Penyakit & Kelainan

Hernia Inguinalis: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa It Hernia Inguinalis ?

Hernia Inguinalis merupakan suatu kondisi di mana terdapat lubang pada dataran miofasial otot oblik dan transversalis yang memungkinkan terjadinya herniasi organ intraabdominal atau ekstraperitoneal [1].

Hernia Inguinalis juga didefinisikan sebagai suatu kondisi penonjolan isi perut melalui area yang lemah di dinding perut bagian bawah [1].

Dengan adanya Hernia Inguinalis, bagian dari peritoneum atau lapisan rongga perut akan menonjol melalui dinding perut dan membentuk kantung di sekitar hernia [2].

Gejala Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis secara umum dapat ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut [3]:

  • Adanya tonjolan di kedua sisi tulang kemaluan yang menjadi lebih jelas saat berdiri, batuk atau mengejan
  • Tonjolan terasa terbakar atau sakit
  • Rasa sakit atau tidak nyaman di selangkangan, terutama saat membungkuk, batuk atau mengangkat
  • Sensasi berat atau menyeret di selangkangan
  • Selangkangan terasa lebih lemah atau tertekanan
  • Kadang-kadang, rasa sakit dan bengkak di sekitar testis saat usus yang menonjol turun ke skrotum (untuk laki-lak)

Gejala Pada Anak

Hernia Inguinalis tidak hanya terjadi pada orang dewasa melainkan juga dapat terjadi pada anak-anak. Gejela Hernia Inguinalis pada anak-anak meliputi [3]:

  • Tonjolan hernia terlihat ketika bayi menangis, batuk, atau mengejan
  • Mudah tersinggung
  • Nafsu makan berkurang

Gejala Berbahaya

Perlu juga diketahui bahwa, Hernia Inguinalis ini memiliki fase berbahaya yaitu ketika isi hernia terperangkap di dinding perut hingga memotong aliran darah ke jaringan yang terperangkap [3].

Jika hal ini terjadi maka akibat yang fatal seperti mengancam jiwa mungkin dapat terjadi. Adapun gejala-gejala Hernia Inguinalis yang berbahaya antara lain [3]:

  • Mual, muntah atau keduanya
  • Demam
  • Rasa sakit tiba-tiba yang dengan cepat meningkat
  • Tonjolan hernia yang berubah menjadi merah, ungu atau gelap
  • Ketidakmampuan untuk buang air besar atau buang gas

Penyebab Hernia Inguinalis

Penyebab Hernia Inguinalis hingga kini masih belum diketahui secara jelas, namun penyebabnya mungkin berkaitan dengan beberapa hal berikut ini [3]:

  • Peningkatan tekanan di dalam perut
  • Titik lemah yang sudah ada sebelumnya di dinding perut
  • Mengejan saat buang air besar atau buang air kecil
  • Aktivitas berat
  • Kehamilan
  • Batuk atau bersin kronis

Berkembangnya Hernia Inguinalis juga mungkin berkaitan dengan adanya kelemahan otot dan jaringan ikat dinding perut bagian bawah di kanalis inguinalis [2].

Terbentuknya hernia dengan cara berbeda akan menyebabkan jenis yang berbeda pula. Adapun hernia berdasarkan cara terbentuknya dapat dibedakan menjadi dua yaitu [2]:

  • Hernia Inguinalis Tidak Langsung

Hernia Inguinalis tidak langsung diketahui berkaitan dengan defek pada dinding perut bagian bawah yang dapat muncul ketika seseorang lahir.

Kanalis inguinalis pada janin yang sedang berkembang mungkin memiliki lubang di dalam perut (biasanya menutup sebelum kelahiran). Dengan demikian,isi perut dapat menonjol melalui lubang yang tetap terbuka hingga menyebabkan hernia.

Hernia Inguinalis tidak langsung ini sebagaimana namanya tidak terjadi secara langsung melainkan mungkin baru akan terjadi sampai bertahun-tahun kemudian.

  • Hernia Inguinalis Langsung

Hernia Inguinalis langsung diketahui berkaitan dengan kelemahan di dinding kanalis inguinalis. Isi perut dapat menonjol keluar melalui area yang lemah tersebut. Jenis Hernia Inguinalis ini umumnya lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Faktor Risiko Hernia Inguinalis

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Hernia Inguinalis [3]:

  • Jenis Kelamin Laki-Laki

Jenis kelamin laki-laki memiliki risiko delapan kali lebih besar mengembangkan Hernia Inguinalis dibandingkan dengan perempuan.

