Berdasarkan data dari World Health Organization diperkirakan bahwa ada 153 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan penglihatan karena kelainan refraksi. [1]
Di Amerika serikat angka kejadian kelainan refraksi mencapai 150 juta orang. [4]
Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan RI, kasus kelainan refraksi mencakup 20.7% dari seluruh penyebab kebutaan dan 25% dari seluruh penyebab gangguan penglihatan sedang hingga berat. [7]
Daftar isi
Kelainan refraksi adalah kelainan yang mempengaruhi kemampuan fokus mata Anda. [2]
Jika Anda menderita kondisi ini, Anda akan kesulitan melihat dengan jelas karena mata tidak dapat fokus dengan baik. [2]
Pada orang yang memiliki penglihatan normal, sinar cahaya yang masuk akan disesuaikan oleh kornea dan lensa agar fokus tepat pada retina. Ketika ada kelainan refraksi, kornea dan lensa tidak dapat memfokuskan sinar cahaya pada retina, sehingga objek yang dilihat akan tampak buram. [2, 3]
Berikut adalah fakta-fakta seputar kelainan refraksi yang penting untuk Anda ketahui: [4, 5]
Tinjauan Umum Kelainan refraksi adalah kelainan yang mempengaruhi kemampuan mata untuk fokus dan biasanya muncul sejak masa kanak-kanak.
Berikut ini adalah beberapa jenis dari kelainan refraksi:
Astigmatisme adalah suatu kondisi di mana penglihatan seseorang kabur disebabkan karena kornea yang berbentuk tidak sempurna. Pada orang yang menderita astigmatisme, kornea berbentuk seperti telur. [5]
Cahaya yang mengenai mata dengan astigmatisme terdistorsi dan dibiaskan ke beberapa fokus di dalam mata dan bukan pada retina. Seiring bertambahnya waktu, orang-orang yang menderita astigmatisme mengalami kesulitan melihat objek dari dekat ataupun jauh.
Ada dua jenis astigmatisme: [5]
Astigmatisme dapat muncul saat lahir dan umumnya didiagnosis pada anak kecil. Kondisi ini biasanya mempengaruhi kedua mata. Astigmatisme juga dapat disebabkan oleh suatu kondisi yang disebut keratoconus, suatu kondisi di mana kornea menipis dan mulai menonjol ke luar. [5]
Hyperopia atau yang disebut juga rabun jauh, terjadi ketika objek yang jauh lebih mudah dilihat dengan jelas daripada objek yang dekat. Jika hyperopia signifikan, penglihatan dapat buram pada jarak berapa pun. Hiperopia bisa terjadi pada siapapun dari segala usia. Tetapi, hyperopia biasanya akan semakin terlihat seiring bertambahnya usia seseorang. [5]
Presbiopia akan semakin terlihat seiring bertambahnya usia. Ketika seseorang mencapai usia 40 tahun atau lebih, biasanya akan menyadari bahwa kemampuan mereka untuk fokus saat membaca atau melihat objek yang dekat, semakin memburuk. Masalah ini terjadi karena lensa kehilangan kemampuannya untuk berubah bentuk.
Presbiopia berbeda dengan degenerasi makula, yakni suatu kondisi di mana terjadi kerusakan pada makula, yang terletak di dekat pusat retina. Degenerasi makula biasanya dialami oleh orang yang berusia lebih tua dari 70 tahun dan menyebabkan penglihatan kabur ketika Anda melihat benda dari dekat atau jauh. Presbiopia hanya memengaruhi lensa mata. [5]
Dokter spesialis mata dapat membedakan antara presbiopia, dan degenerasi makula hanya dengan pemeriksaan menyeluruh.
Miopia atau yang disebut juga dengan rabun jauh, yaitu suatu kondisi ketika seseorang tidak mampu untuk melihat objek yang jauh dengan jelas. Objek yang terlihat tampak buram. [5]
Miopia biasanya muncul pertama kali pada masa kanak-kanak dan cenderung bisa menurun jika memiliki keluarga dengan kondisi yang sama. Dalam kebanyakan kasus, miopia memburuk selama pasien berusia sekolah dan berusia remaja, dan kondisinya cenderung stabil ketika pasien tersebut berusia 20-an.
Banyak penderita miopia, terutama yang berusia di bawah 35, dapat melihat objek dari dekat tanpa mengalami kesulitan. Beberapa orang yang lebih tua dari usia 35 dapat pula mengalami presbiopia, sehingga membuatnya sulit untuk melihat benda-benda dari dekat. [5]
Kelainan refraksi biasanya terjadi ketika gambar yang dilihat oleh mata tidak dapat fokus tepat di belakang mata Anda (retina). Jenis-jenis kondisi mata ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, tetapi mereka dapat mempengaruhi orang-orang dari berbagai usia. [2, 3, 4]
Peluang Anda untuk mengalami kelainan refraksi akan lebih tinggi jika Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami kelainan refraksi. Faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kelainan ini.
