Penyakit & Kelainan

Gejala Syok Hipovolemik Pada Anak

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Syok hipovolemik adalah kondisi darurat yang terjadi karena kehilangan darah atau cairan lainnya sehingga mengakibatkan kegagalan pada jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Syok hipovolemik merupakan jenis syok yang paling umum pada anak-anak dan kebanyakan dipicu oleh dehidrasi akibat diare [1,2].

Penyebab anak-anak mengalami syok hipovolemik adalah gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem ekskresi, kurangnya asupan cairan, dan radang selaput rongga perut (peritonitis). Penyebab lain anak-anak dapat mengalami syok hipovolemik adalah adanya pendarahan karena cedera traumatis sehingga mengakibatkan pasien anak-anak kehilangan darah hingga lebih dari 30% volume darah mereka dan dapat menyebabkan kematian [3].

Kenali Gejala Syok Hipovolemik pada Anak

Gejala syok hipovolemik yang terjadi tergantung pada jumlah darah atau cairan yang hilang, penyakit lain yang sedang dialami, dan penggunaan obat-obatan sebelumnya. Gejala tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu gejala ringan, sedang, dan berat [4].

  • Gejala Ringan

Gejala umum dari syok hipovolemik yang termasuk dalam kategori ringan yaitu gangguan sistem pencernaan. Ketika mengalami syok hipovolemik, cairan yang biasanya disekresikan oleh saluran pencernaan tidak dapat diserap kembali [2].

Hal ini disebabkan karena anak mengalami muntah, diare, atau kehilangan cairan secara berlebihan melalui saluran pencernaan. Saluran pencernaan biasanya mengeluarkan antara 1-3 liter cairan per hari, tetapi sebagian besar cairan ini diserap kembali dan hanya 100-200 mL yang hilang dalam tinja [2].

Berikut gejala lainnya yang tergolong ringan adalah sebagai berikut :

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Kelelahan
  4. Pusing [4,5].
  • Gejala Sedang

Gejala umum dari syok hipovolemik yang termasuk dalam kategori sedang adalah denyut jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya (takikardia). Ketika anak mengalami syok hipovolemik, kemampuan jantung untuk meningkatkan reaksi dalam menanggapi respon sekitar sangat terbatas karena massa otot yang tidak mencukupi dan lapisan tengah pada dinding jantung sedikit kaku jika dibandingkan dengan orang dewasa [4].

Oleh karena itu, takikardia merupakan respon utama pada anak-anak untuk meningkatkan kemampuan jantung dalam menanggapi reaksi respon sekitar. Apabila gejala ini dibiarkan, maka tingkat oksigen dalam tubuh akan menurun sehingga membutuhkan bantuan oksigen tambahan [4].

Adapun gejala lainnya yang tergolong sedang adalah sebagai berikut :

  1. Mata terlihat cekung
  2. Mudah haus
  3. Penurunan intensitas air mata
  4. Urin cenderung sedikit [4].
  • Gejala Berat

Gejala umum dari syok hipovolemik yang termasuk dalam kategori berat adalah hipotensi. Ketika anak kehilangan 30-40 persen darah dalam tubuhnya, dapat menyebabkan tekanan darah menjadi rendah secara tidak normal [4].

Ketika tekanan darah menurun, laju pernapasan anak akan meningkat sehingga mereka akan merasa linglung. Apabila anak kehilangan lebih dari 40 persen volume darah, gejala yang ditimbulkan akan semakin parah dan anak bisa pingsan [4].

Apabila tekanan darah semakin menurun drastis, biasanya beberapa bagian organ dalam tubuh anak mengalami penurunan bahkan berhenti bekerja. Jika volume darah tidak segera dikembalikan, maka menyebabkan anak meninggal dunia [4].

Adapun gejala lainnya yang tergolong berat adalah sebagai berikut :

  1. Tidak bisa buang air kecil
  2. Dehidrasi berat
  3. Tubuh terlihat pucat
  4. Selaput lendir yang mengering [4].

Ketika tubuh diserang oleh mikroorganisme, sel imun pada anak yang mengalami syok hipovolemik tidak bereaksi secara efektif. Hal itu menyebabkan peradangan menjadi tidak terkontrol, cedera pada suatu organ, dan pendarahan yang hebat [4].

Berikut tanda dan gejala perdarahan pada tubuh anak yang mengalami syok hipovolemik :

  1. Nyeri perut
  2. Tinja disertai darah
  3. Tinja berwarna hitam
  4. Urin disertai darah
  5. Muntah darah
  6. Nyeri dada
  7. Pembengkakan pada perut [4].

Kapan Orang Tua Harus Mengunjungi Dokter?

Ketika anak mengalami diare dan dehidrasi yang cukup parah, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Diare dan dehidrasi merupakan gejala utama dengan persentase kematian tertinggi di seluruh dunia [5].

Apabila anak mengalami cedera hingga kehilangan banyak darah dan disertai dengan gejala-gejala di atas, maka hal ini juga bisa menjadi penyebab anak mengalami syok hipovolemik. Selain itu, syok hipovolemik juga dapat dipicu dengan penyakit yang sedang dialami oleh anak saat itu, seperti pneumonia atau malaria [5].

Diagnosis yang akan dilakukan tim medis untuk menentukan apakah anak mengalami syok hipovolemik atau tidak adalah dengan melakukan observasi dan pemeriksaan. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan mengecek suhu tubuh dan tekanan darah pada anak [5].

Dokter juga dapat melakukan tes kimia darah untuk mendukung diagnosis gejala pada pasien. Tes kimia darah memberikan beberapa petunjuk tambahan mengenai kadar garam dan elektrolit dalam tubuh serta bagaimana ginjal dan hati seorang pasien berfungsi [4].

1. Thomas Standl, Prof. Dr. med. MHBA, Thorsten Annecke, Prof. Dr. med. DESA, Ingolf Cascorbi, Prof. Dr. med. Dr. rer. nat., Axel R. Heller, Prof. Dr. med. MBA, DEAA, Anton Sabashnikov, PD Dr. med., & Wolfram Teske, PD Dr. med. The Nomenclature, Definition and Distinction of Types of Shock. 115(45): 757–768. Dtsch Arztebl Int; 2018.
2. Sharven Taghavi & Reza Askari. Hypovolemic Shock. StatPearls Publishing; 2021.
3. Michael J. Hobson & Ranjit S. Chima. Pediatric Hypovolemic Shock. Suppl 1: M3 10-15. The Open Pediatric Medicine Journal; 2013.
4. Usha Sethuraman & Nirmala Bhaya. Therapy. 5(4), 405–423. Future Medicine Ltd; 2008.
5. George Mbevi, Philip Ayieko, Grace Irimu, Samuel Akech, & Mike English. Prevalence, aetiology, treatment and outcomes of shock in children admitted to Kenyan hospitals. 14: 184. BMC Med; 2016.

Share