar. Folikel yang menghasilkan sel rambut baru, yang kemudian sel lama di dorong keluar dari permukaan kulit dan muncullah rambut baru. Rata-rata orang dewasa memiliki jumlah rambut kisaran 100.000 – 150.000 helai rambut, dan 100 helai rambut rontok setiap harinya[1].

Kerontokan rambut bisa disebabkan oleh gen, hormon, penyakit, obat-obatan, stres, cidera, sinar X, persalinan, penggunaan kosmetik, autoimun, kondisi kesehatan, diet rendah protein atau diet ketat kalori [1].

Rambut rontok adalah hal yang sangat umum terjadi pada manusia. Hal ini di karenakan kelainan yang bersifat bawaan. Untuk perawatan medis para pakar kesehatan melakukan penelitian rambut rontok yang berhubungan dengan kesehatan[2]. Berikut ini gejala penyakit yang menyebabkan rambut rontok :

1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan adalah faktor resiko kesehatan yang berhubungan dengan kondisi genetti atau androgenetic alopecia (AGA). Berat badan berlebih bisa menyebabkan kerontokan rambut yang sangat parah terutama pada pria. Sesuai dengan data penelitian, 189 pria dengan usia 30 tahun memiliki kerontokan rambut parah dengan permasalahan berat badan, jika dibandingkan dengan pria yang memiliki berat badan ringan dan sedang. [3].

2. Alopecia Androgenik (AGA)

Alopecia androgenik adalah kondisi genetik pada pria dan wanita seperti rontoknya rambut yang menyebabkan kebotakan pada pria sejak usia remaja awal umur 20-an[1]. Alopecia androgenik bersama dengan resistensi insulin, penyakit arteri koroner, dan hiperkolesterolemia sangat mudah terjangkit pada pria dibandingkan dengan wanita[4].

Hiper-androgenisme dan hirsutisme dengan sindrom ovarium polikistik yang berhubungan dengan kerontokan rambut bisa terjadi pada wanita. Alopecia androgenik sangat tergantung dengan androgen. Insulin dapat ditemukan pada bagian folikel rambut yang sangat berpengaruh pada siklus pertumbuhan rambut[5].

3. Telogen effluvium

Telogen effluvium adalah jenis kerontokan rambut yang disebabkan karena stres, obat-obatan, dan trauma, diet, autoimun, pasca persalinan, penyakit kronis. Telogen effluvium terjadi dengan rontoknya rambut pada kulit kepala dengan sangat parah yang diakibatkan stres[6].

Telogen effluvium adalah menipisnya rambut pada kulit kepala yang diakibatkan karena perubahan permasalahan siklus tumbuhnya rambut. Rambut pada fase beristirahat menyebabkan rontok hingga menipisnya rambut pada kulit kepala[1].

4. Hipertensi

Wanita dengan perubahan berat badan dan hipertensi dengan usia bisa menyebabkan kerontokan rambut. Menurut data penelitian wanita dengan penyakit hipertensi memiliki resiko kerontokan rambut yang sangat parah. Kerontokan rambut terdiri dari dua bentuk yaitu central centrifugal cicatricial alopecia (CCCA) dan frontal fibrosing alopecia (FFA)[7].

5. Hiperprolaktinemia

Menurut penelitian hanya beberapa orang yang berhubungan dengan kerontokan rambut dan hiperprolaktinemia pada wanita. Hiperprolaktinemia terjadi pada wanita usia 40 tahun dengan alopesia difus. Alopecia difus adalah jenis kerontokan rambut yang terjadi ketika ada miniaturisasi bertahap dari folikel rambut[8].

Sekitar 82,5% wanita dengan kerontokan rambut difus dan 1,5% wanita dengan alopesia androgenetik yaitu kondisi genetik. Pasien dengan umur antara 30 – 65 tahun sangat rentan terkena hiperprolaktinemia dengan peningkatan prolaktin yang sangat tinggi[8].

6. Jantung koroner

Androgenetic alopecia (AGA) atau biasa dikenal dengan kobatana pria memiliki resiko penyakit arteri koroner[9]. Androgenetic alopecia (AGA) ditandai dengan rontoknya rambut dengan rata-rata memiliki penyakit kolesterol dan tekanan darah yang tinggi[1]. Hasil studi telah membuktikan, bahawa antara usia dan kolesterol sangat berbeda pada pria yang lebih muda jika di bandingkan dengan pria yang lebih tua[10].

