Tendinitis : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

Apa Itu Tendinitis?

Tendinitis merupakan sebuah kondisi ketika tendon mengalami iritasi atau radang ditandai dengan rasa nyeri setiap menggerakkan otot yang terpengaruh ^[1,5,16].

Walau secara umum kaki, siku dan lutut adalah area-area yang paling sering mengalami tendinitis, kondisi ini dapat menyerang tendon bagian tubuh mana saja.

Apa itu tendon?

Tendon sendiri merupakan jaringan penghubung antar tulang dan otot sehingga tubuh dapat bergerak dengan baik dan leluasa ^[4].

Tendon ada di setiap ujung otot dengan sedikit kemampuan meregang karena jaringan ini tergolong tebal.

Beberapa fungsi tendon yang perlu dipahami adalah :

• Penghubung otot dengan tulang serta dengan organ lainnya, seperti bola mata.
• Penggerak tulang agar gerakan tertentu dapat terbentuk oleh tubuh.
• Penahan tekanan yang terjadi di otot ketika tubuh dalam kondisi bergerak; seperti misalnya saat hendak terjatuh, tendonlah yang menyeimbangkan tubuh kembali.
• Penstabil tulang maupun organ lainnya agar saat tubuh digerakkan, tulang dan organ tertentu masih di tempatnya.

Tendon berbeda dari ligamen sebab ligamen berfungsi utama sebagai penyambung antar tulang.

Fakta Tentang Tendinitis

1. Tendinitis memiliki istilah lain, yaitu tendonitis atau tendinosis; hanya saja, yang membedakan dari tendinitis, tendinosis merupakan proses terjadinya iritasi atau radang pada tendon, sedangkan tendinitis lebih kepada cedera tendon yang disertai reaksi peradangan ^[1].
2. Terdapat sekitar 24% kasus Achilles tendinitis yang terjadi pada atlet di mana cedera saat lari menjadi penyebabnya dengan prevalensi 11-85% ^[2].
3. Pada atlet remaja, kasus tendinitis diketahui sebesar 1-2% ^[2].
4. Pada atlet rekreasi, terdapat kasus cedera yang menyebabkan tendinitis terjadi ^[2].
5. Kasus cedera karena olahraga yang berhubungan dengan tendinitis diketahui 2,35 per 1.000 jiwa dan jauh lebih rentan terjadi pada laki-laki yang berusia lebih tua ^[2].
6. Kasus achilles tendinitis jauh lebih rentan terjadi pada pria daripada wanita dengan perbandingan 3,5:1 ^[2].
7. Patellar tendinitis adalah jenis tendinitis yang memiliki prevalensi kasus 40-50% untuk atlet sepak bola, basket dan voli karena penggunaan otot ekstensor kaki yang berlebihan dan cenderung sering serta penggunaan tenaga yang lebih besar ^[3].
8. Prevalensi jenis tendinitis de Quervain tenosynovitis pada pria diketahui sekitar 0,5% dan pada wanita 1,3% dengan rata-rata usia antara 40-50 tahun ^[6]
9. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 67% kasus nyeri bahu yang disebabkan oleh rotator cuff tendinitis dengan jumlah pasien usia di atas 80 tahun sebanyak 60% dan usia di bawah 20 tahun sebanyak 5-10% ^[7].
10. Dibandingkan dengan lateral epicondylitis, kasus medial epicondylitis 7-10 kali lebih jarang atau sedikit ^[8]
11. 75% dari setengah atlet tenis di dunia mengalami nyeri pada siku yang merupakan kondisi lateral epicondylitis atau tennis elbow ^[9].
12. Di Indonesia, kasus tendinitis sendiri bukan kondisi asing, namun data prevalensi nasional tendinitis belum diketahui secara detail.

Jenis-jenis Tendinitis

Menurut letak tendon yang mengalami radang atau kerusakan, terdapat beberapa jenis tendinitis yang perlu diketahui.

Achilles tendinitis

Tendinitis jenis ini memengaruhi tendon Achilles, yaitu tendon yang berada di belakang pergelangan kaki ^[2,5].

Penyebab tendinitis jenis ini biasanya adalah aktivitas melompat dan berlari.

Namun pada beberapa kasus cedera engkel, achilles tendinitis dapat terjadi.

