Daftar isi
Hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid Anda tidak dapat menghasilkan cukup hormon tiroid untuk memenuhi kebutuhan tubuh. [1, 2, 4]
Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita daripada pria yang berusia di atas 60 tahun. [1, 2]
Ada dua jenis, yaitu hipotiroidisme primer yaitu ketika kelenjar tiroid Anda sakit dan tidak dapat menghasilkan cukup hormon dan hipotiroidisme sekunder atau ketika kelenjar pituitari tidak merangsang tiroid untuk menghasilkan cukup hormon. [6]
Berikut ini adalah fakta-fakta seputar hipotiroidisme yang penting untuk Anda ketahui: [1, 2, 4]
Apasajakah Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Menderita Hipotiroidisme?
Meskipun siapa pun dapat menderita hipotiroidisme, Anda berisiko lebih tinggi jika: [1]
Penyebab hipotiroidisme yang paling umum adalah kelainan autoimun atau tiroiditis Hashimoto. Penyakit ini menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan peradangan kelenjar tiroid. [1, 3]
Penyebab lain hipotiroidisme dapat meliputi: [1, 3]
Pengobatan kanker tertentu membutuhkan sinar radiasi ke leher seperti kanker limfoma. Sinar radiasi dapat merusak sel-sel di kelenjar tiroid, sehingga lebih sulit memproduksi hormon.
Pengobatan ini biasanya diperuntukkan untuk pasien penderita hipertiroidisme (suatu kondisi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif). Namun, sinar radiasi tersebut dapat menghancurkan sel-sel di kelenjar tiroid yang menyebabkan terjadinya hipotiroidisme.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati masalah jantung, kondisi kejiwaan, dan kanker seperti amiodarone, interferon alpha, dan interleukin-2 terkadang dapat memengaruhi produksi hormon tiroid.
Operasi pengangkatan kelenjar tiroid dapat menyebabkan hipotiroidisme, jika kelenjar tiroid tidak diangkat sepenuhnya. Kelenjar yang tersisa ini kemungkinan masih dapat menghasilkan hormon yang cukup untuk tubuh.
Kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk menghasilkan hormon tiroid. Sumber makanan yang mengandung yodium selain garam meja beryodium yaitu kerang, ikan air asin, telur, produk susu, dan rumput laut.
Peradangan tiroid terkadang terjadi setelah atau selama kehamilan. Kondisi ini disebut dengan tiroiditis pascapartum. Wanita dengan kondisi ini biasanya mengalami peningkatan kadar hormon tiroid yang parah diikuti dengan penurunan tajam produksi hormon tiroid. Kebanyakan wanita dengan tiroiditis pascapartum, fungsi tiroidnya dapat kembali ke kondisi normal.
Beberapa bayi dapat lahir dengan kondisi kelenjar tiroid yang tidak berkembang dengan benar atau tidak berfungsi dengan baik. Jenis hipotiroidisme ini disebut hipotiroidisme kongenital.
Dalam kasus yang jarang terjadi, masalah pada kelenjar pituitari dapat mengganggu produksi hormon tiroid. Kelenjar pituitari memproduksi hormon, yang disebut hormon perangsang tiroid (TSH), berperan dalam memberi tahu tiroid Anda berapa banyak hormon yang harus dihasilkan dan dilepaskannya.
Bentuk hipotiroidisme yang sangat langka bisa terjadi jika hipotalamus di otak tidak menghasilkan cukup hormon TRH (Thyrotropin-releasing hormone). Hormon tersebut mempengaruhi pelepasan hormon TSH dari kelenjar pituitari.
Tanda dan gejala hipotiroidisme bervariasi tergantung pada tingkat keparahan defisiensi hormon. Gejala kondisi ini berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun dan terkadang sulit dikenali. [1, 2]
Pada awalnya, Anda kemungkinan tidak menyadari gejala hipotiroidisme, seperti kelelahan dan penambahan berat badan pada diri Anda. Tetapi saat metabolisme Anda terus menurun, masalahnya kemungkinan akan terlihat jelas. [1, 2]
Tanda dan gejala hipotiroidisme mungkin termasuk: [1]
Kapan Anda Harus Mengunjungi Dokter?
Anda harus menemui dokter Anda jika Anda memiliki salah satu tanda atau gejala hipotiroidisme, seperti lelah tanpa alasan yang jelas, kulit kering, wajah pucat dan bengkak, sembelit, atau suara serak. [1]
Jika Anda mendapatkan terapi hormon untuk hipotiroidisme, jadwalkan kunjungan tindak lanjut Anda sesuai yang direkomendasikan dokter Anda. Penting untuk memastikan bahwa dosis yang Anda terima benar. Dosis yang Anda butuhkan bisa berubah seiring waktu. [1]
Jika gejala hipotiroidisme telah parah dan tidak segera diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan langka dan berpotensi fatal yang dikenal sebagai koma miksedema. [6]
Berikut ini beberapa komplikasi Hipotiroidisme yang mungkin terjadi jika tidak diobati seperti: [3]
Untuk mendiagnosis hipotiroidisme dokter Anda perlu melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan secara menyeluruh. Dokter akan memeriksa tanda-tanda fisik hipotiroidisme, meliputi: [2]
Selain itu, dokter akan meminta Anda untuk memberitahukan gejala yang Anda alami, seperti kelelahan, depresi, sembelit, atau merasa kedinginan terus-menerus. Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tiroid. [2]
Untuk memastikan diagnosis hipotiroidisme diperlukan tes darah. Tes darah yang paling umum ialah tes hormon perangsang tiroid (TSH). [2, 5]
Tes hormon perangsang tiroid (TSH) mengukur seberapa banyak TSH yang diproduksi oleh kelenjar pituitari Anda: [2]
Tes darah tambahan, seperti tes tingkat tiroksin (T4) juga diperlukan dokter untuk memastikan diagnosis atau menentukan penyebabnya. T4 adalah salah satu hormon yang diproduksi langsung oleh tiroid Anda. Tes T4 dan TSH digunakan untuk membantu mengevaluasi fungsi tiroid. [2, 5]
Pengobatan untuk hipotiroidisme difokuskan pada penambahan hormon tiroid. Hingga saat ini, penyakit hipotiroidisme tidak dapat disembuhkan tetapi dokter dapat membantu Anda untuk mengendalikannya. [5]
Dokter umumnya merekomendasikan tiroksin sintetis, yaitu obat yang identik dengan hormon T4. Obat ini biasanya digunakan di pagi hari sebelum makan setiap hari. [1, 3, 5]
Dosis ditentukan berdasarkan riwayat pasien, gejala, dan tingkat TSH saat ini. Dokter akan secara teratur memantau darah pasien untuk menentukan apakah dosis T4 sintetis perlu disesuaikan. [5]
Pemantauan rutin akan diperlukan, tetapi frekuensi tes darah kemungkinan akan menurun seiring waktu. [5]
Obat-obatan tertentu lainnya dapat mengganggu cara tubuh Anda menyerap hormon tiroid sintetis. Pastikan Anda memberitahu dokter Anda tentang semua obat resep, herbal, dan suplemen yang Anda konsumsi, termasuk obat yang dijual bebas. [3]
Jika dosis Anda terlalu tinggi dan Anda mendapatkan terlalu banyak hormon, Anda dapat mengalami efek samping berikut: [3]
Orang dengan hipotiroidisme parah atau penyakit jantung mungkin mulai dengan hormon sintetis dosis rendah, dan kemudian secara bertahap meningkatkan jumlahnya sehingga jantung mereka dapat menyesuaikan diri. [3]
Setelah Anda mendapatkan dosis yang tepat, Anda tidak akan mengalami efek samping dari hormon Anda. Tetapi jangan berhenti atau melewatkan pengobatan Anda, karena gejala hipotiroidisme Anda bisa kembali. [3]
Jika berat badan Anda naik atau turun sebanyak 10 pon, Anda mungkin perlu memeriksakan kadar TSH Anda lagi untuk melihat apakah dosis hormon Anda harus disesuaikan. [3]
Tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah hipotiroidisme. Cara terbaik agar penyakit ini tidak berkembang menjadi kondisi yang serius atau menjadi gejala berbahaya yang memengaruhi kehidupan Anda adalah dengan memperhatikan tanda-tanda hipotiroidisme. [4, 5]
Jika Anda mengalami salah satu gejala hipotiroidisme, Anda harus segera berbicara dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda. Hipotiroidisme akan lebih mudah ditangani jika Anda mengetahuinya sejak dini dan memulai pengobatan. [4, 5]
1. Anonim. Hypothyroidism (underactive thyroid). Mayo Clinic; 2020.
2. Kelly Wood, MD dan Kimberly Holland. Everything You Need to Know About Hypothyroidism. HealthLine; 2020.
3. NEHA PATHAK, MD. Hypothyroidism (Underactive Thyroid). WebMD; 2020.
4. Anonim. Hypothyroidism. Cleveland Clinic; 2020.
5. Natalie Butler, R.D., L.D. dan James McIntosh. What is hypothyroidism?. Medical news today; 2018.
6. Anonim. Hypothyroidism (underactive thyroid). Healthy Government of Western Australia; 2020.