7. Kanker

Kerontokan rambut bisa dikarenakan sering kemoterapi untuk prosedur penyakit kanker. Studi observasional telah melakukan penelitian untuk jangan waktu 1 tahun dimana pasien kanker mengalami kerontokan rambut sesuai dengan keganasan kanker[11].

Kanker adalah penyakit yang sangat membahayakan dengan pertumbuhan dalam jumlah keganasan. Kemoterapi adalh salah satu pengobatan untuk menghindari penyebaran kanker yang berbahaya. Rambut rontok merupakan salah satu efek samping yang sangat umum untuk terapi kanker dengan perkiraan kerontokan mencapai 65%[11].

8.  Lupus

Penyakit yang berhubungan dengan autoimun yaitu lupus dengan gejala kelelahan, nyeri sendi, kekakuan sendi, dan juga ruam berbentuk kupu-kupu yang ada pada wajah. Tapi, sebagian orang dengan penyakit lupus dapat mengalami kerontokan rambut[12].

Tidak semua orang dengan penyakit lupus mengalami kerontokan rambut, akan tetapi ada juga sebagian orang dengan penyakit lupus mengalami kerontokan pda bagian kepala rambut. Sebagian ada yang bisa tumbuh dan tidak tumbuh sama sekali[12].

Ada 2 kerontokan rambut bagi penderita lupus, yaitu scarring alopecia yaitu rontoknya rambut yang disebabkan discoid lupus erythematosus. Lupus ini hanya mempengaruhi pada bagian kulit yaitu kepala, leher, dan punggung tangan.  Gejala yang disebabkan oleh discoid lupus erythematosus seperti bersisik, merah, dan kadang-kadang sedikit terangkat yang menyebabkan jaringan parut[12].

Yang kedua alopecia tanpa jaringan parut yang disebabkan oleh Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Bentuk ini biasanya berupa gejala menipisnya rambut pada bagian area tepi dengan garis rambut. Rambut yang rapuh,mudah patah, bisa disebabkan alopecia tanpa jaringan parut[12].

Jenis kerontokan ini disebabkan karena folikel rambut sedang beristirahat selama orang tersebut memiliki penyakit lupus. Kondisi ini membuat rambut tumbuh kembali ketika pengobatan membawa SLE terkendali[12].

9. Kurap kulit

Tinea capitis adalah penyakit kurap kulit atau herpes tonsil yang disebabkan oleh jamur pada bagian rambut kulit kepala. Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita Microsporum dan Trichophyton yang merupakan jenis jamur yang dapat menembus bagian selubung akar luar folikel rambut dan pada akhirnya menyerang pada bagian batang rambut[13].

Tinea capitis terbagi menjadi 2, yaitu inflamasi dan non-inflamasi. Untuk non-inflamasi tidak seberat pada jaringan parut yang menyebabkan kebotakan. Untuk jenis inflamasi dapat menyebabkan kerion, nodul nyeri bernanah. Kurap kulit ini biasanya terjadi pada anak-anak dengan usia 3 dan 14 tahun[13].

Sangat penting untuk mengetahui apakah kurap kulit ini dapat menular. Infeksi biasanya terjadi dalam bentuk papula merah dan akan berubah menjadi besar seiring dengan waktu. Ketika infeksi ini menyebar ke seluruh bagian kepala dengan gejala kemerahan, gatal, bersisik dan mengalamai kerontokan rambut[13].

Gejala infeksi kurap kulit memiliki perbedaan masing-masing tergantung penyebabnya. Biasanya, gejala infeksi dalam bentuk ketombe yang sangat parah yang timbul pada bagian kulit kepala. Pada beberapa infeksi bisa menyebabkan rontoknya rambut. Terkadang ada yang sangat parah hingga mengeluarkan nanah seperti peradangan yang tentunya dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen[13].

10. Tiroid

Tiroid adalah penyakit yang disebabkan kelanjar endokrin dengan bentuk kupu-kupu yang tumbuh pada bagian depan bawah leher. Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS tiroid berfungai membuat hormon tiroid yang kemudian di ekskresikan ke bagian aliran darah dan mengalir ke seluruh jaringan tubuh[14].