Knee Tendinitis

Tendinitis jenis ini umumnya dialami oleh atlet, khususnya atlet lari jarak jauh atau atlet basket ^[3].

Bagian tendon yang terpengaruh antara lain adalah tendon quadriceps dan tendon patellar.

Tendon quadriceps terletak di atas lutut sedangkan tendon patellar terdapat di bawah lutut.

De Quervain Tendinitis

Istilah lain untuk jenis ini adalah De Quervain’s Tenosynovitis, yakni jenis kondisi tendinitis yang mengenai pergelangan tangan ^[5,6].

Gerakan mencubit atau menggenggam dapat menjadi pemicu tendon di pergelangan tangan khususnya pada pangkal ibu jari dapat mengalami tendinitis.

Risiko De Quervain tendinitis juga lebih besar terjadi pada wanita yang sedang hamil tanpa penyebab yang jelas.

Rotator Cuff Tendinitis

Olahraga-olahraga yang dilakukan dengan gerakan mengangkat lengan jauh lebih berpotensi meningkatkan risiko tendinitis ^[5,7].

Salah satu contoh olahraga yang dimaksud adalah renang, sehingga tendon rotator cuff yang menjadi pengendali putaran bahu akan mengalami radang.

Medial Epicondylitis

Atlet golf jauh lebih berpotensi mengalami jenis tendinitis satu ini ^[5,8].

Teknik gerakan golf yang lebih berfokus pada siku dan dilakukan secara berulang mampu menyebabkan tendon siku bagian dalam mengalami radang.

Selain atlet golf, para atlet atau pemain bisbol memiliki risiko yang sama besar dalam menderita penyakit ini.

Lateral Epicondylitis

Atlet-atlet bulutangkis dan tenis adalah yang paling rentan mengalaminya ^[5,9].

Tendinitis dapat memengaruhi tendon siku bagian luar karena teknik kedua olahraga yang mengharuskan pergelangan tangan untuk sering bergerak memutar.

Penyebab Tendinitis

Cedera adalah penyebab paling umum yang mampu menyebabkan tendinitis, namun tidak hanya itu ^{[1,2,3,4,5,6,7,8,9]}.

Gerakan tertentu yang dilakukan secara berulang dalam jangka panjang dapat pula menyebabkan tendinitis ^[1].

Beberapa hobi dan pekerjaan yang membutuhkan pengulangan gerakan secara berkali-kali dalam waktu lama akan menekan tendon sehingga radang mudah terjadi.

Bahkan gerakan olahraga sekalipun yang dianggap baik serta menyehatkan dapat berujung pada timbulnya tendinitis ketika dilakukan berulang kali dalam jangka panjang.

Atlet adalah profesi yang berpotensi mengalaminya karena teknik olahraga yang dilakukan berkali-kali akan memicu masalah pada tendon.

Faktor Risiko Tendinitis

Sejumlah faktor di bawah ini mampu menjadi peningkat potensi seseorang dalam mengalami tendinitis.

• Faktor Pekerjaan

Pekerjaan atau profesi yang mengharuskan pekerjanya untuk melakukan gerakan tertentu berulang serta posisi yang tak nyaman dan cenderung canggung berpotensi meningkatkan risiko tendinitis ^[1,7,8,9].

Pekerjaan yang mengharuskan seseorang mengeluarkan tenaga yang besar setiap saat juga mampu mengembangkan penyakit ini.

• Faktor Usia

Seiring bertambahnya usia dan semakin tua, tingkat fleksibilitas tendon semakin menurun ^[1,2,7].

Hal ini yang memicu cedera dengan mudah dan pada akhirnya memengaruhi tendon.

• Olahraga Tertentu

Beberapa jenis olahraga dapat meningkatkan risiko tendinitis, terutama bila dilakukan tanpa teknik yang benar secara berkali-kali ^{[2,3,4,7,9,10]}.

Olahraga tenis, lari, basket, bisbol, renang, golf, dan bowling adalah yang paling rentan menyebabkan tendon terkena gangguan akibat gerakan dan posisi tubuh yang kurang tepat.

• Obat Tertentu

Penggunaan beberapa jenis obat juga mampu memengaruhi kesehatan tendon.

Golongan antibiotik seperti quinolone mampu meningkatkan risiko tendinitis ^[11].