  • Usia Tua

Semakin bertambahnya usia, otot akan semakin melemah, dengan demikian risiko mengembangkan Hernia Inguinalis juga meningkat.

  • Riwayat Keluarga Dengan Hernia Inguinalis

Riwayat kesehatan keluarga (orang tua atau saudara kandung) yang memiliki Hernia Inguinalis meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Hernia Inguinalis.

Adanya kondisi batuk kronis yang disebabkan oleh kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Hernia Inguinalis.

Sembelit yang mengakibatkan seseorang harus mengejan saat buang air besar diketahui meningkatkan risiko berkembangnya Hernia Inguinalis.

  • Kehamilan

Kehamilan diketahui dapat melemahkan otot-otot perut dan meningkatkan tekanan dalam perut sehingga lebih meningkatkan risiko berkembangnya Hernia Inguinalis.

  • Kelahiran Prematur Dan Berat Badan Lahir Rendah

Kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah seringkali menjadi faktor yang meningkatkan risiko berkembangnya Hernia Inguinalis pada bayi.

  • Pernah Mengalami Hernia Inguinalis Sebelumnya

Riiwayat kesehatan pribadi dengan Hernia Inguinalis diketahui dapat meningkatkan risiko mengembangkan Hernia Inguinalis di masa yang akan datang, bahkan jika Hernia Inguinalis pernah dimiliiki jauh saat masih kecil.

Komplikasi Hernia Inguinalis

Berikut ini merupakan beberapa komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh Hernia Inguinalis [3]:

  • Tekanan Pada Jaringan Sekitarnya

Hernia Inguinalis yang tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat seperti operasi diketahui dapat menyebakan tekanan pada jaringan disekitarnya. Sebagai contoh, jika Hernia Inguinalis terjadi pada laki-laki tidak mendapatkan perawatan dan membesar maka semakin lama akan semakin meluas ke skrotum. Jika kondisi ini terjadi maka laki-laki tersebut akan merasakan sakit dan mengalami bengkak.

  • Hernia Inkarserata

Komplikasi dari Hernia Inguinalis lainnya yaitu dapat menyebankan suatu kondisi yang disebut Hernia Inkarserata yaitu suatu kondisi di mana isi hernia terperangkap dan menymbut usus hingga menyebabkan rasa sakit yang parah.

Selain itu, jika Hernia Inkarserata ini terjadi maka seseorang mungkin juga akan mengalami mual, muntah dan ketidakmampuan untuk buang air besar dan mengeluarkan gas.

  • Pencekikan Hernia

Komplikasi lain yang mungkin terjadi yaitu pencekikan hernia, di mana hernia yang terperangkap memotong aliran darah ke bagian usus hingga menyebabkan kematian jaringan usus.

Jika kondisi ini terjadi, maka akan sangat berbahaya dan mengancam jiwa, sehingga membutuhkan operasi dengan segera.

Diagnosis Hernia Inguinalis

Diagnosis terhadap Hernia Inguinalis diketahui dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut [2, 4]:

  • Pemeriksaan Fisik

Dokter mulanya mungkin akan memeriksa pada area yang menunjukkan benjolan, sehingga diketahui ukurannya. Kemudian, Dokter mungkin juga akan menanyakan beberapa pertanyaan termasuk [4]:

  1. Benjolan sakit atau tidak ?
  2. Sejak kapan muncul benjolan ?

Dokter mungkin juga akan melihat benjolan ketika pasien batuk, karena biasanya benjolan akan lebih terlihat.

  • Tes Pencitraan

Penggunaan tes pencitraan mungkin juga diperlukan untuk memastikan benjolan yang disebabkan oleh Hernia Inguinalis dan menyingkirkan kondisi lainnya.

Adapun tes pencitraan yang mungkin dilakukan dapat berupa [2]:

  1. Ultrasound, yang menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar organ dalam
  2. Computed Tomography (CT), yang menggunakan kombinasi Sinar-X dan teknologi komputer untuk membuat gambar
  3. Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang mengambil gambar organ dalam dan jaringan lunak tubuh tanpa menggunakan Sinar-X

Kapan Harus Kedokter ?

Jika memiliki benjolan di area selangkangan, seseorang sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter, khususnya jika benjolan terasa sakit [4].