Penyebab Kelainan refraksi meliputi: [2, 3, 4]
Apa saja faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kelainan refraksi?
Siapa pun dari segala usia dapat memiliki kelainan refraksi, tetapi Anda akan memiliki risiko lebih tinggi jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita masalah mata.
Sebagian besar jenis kelainan refraksi, termasuk rabun jauh, biasanya muncul sejak masa kanak-kanak. Namun, Presbiopia lebih umum terjadi pada orang dewasa yang berusia 40 atau lebih tua.
Konsultasikan dengan dokter Anda tentang risiko Anda untuk mengalami kelainan refraksi, dan tanyakan kepadanya seberapa sering Anda perlu diperiksa. [4]
Gejala yang paling umum dari kelainan refraksi adalah penglihatan kabur. Gejala lainnya meliputi: [2, 4]
Beberapa orang dapat tidak menyadari bahwa ia memiliki gejala kelainan refraksi. Untuk itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur sehingga dokter mata Anda dapat memastikan mata Anda dapat melihat dengan jelas.
Jika Anda mengenakan kacamata atau lensa kontak dan masih memiliki gejala-gejala ini, Anda mungkin perlu resep baru. Bicaralah dengan dokter mata Anda dan dapatkan pemeriksaan mata jika Anda mengalami masalah dengan penglihatan Anda. [2, 4]
Kelainan refraksi cukup mudah didiagnosis. Gangguan refraksi biasanya terdeteksi melalui tes pemeriksaan mata rutin. Dokter akan melakukan pemeriksaan yang dikenal dengan grafik khusus (grafik Snellen) untuk menentukan ketajaman penglihatan (ketajaman visual). [3]
Anda akan diminta membaca grafik yang memiliki huruf besar di bagian atas dan huruf yang lebih kecil di bagian bawah. Jika Anda dapat melihat semua huruf tersebut dengan jelas, Anda memiliki penglihatan 6/6.
Jika Anda memiliki penglihatan 6/12, itu artinya Anda dapat membaca huruf pada jarak enam meter dan orang dengan penglihatan normal dapat membaca dari jarak 12 meter.
Ahli kesehatan mata Anda juga dapat menguji aspek lainnya dari kesehatan dan penglihatan mata Anda saat Anda menjalani tes mata seperti tes bidang visual , tekanan mata, dan gerakan mata. [3]
Untuk mengobati kelainan refraksi, ada beberapa cara yang dapat dokter, mata Anda lakukan diantaranya adalah: [4]
Cara paling sederhana dan paling aman untuk memperbaiki kelainan refraksi ialah dengan menggunakan kacamata. Dokter mata Anda akan merekomendasikan lensa kacamata yang tepat agar mata Anda dapat melihat sejelas mungkin. [4]
Selain kacamata, dokter juga mungkin dapat menyarankan Anda untuk menggunakan lensa kontak. Lensa kontak dapat menjadi pilihan perawatan yang aman dan efektif jika digunakan dengan benar.
Sebelum meminta Anda menggunakannya, dokter mata Anda biasanya akan merekomendasikan lensa yang cocok untuk Anda gunakan dan menunjukkan kepada Anda cara membersihkan dan memakainya dengan aman. [4]
Dokter mata Anda dapat membantu Anda memutuskan apakah operasi mata adalah perawatan yang tepat untuk mengobati kondisi Anda. Ada beberapa jenis operasi mata diantaranya yaitu: [6]
Kapan Anda harus mengunjungi dokter Anda?
Anda dapat menemui dokter Anda untuk pemeriksaan mata secara teratur. Pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa Anda dapat melihat dengan jelas.
Konsultasikan dengan dokter Anda jika penglihatan Anda memburuk atau jika Anda mengalami masalah dengan pemakaian kacamata atau lensa kontak Anda. [4]
Tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kelainan refraksi. Obat untuk mengatasi kondisi ini pun hingga kini belum ditemukan. Namun, kondisi ini dapat didiagnosis lebih cepat jika Anda rutin melakukan pemeriksaan mata ke dokter. Semakin awal kelainan refraksi didiagnosis tentu akan semakin baik agar masalah tersebut dapat cepat teratasi [1]
1. Anonim. What is a refractive error?. World Health Organization; 2020
2. Anonim. Eyes – refractive errors. better health; 2015
3. Deepinder K. Dhaliwal , MD, L.Ac. Refractive Disorders. Merck manuals; 2019
4. Anonim. Refractive Errors. National Eye Institute; 2020
5. Anonim. Types of Refractive Error. Nyulangone Health; 2020
6. Anonim. Refractive Errors (Vision Problems). yoursightmatters; 2020
7. Dian Paramitasari, dr; Nina Ratnaningsih, dr, SpM(K), MSc. Gambaran Kelainan Refraksi Tidak Terkoreksi Pada Program Penapisan Oleh Unit Oftalmologi Komunitas Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Di Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2017. Ditjen Yankes; 2018