• Penyakit Tertentu

Beberapa gangguan kesehatan seperti rheumatoid arthritis dan penyakit diabetes mampu meningkatkan risiko tendinitis ^[12].

Gejala Tendinitis

Tendinitis dapat menimbulkan sejumlah gejala, dan kondisi gejala yang paling umum terjadi antara lain adalah ^{[2,3,5,6,8,12]} :

• Pembengkakan di area tendon yang mengalami radang.
• Rasa nyeri pada area tendon yang terkena radang.
• Jika disentuh, area tendon yang terkena radang terasa lembut.

Bila rasa sakit akibat tendinitis ini terlalu tidak nyaman dan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sudah saatnya untuk ke dokter.

Bila gejala juga dirasa memburuk, jangan tunggu terlalu lama untuk memeriksakan diri.

Pemeriksaan Tendinitis

Ketika memeriksakan diri ke dokter, beberapa metode diagnosa di bawah ini adalah yang paling sering digunakan oleh dokter :

• Pemeriksaan Riwayat Medis

Dokter biasanya akan menanyai pasien lebih dulu mengenai riwayat medis yang dimiliki ^[1,7].

Dalam hal ini, sebaiknya pasien memberi tahu dokter mengenai riwayat cedera dulu maupun sekarang jika ada.

Pasien juga sebaiknya memberi tahu dokter mengenai hasil diagnosa kondisi medis tertentu bila ada, begitu juga jenis aktivitas fisik atau olahraga yang pernah atau sedang dijalani.

Tidak hanya itu, penting bagi pasien untuk menginformasikan juga kepada dokter mengenai obat-obatan apa saja yang sedang digunakan.

Bahkan suplemen herbal pun dapat disebutkan supaya dokter dapat menegakkan diagnosa.

• Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan agar dokter mengetahui di mana letak rasa sakit dan nyeri yang dirasakan pasien ^[1].

Batas gerakan tubuh pasien dan juga kelembutan pada area tendon yang radang akan ikut diperiksa oleh dokter.

• Tes Pemindaian

Sebagai tes penunjang, ada kemungkinan dokter meminta pasien menempuh beberapa tes pemindaian untuk mengidentifikasi adanya dislokasi sendi, penebalan tendon atau justru robekan pada tendon.

Sinar-X atau rontgen, USG dan MRI scan adalah metode tes pemindaian yang umumnya digunakan untuk memeriksa gejala ^{[1,2,5,7,8,9,13]}.

Pengobatan Tendinitis

Penanganan tendinitis terdiri dari empat metode, yakni melalui pemberian obat-obatan, melalui terapi fisik, melalui prosedur operasi, atau melalui perawatan secara mandiri.

Tujuan pengobatan tendinitis sendiri adalah untuk meredakan radang dan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Melalui Obat-obatan

Ketika memeriksakan diri ke dokter, beberapa jenis obat yang akan dokter resepkan antara lain adalah :

• PRP atau Platelet-Rich Plasma

Perawatan dengan obat ini bertujuan untuk mengurangi radang sekaligus rasa nyeri ^[13].

Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian memisahkan trombosit dengan faktor penyembuhan lain.

Setelah itu, dokter akan menyuntikkan ke tendon yang mengalami iritasi dan radang.

• Pereda Nyeri

Untuk menghilangkan rasa nyeri yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, biasanya dokter akan memberikan obat pereda rasa nyeri ^{[1,2,3,5,7,8,9,12]}.

Ibuprofen, naproxen sodium, atau aspirin adalah jenis obat yang umumnya diresepkan, terutama dalam bentuk krim.

• Kortikosteroid

Jika dokter merasa pasien memerlukannya, dokter akan memberikan kortikosteroid pada area tendon yang mengalami iritasi dan radang ^{[1,2,5,6,7,8,9,12]}.

Pemberian suntikan kortison bertujuan utama sebagai pereda nyeri dan penghilang radang.

Hanya saja, kortikosteroid ini tidak diperuntukkan bagi penderita tendinitis kronik (tendinitis yang sudah dialami lebih dari 3 bulan).

Ini karena pemberian suntikan kortikosteroid secara sering hanya akan meningkatkan risiko tendon sobek atau semakin lemah.

