Granuloma inguinale adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri gram negatif intraseluler Klebsiella granulomatis (sebelumnya dikenal sebagai Calymmatobacterium granulomatis). [1, 2, 3]
Penyakit ini umumnya ditandai dengan lesi di daerah anal dan genital. Lesi ini dapat kambuh kembali, bahkan setelah perawatan. [2]
Umumnya penyakit ini menyerang pria dua kali lebih besar dibandingkan wanita. [2]
Daftar isi
Berikut ini adalah fakta-fakta seputar granuloma inguinale yang penting untuk Anda ketahui: [1, 2, 3, 4, 5]
Granuloma inguinale (donovanosis) terbagi ke dalam 4 jenis diantaranya yaitu: [3, 6]
Merupakan jenis yang paling umum. Terdiri dari terdiri dari jaringan granulasi merah gemuk. Ulkus tanpa disertai rasa nyeri yang mudah berdarah saat disentuh dan bisa terus membesar jika tidak diobati.
Pada jenis ini pertumbuhan biasanya dengan tepi tidak teratur, terkadang benar-benar kering.
Pada jenis ini terdiri dari ulkus berbau busuk yang menyebabkan kerusakan jaringan.
Pada jenis ini terdiri dari lesi kering dengan jaringan fibrosa dan jaringan parut.
Granuloma inguinale (donovanosis) disebabkan oleh bakteri gram negatif bernama Klebsiella granulomatis. Granuloma inguinale adalah infeksi menular seksual yang dapat menular melalui hubungan vagina atau anal dengan pasangan yang terinfeksi. Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat ditularkan melalui seks oral. [2]
Apa Saja Faktor yang Dapat Membuat Anda Berisiko Terkena Granuloma Inguinale (donovanosis)?
Anda dapat berisiko terkena granuloma inguinale (donovanosis), jika: [2, 5]
Gejala biasanya terjadi 1 hingga 12 minggu setelah bersentuhan dengan bakteri penyebab penyakit. [2, 5]
Lesi kulit pada penyakit ini berkembang melalui tiga tahap, yaitu: [2]
Pertama, jerawat kecil menyebar dan merusak jaringan di sekitarnya. Saat jaringan mulai terkikis, warnanya menjadi merah muda atau merah samar. Benjolan tersebut kemudian berubah menjadi merah seperti daging. Benjolan terjadi di sekitar anus dan alat kelamin. Meski seringkali tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi benjolan mudah berdarah jika terluka. [2]
Pada tahap kedua penyakit ini, bakteri mulai merusak kulit. Setelah kondisi ini terjadi, Anda akan mengalami bisul yang akan menyebar dari alat kelamin dan anus ke paha dan perut bagian bawah, atau daerah inguinal. Bisul dapat disertai dengan bau yang menyengat. [2]
Ketika granuloma inguinale berkembang ke tahap ketiga, ulkus menjadi dalam dan berubah menjadi jaringan parut. [2]
Masalah kesehatan yang mungkin timbul dari penyakit ini antara lain: [4, 5]
Pada tahap awal, granuloma inguinale dapat sulit dideteksi karena Anda kemungkinan tidak memperhatikan lesi. Dokter Anda biasanya tidak akan mencurigai granuloma inguinale kecuali ulkus sudah mulai terbentuk dan tidak sembuh. [2]
Jika Anda tidak kunjung sembuh hingga jangka waktu yang lama, selanjutnya dokter Anda akan melakukan tes biopsi kulit pada lesi. Pada tes biopsi ini, dokter Anda akan mengangkat sebagian kecil dari lesi dengan pisau. [2]
Setelah diangkat, sampel tersebut akan diuji di laboratorium untuk memeriksa keberadaan bakteri Klebsiella granulomatis. Pengujian ini juga bertujuan untuk mendeteksi bakteri dengan mengorek beberapa lesi dan melakukan tes lebih lanjut pada sampel. [2]
Penyakit granuloma inguinale diketahui dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena infeksi menular seksual lainnya, karena itulah Anda kemungkinan perlu melakukan tes darah atau menjalani tes diagnostik atau kultur lain untuk memeriksanya juga. [2]
Granuloma inguinale dapat diobati dengan antibiotik seperti tetrasiklin dan eritromisin makrolida. obat lainnya seperti treptomisin dan ampisilin juga dapat digunakan. Pengobatan harus dilanjutkan minimal selama 3 minggu atau sampai infeksinya sembuh total. [2]
Anda disarankan untuk melakukan perawatan sejak dini untuk mencegah jaringan parut permanen dan pembengkakan di area genital, anal, dan inguinal. [2]
Setelah dirawat, Anda perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan infeksi tidak kambuh. [2]
Apa yang Terjadi Jika Granuloma Inguinale Tidak Diobati?
Jika tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke kelenjar getah bening di area selangkangan. Hal ini akan membuat Anda lebih mungkin mengalami infeksi berulang setelah pengobatan Anda selesai. [2]
Anda harus memberi tahu semua pasangan seksual Anda bahwa Anda terkena granuloma inguinale (donovanosis). Pasangan Anda juga perlu diperiksa dan dirawat. Setelah perawatan Anda selesai, Anda harus menemui dokter Anda setiap enam bulan sekali. Dokter Anda akan memastikan infeksinya tidak kambuh. [2]
Kapan Anda Harus Mengunjungi ke Dokter?
Hubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk membuat janji dengannya jika: [5]
Berikut ini ada beberapa cara untuk dapat membantu mencegah granuloma inguinale (dan penyakit menular seksual lainnya): [4]
1. Anonim. Granuloma Inguinale (Donovanosis). Centers for Disease Control and Prevention; 2015.
2. George Krucik, MD, MBA dan Christine DiMaria. What You Need to Know About Granuloma Inguinale. Healthline; 2018.
3. Vanessa Ngan dan Dr Natalie Renaud. Granuloma inguinale. DermNet New Zealand; 2018.
4. Anonim. Donovanosis (granuloma inguinale) - including symptoms, treatment and prevention. Government of South Australia; 2020.
5. Jatin M. Vyas, MD, PhD dan David Zieve, MD, MHA. Donovanosis (granuloma inguinale). University of Florida Health; 2020.
6. N O’Farrell. Donovanosis. BMJ Journals; 2020.