Selain itu, jika gejala pencekikan hernia berikut ini terjadi maka seseorang harus segera mendapatkan penanganan dari Dokter dengan segera [2]:

  • Benjolan hernia yang tiba-tiba lebih besar dari sebelumnya
  • Benjolan hernia yang dulunya masuk kembali ke dalam perut tetapi tidak lagi
  • Demam
  • Kemerahan di area hernia
  • Rasa sakit atau nyeri yang tiba-tiba atau parah di area hernia
  • Gejala obstruksi usus, seperti sakit perut, kembung, mual, dan muntah

Pengobatan Hernia Inguinalis

Pengobatan Hernia Inguinalis yang mungkin disarankan oleh Dokter ada beberapa, termasuk [1]:

  • Perbaikan Bedah

Perbaikan bedah merupakan salah satu metode pengobatan definitive untuk Hernia Inguinalis, di mana metode ini akan berfokus untuk memperbaiki semua gejala Hernia Inguinalis yang dialami pasien.

Sedangkan untuk Hernia Inguinalis yang tidak menunjukkan gejala atau gejala masih tergolong ringan perbaikan bedah mungkin tidak perlu dilakukan namun diganti dengan pengawasan ketat untuk mengetahui perkembangannya.

  • Open Approach

Matode open approach dapat mencakup dua perbaikan yaitu [1]:

  1. Perbaikan jaringan, di mana jaringan asli digunakan untuk menutup defek hernia dengan jahitan tanpa menggunakan mesh.
  2. Perbaikan prostetik merupakan perbaikan bebas tegangan dan memiliki tingkat kemkambuhan hernia yang lebih rendah dibandingkan dengan perbaikan jaringan.

Melihat dari kedua jenis pengobatan dalam metode open approach tersebut, perbaikan prostetik diketahui lebih banyak peminatnya daripada perbaikan jaringan. Mengingat, kekambuhan hernia setelah menjalani perbaikan prostetik lebih rendah jika dibandingkan dengan perbaikan jaringan.

Perbaikan laparoskopi diketahui dapat mencakup dua jenis pengobatan, termasuk [1]:

  1. Prosedur preperitoneal transabdominal (TAPP), merupakan suatu teknik di mana hernia diperbaiki melalui pendekatan intraperitoneal, khususnya bagi hernia bilateral, defek hernia besar dan kekambuhan setelah perbaikan.
  2. Prosedur ekstraperitoneal total (TEP), merupakan teknik di mana hernia diperbaiki tanpa infiltrasi intraperitoneal, sehingga meminimalkan risiko cedera pada organ dan struktur intraperitoneal.

Adapun masing-masing jenis perbaikan laparoskopi ini memiliki kelemahan masing-masing sebagai berikut [1]:

  1. Prosedur TAPP berisiko menimbulkan komplikasi pada organ dan struktur intraperitoneal lainnya dan pasien harus dapat mentolerir pneumoperitoneum untuk pendekatan laparoskopi
  2. Prosedur TEP membuat ahli bedah dibatasi untuk ruang terbatas saat membedah.

Perbaikan laparoskopi ini diketahui telah terbukti dapat membuat pasien melanjutkan aktivitas normal lebiih cepat dibandingkan dengan metode open approach. Hal ini sebanding dengan harga atau biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan prosedur operasinya yang dinilai lebih tinggi.

Pencegahan Hernia Inguinalis

Perkembangan Hernia Inguinalis yang berkaitan dengan kelainan bawaan mungkin memang susah untuk dicegah, atau bahkan memang tidak bisa dicegah. Namun, seseorang dapat mengurangi ketegangan pada otot dan jaringan perut untuk menurunkan risiko mengembangkan Hernia Inguinalis [3].

Adapun hal yang dapat dilakukan untuk dapat menurunkan ketegangan pada otot dan jaringan otot tersebut antara lain [3]:

  • Menjaga berat badan sehat dengan diet sehat dan olahraga yang sesuai dengan arahan dokter atau ahli kesehatan
  • Mengonsumsi lebih banyak makanan berserat tinggi sepertii buah-buahan, sayuran dan biji-bijian agar dapat membantu mencegah sembelit dan mengejan
  • Mengangkat benda berat dengan hat-hati
  • Berhenti merokok agar dapat mencegah banyak penyakit serius, seperti batuk kronis yang dapat menyebabkan atau memperburuk Hernia Inguinalis

1. Mohamad Hammoud & Jeffrey Gerken. Inguinal Hernia. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
2. Anonim. Inguinal Hernia. NIH: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2021.
3. Tim Mayo Clinic. Inguinal hernia. Mayo Clinic; 2021.
4. Jenna Fletcher & Elaine K. Luo, M.D. What to know about an inguinal hernia. Medical News Today; 2019.

Share