Menurut British Thyroid Foundation hipotiroidisme dalam janga waktu yang sangat lama bisa berefek rambut menjadi rontok. Cara kerja tiroid yang tidak normal dapat mengganggu siklus tumbuhnya rambut. Rontoknya rambut yang terkait dengan tiroid akan berdampak pada kulit kepala[14]. Untuk memulihkan kembali pertumbuhan rambut, butuh perawatan dengan jumlah kadar hormon yang sudah di normalisasikan.

Selain penyakit yang berhubungan dengan autoimun yang dapat menyebabkan kerontokan rambut adalah alopcea areata dan penyakit celias. Sebuah studi 2020 telah melaporkan orang dengan alopecia yang menyebabkan rambut rontok dapat dengan melakukan diet anti inflamasi yang kaya akan probiotik. Sedangkan untuk penyakit celiac yang berhubungan dengan kerontokan rambut dapat dilakukan dengan diet bebas gluten dan kaya akan zat besi[14].

Kedua penyakit tersebut yang masih berhubungan dengan tiroid sangat bagus dengan melakukan diet bebas gluten, probiotik yang lebih ditingkatkan, konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Hal tersebut dapat membantu dan mendorong pertumbuhan rambut pada penderita tiroid[14].

Selain langkah-langkah di atas, bisa juga dengan menerapkan penggunaan biotin, minoxidil topikal, dan juga injeksi plasma yang kaya akan trombosit[14].

Disfungi tiroid yang sangat mempengaruhi kerontokan rambut. dapat juga merontokan alis dan rambut pada tubuh. Kerontokan ini merupakan gejala dari hipotiroidisme. Hormon tiroid memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan dan pemeliharaan folikel rambut[15].

Ada baiknya, segera atasi gejala kerontokan rambut agar tidak semakin parah untuk mencegah kerusakan rambut yang permanen.

1) Anonim. webmd.com. Understanding Hair Loss -- the Basics. 2020.
2) Ibrahim K AL Aradi, Meshal Al-Ghareeb. researchgate.net. Review Article: Hair Fall: Common Causes and Treatment Modalities. 2005.
3) Chao-Chun Yang, Fu-Nien Hsieh, Li-Yu Lin, Chao-Kai Hsu, Hamm-Ming Sheu, WenChieh Chen. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Higher body mass index is associated with greater severity of alopecia in men with male-pattern androgenetic alopecia in Taiwan: a cross-sectional study. 2014.
4) Anonim. journals.sagepub.com. Hair Loss, Insulin Resistance, and Heredity in Middle-aged Women. a Population-based Study. 2003.
5) Reza M Robati, Nima Sarrafi-Rad. Nima Sarrafi-Rad. researchgate.net. Androgenic alopecia and insulin resistance: Are they really related?. 2009.
6) Anonim. Webmd.com. what causes telogen effluvium. 2021.
7) Anonim. clinmedjournals.org. Hypertension and Cicatricial Hair Loss: Defining High Value Symptom Clusters within Reproductive Aging. 2021.
8) Gerhard Lutz. ncbi.nlm.nih.gov. Hair loss and hyperprolactinemia in women. 2012.
9) Lata Sharma , Ajay Dubey , PR Gupta , Aruna Agrawal. ncbi.nlm.nih.gov. Androgenetic alopecia and risk of coronary artery disease. 2013.
10) M. Trevisan. Farinaro. Krogh. Jossa. Giumetti. Fusco. Panico. Mellone. Frascatore. Scottoni. Mancini. Baldness and coronary heart disease risk factors. 1993.
11) Neerja Saraswat, Ajay Chopra, Aradhana Sood, Parul Kamboj, Sushil Kumar. ncbi.nlm.nih.gov. A Descriptive Study to Analyze Chemotherapy-Induced Hair Loss and its Psychosocial Impact in Adults: Our Experience from a Tertiary Care Hospital. 2019.
12) Anonim. lupusuk.org.uk. coping with hair loss. 2016.
13) Ahmad M.Al Aboud, Jonathan S. Crane. ncbi.nlm.nih.gov. Tinea capitis. 2021.
14) Anonim. Webmd.com. Hashimoto's Thyroiditis and Hair Loss: Everything You Need To Know. 2021.
15) Maya Vincentdan Krishnan Yogiraj. ncbi.nlm.nih.gov. A Descriptive Study of Alopecia Patterns and their Relation to Thyroid Dysfunction. 2013.

Share