Nafsu Makan Hilang: Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Makan adalah bagian penting dari hidup, karena memberi kita tenaga dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tetap sehat. Jika nafsu makan hilang, biasanya ada sesuatu yang salah, dan seringkali berhubungan dengan masalah kesehatan atau psikologis.

Seringkali, hilangnya nafsu makan hanya berlangsung sebentar saja. Kondisi ini biasanya terjadi bersamaan dengan penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti flu, atau gangguan pencernaan. Kadang-kadang stress, seperti saat menjelang ujian atau presentasi juga bisa membuat kita kehilangan selera makan.

Tetapi, hilangnya nafsu makan ini juga bisa berlangsung terus menerus dalam jangka panjang. Pada kondisi seperti ini, konsultasi dengan dokter sebaiknya dilakukan.

Beberapa Penyebab Nafsu Makan Hilang

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan. Pada umumnya, nafsu makan akan kembali normal begitu masalah yang menjadi penyebabnya diobati atau diatasi.

Sebab-sebab hilangnya nafsu makan sangat beragam, ada yang serius ada yang tidak. Beberapa kemungkinannya termasuk: [1, 2, 3]

  • Infeksi. Ini termasuk infeksi jangka pendek (seperti flu, selesma, infeksi saluran kencing, infeksi lambung, dsb.) dan infeksi jangka panjang seperti TBC atau HIV. Gejala-gejala tambahan lainnya akan tergantung dari jenis infeksinya.
  • Pengobatan. Banyak jenis obat bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan sebagai efek samping, termasuk obat antidepressant seperti fluoxetine, methylphenidate yang digunakan untuk ADHD, kemoterapi, beberapa obat-obatan untuk diabetes tipe 2, dan obat penghilang nyeri yang dosisnya kuat (opiate).
  • Stress dan kecemasan.
  • Depresi. Hilangnya nafsu makan bisa muncul sebagai gejala depresi, bersamaan dengan tanda-tanda lain seperti mood jelek, hilangnya konsentrasi, dan susah tidur.
  • Gangguan-gangguan kesehatan yang menyebabkan sesak nafas. Bila sulit bernafas, maka mungkin akan sulit untuk makan juga pada saat bersamaan. Kondisi yang termasuk pada kelompok ini adalah radang paru-paru, asma, pulmonary embolus, dan gagal jantung.
  • Asam lambung naik dan gangguan pencernaan.
  • Masalah dengan mulut dan gigi. Gangguan di mulut bisa membuat kita sulit mengunyah, menelan atau merasakan makanan, dan ini akan berdampak pada selera makan. Contohnya sakit gigi, gigi palsu yang tidak pas, abses gusi, mulut kering, disfungsi rahang, atau kehilangan pengecap.
  • Hidung tersumbat akibat alergi, polip, atau infeksi.
  • Kondisi yang mempengaruhi kerja usus, termasuk radang usus besar, usus buntu, Crohn’s disease, dan semacamnya.
  • Cystic fibrosis, yaitu kondisi turunan yang bisa mempengaruhi nafsu makan akibat kerusakan pada paru-paru dan pankreas.
  • Batu ginjal. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri yang hebat terutama setelah makan makanan berlemak, sehingga bisa menurunkan selera makan.
  • Kanker. Banyak jenis kanker dan pengobatannya bisa menyebabkan nafsu makan hilang. Biasanya menurunnya selera makan pada kondisi ini dibarengi oleh gejala-gejala lain yang spesifik berhubungan dengan kanker, namun bisa juga sebagai gejala awal tumbuhnya kanker.
  • Sembelit.
  • Diabetes mellitus.
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hypothyroidism).
  • Gangguan beberapa indera. Kenikmatan bersantap bisa meningkat dengan melihat makanan, mencium aromanya, dan merasakannya. Jadi, jika salah satu indera ini tidak berfungsi, maka bisa mempengaruhi nafsu makan.
  • Konsumsi alkohol berlebih atau penggunaan narkoba.
  • Anorexia nervosa. Menurunnya berat badan secara drastis dan ketakutan untuk makan bisa mengurangsi nafsu makan.
  • Usia. Nafsu makan cenderung menurun dengan pertambahan usia. Hal ini bisa disebabkan oleh salah satu hal yang sudah disebutkan diatas atau berkurangnya aktivitas. Selain itu, semakin tua, perut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk kosong, sehingga orang tua cenderung merasa kenyang lebih lama.
  • Gangguan kesehatan jangka panjang (kronis) seperti nyeri kronis, gangguan ginjal kronis, gangguan liver kronis dan dementia.