Melalui Terapi Fisik

Untuk kembali memperkuat tendon, terapi fisik umumnya diperlukan oleh pasien tendinitis ^[1,2,7,8,9].

Latihan fisik dalam bentuk peregangan dapat membantu pasien dalam mengatasi tendinitis kronis.

Melalui Operasi

Ketika terapi obat dan fisik tak dapat membantu, maka dokter akan merekomendasikan prosedur bedah pada pasien.

• Ultrasound : Prosedur ini bertujuan utama mengangkat jaringan parut lalu membuangnya,  yakni dengan cara dokter membuat sayatan kecil agar alat gelombang suara ultrasonik dapat dimasukkan dan proses pembuangan dapat dilakukan ^[14].
• Dry Needling : Pada prosedur ini, dokter akan menggunakan jarum halus untuk menciptakan lubang kecil pada tendon pasien. Tujuan lubang kecil ini adalah sebagai perangsang faktor-faktor yang mendukung proses perbaikan tendon ^[15].
• Bedah : Untuk kasus tendinitis yang sudah sangat parah, terutama tendon sampai lepas dari tulang, dokter akan memperbaikinya melalui prosedur bedah ^[16].

Melalui Perawatan Mandiri

Tak hanya obat, terapi dan operasi, pasien juga perlu melakukan beberapa upaya perawatan mandiri untuk mempercepat pemulihan.

Berikut ini adalah sejumlah cara mandiri yang dimaksud dan bisa dilakukan di rumah oleh pasien yang juga berguna sebagai pencegah komplikasi ^[1,3,5,7].

• Kompres Dingin

Untuk mengurangi rasa nyeri, pembengkakan, sekaligus ketegangan pada otot, kompres dingin menggunakan es dibalut kain atau handuk adalah ide bagus.

Tempelkan di area tendon yang terkena radang 20 menit sehari beberapa kali akan sangat membantu.

• Istirahat

Ketika tendon mengalami radang, bengkak dan nyeri, mengistirahatkannya dari gerakan berlebih adalah salah satu cara memulihkan diri dengan lebih cepat.

Tidak harus bed rest secara total, namun lebih kepada membatasi aktivitas fisik agar tendon yang cedera tidak mendapatkan tekanan yang lebih banyak.

• Mengangkat Kaki

Pada kasus knee tendinitis atau tendinitis yang memengaruhi tendon pada area lutut, naikkan kaki secara rutin.

Cara ini dapat dilakukan dengan mengangkat lurus kaki di atas jantung yang bertujuan utama menghilangkan bengkak.

Komplikasi Tendinitis

Tendinitis yang tidak ditangani dengan baik dan benar akan meningkatkan risiko komplikasi berupa robeknya tendon.

Untuk kasus achilles tendinitis, komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah ^[2] :

• Achilles tendon robek.
• Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis)
• Neuralgia
• Infeksi
• Distrofi refleks
• Parestesia ringan
• Hipertrofi
• Rawat inap lebih lama

Pencegahan Tendinitis

Tendinitis merupakan sebuah kondisi yang dapat dicegah, yaitu dengan beberapa upaya sebagai berikut ^[1,2,3,4,5] :

• Hindari melakukan aktivitas yang mampu memberi banyak tekanan pada tendon secara berlebihan; jika saat melakukan aktivitas tertentu tubuh terasa nyeri, segera berhenti dan beristirahatlah.
• Bila terdapat aktivitas atau jenis olahraga yang menyebabkan rasa nyeri persisten, sebaiknya ganti dengan aktivitas atau olahraga lain yang lebih aman.
• Lakukan peregangan untuk memanaskan otot dan meningkatkan fleksibilitas gerakan tubuh setiap sebelum melakukan olahraga.
• Bila teknik gerakan pada aktivitas atau olahraga tertentu belum dikuasai dengan baik, sebaiknya tetap andalkan instruktur profesional untuk mencegah terjadinya cedera.
• Gunakan peralatan bekerja yang nyaman untuk menghindari tekanan berlebih pada tendon dan sendi ketika berada pada gerakan atau posisi tertentu dalam jangka panjang.
• Kuatkan otot dengan melatihnya secara rutin agar tendon dan sendi jauh lebih tahan terhadap beban maupun tekanan.