Kapan Harus Periksa ke Dokter

Jika hilangnya nafsu makan ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, dan tidak ada alasan yang jelas mengapa ini terjadi, segera temui dokter. Seperti yang sudah disebutkan diatas, ada banyak sekali penyebab yang bisa mengakibatkan hilangnya nafsu makan.

Dokter akan memeriksa untuk mencari tahu penyebab pasti kondisi ini dan memastikan tidak ada gangguan kesehatan serius di balik gejala ini, seperti kanker.

Jika tanda-tanda berikut muncul bersamaan dengan hilangnya nafsu makan, maka segera periksakan diri ke dokter: [2]

  • Berat badan turun tanpa sebab
  • Kesulitan menelan
  • Nyeri di bagian perut
  • Perut membengkak atau membesar
  • Keringat dingin di malam hari
  • Mual
  • Kelelahan
  • Mood jelek
  • Sesak nafas

Mengatasi Nafsu Makan Hilang

Pengobatan untuk mengatasi menurun atau hilangnya nafsu makan akan tergantung pada penyebabnya. Jika diakibatkan oleh infeksi bakteri atau virus yang cukup umum, maka tidak dibutuhkan perawatan khusus karena nafsu makan akan segera kembali begitu infeksinya sembuh. [1, 2]

Jadi, yang paling penting adalah mengetahui dengan pasti apa penyebab nafsu makan hilang agar bisa segera diobati karena selera makan ini juga penting untuk mempercepat pemulihan penyakit.

Beberapa langkah yang bisa membantu mengembalikan nafsu makan seseorang termasuk menyediakan makanan kesukaannya atau membuat jadwal makan yang fleksibel. Pada situasi tertentu, dokter mungkin akan menggunakan obat untuk merangsang timbulnya nafsu makan. [3]

Perawatan di rumah

Jika nafsu makan hilang akibat gangguan kesehatan seperti kanker atau suatu penyakit kronis, maka akan cukup sulit untuk merangsang munculnya nafsu makan. Tetapi, menikmati makanan dengan cara makan bersama-sama dengan keluarga dan teman, memasak makanan kesukaan, atau pergi makan di restoran mungkin bisa membantu mengembalikan selera makan.

Untuk membantu mengatasi kurangnya nafsu makan, pasien biasanya disarankan untuk makan hanya satu porsi besar per hari dengan tambahan cemilan di beberapa waktu. Makan lebih sering dalam porsi kecil juga bisa membantu, dan cara ini biasanya lebih mudah dicerna perut. [1]

Olahraga ringan juga bisa membantu merangsang nafsu makan. Untuk memastikan pasien mendapatkan gizi yang cukup, makanan yang dikonsumsi harus megandung kalori dan protein tinggi. Pasien juga bisa mencoba minuman protein yang lebih mudah ditelan. [1]

Membuat jurnal tentang apa yang dimakan dan diminum dalam jangka waktu beberapa hari hingga satu minggu juga bisa membantu dokter untuk melihat asupan nutrisi dan seberapa serius kondisi hilangnya nafsu makan ini.

Perawatan dengan obat

Jika kondisi hilangnya nafsu makan ini sudah sampai pada tahap serius dan harus diperiksakan, maka dokter akan mencari tahu apa yang menyebabkan gejala ini muncul.

Dokter akan menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, kemudian mencatat riwayat kesehatan pasien dan menanyakan:

  • Kapan selera makan mulai hilang
  • Apakah masih ada yang bisa dimakan atau sudah tidak ada samasekali
  • Apa yang kira-kira memicu hilangnya nafsu makan
  • Gejala-gejala lain yang muncul

Beberapa tes juga mungkin perlu dilakukan untuk menemukan penyebab menurunnya nafsu makan, termasuk: [1, 2]

Pada beberapa kasus, pasien juga bisa diperiksa untuk melihat apakah ada kehamilan atau HIV. Jika gangguan nafsu makan ini sudah menyebabkan kekurangan gizi, maka pasien mungkin akan diberi cairan infus yang berisi nutrisi.
Jika hilangnya nafsu makan diakibatkan oleh depresi, gangguan pola makan, atau penggunaan narkoba, maka pasien akan dirujuk ke spesialis kesehatan jiwa.
Nafsu makan yang hilang akibat mengonsumsi beberapa jenis obat bisa diatasi dengan mengganti macam obatnya atau menyesuaikan dosisnya. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter lebih dulu jika masalahnya berhubungan dengan obat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment