Daftar isi
Kenikir atau Ulam Raja (Malaysia) merupakan tumbuhan yang berasal dari keluarga Asteraceae dan memiliki nama latin Cosmos caudatus Kunth. [1]
Kenikir adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika Latin. Namun, saat ini juga dibudidayakan di kawasan Asia Tenggara, khususnya Malaysia, Thailand, dan Indonesia. [1,2]
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga tingginya mencapai 3 meter. Bunganya berwarna merah muda dan ada juga yang ungu dan kuning. Daunnya berupa daun majemuk yang terbagi menjadi beberapa segmen dan memiliki panjang sekitar 10 – 20 cm.
Kenikir dapat tumbuh sepanjang tahun dan berumur pendek. Biasanya, kenikir sering dimakan mentah sebagai lalapan. Ia juga sering ditambahkan sebagai penyedap rasa pada makanan. [1,3,4]
Kenikir memiliki bau dan aroma yang unik serta rasa yang khas, yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain.[4]
Berikut ini dipaparkan lebih rinci kandungan gizi dalam 100 gram kenikir mentah [1] :
Nama | Jumlah | Satuan |
Karbohidrat | 0,6 | gram |
Protein | 2,9 | gram |
Lemak | 0,4 | gram |
Air | 93,1 | gram |
Kalori | 18 | kkal |
Vitamin B1 | 0,13 | mg |
Vitamin B2 | 0,24 | mg |
Vitamin C | 64,6 | mg |
Kalium | 426 | mg |
Natrium | 4,0 | mg |
Kalsium | 270 | mg |
Magnesium | 50 | mg |
Besi | 4,6 | mg |
Zinc | 0,9 | gram |
Fosfor | 37 | mg |
Asam Askorbat | 108,83 | mg |
Quercetin | 51,28 | mg |
Kaempferol | 0,90 | mg |
Asam Klorogenik | 4,54 | mg |
Caffeic Acid | 3,64 | mg |
Ferulic Acid | 3,14 | mg |
Antosianin | 0,78 | mg |
Beta Karoten | 1,35 | mg |
Kenikir diketahui memiliki kandungan senyawa fenol yang cukup tinggi, di mana senyawa fenol ini berperan penting sebagai antioksidan.
Kandungan senyawa fenol di dalam kenikir paling tinggi dibandingkan beberapa tumbuhan yang terkenal dengan kandungan fenolnya, yaitu kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), sirih (Piper betle), karuk (Piper sarmentosum), kesum (Polygonum minus), pegagan (Centella asiatica), rumput pennyworth (Hydrocotyle bonariensis) dan putat air (Barringtonia racemosa).
Selain itu, dibandingkan dengan beberapa buah yang terdapat di wilayah tropis, kandungan antioksidan pada kenikir berada di urutan kedua tertinggi setelah buah Ciku.
Antioksidan sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan menurunkan efek buruk dari stres oksidatif. [1]
Stres oksidatif diketahui berkaitan dengan penyebab berbagai macam penyakit kronis.
Kenikir merupakan salah satu sumber antioksidan terbaik karena mengandung senyawa fenol yang sangat melimpah. Antioksidan yang terdapat pada kenikir dapat menangkal radikal bebas yang berbahaya di tubuh dan mengurangi stres oksidatif. [1,4]
Namun, kandungan antioksidan pada kenikir akan semakin berkurang ketika usia tumbuhan ini semakin tua. [5]
Kenikir diketahui dapat menurunkan jumlah glukosa yang beredar di dalam darah pada penderita diabetes. Cara kerja kenikir dalam penghambatan glukosa mirip dengan cara kerja obat antidiabetes Acarbose.
Acarbose merupakan salah satu obat antidiabetes yang bekerja dengan menghambat enzim alpha-glukosidase dimana enzim ini berperan dalam pemecahan karbohidrat menjadi glukosa. Namun, selain menghambat enzim alpha-glukosidase, obat ini juga menghambat enzim alpha-amilase.
Penghambatan enzim alpha-amilase ini dapat memicu fermentasi abnormal oleh bakteri yang membuat karbohidrat tidak dapat dicerna oleh usus, sehingga menimbulkan efek samping seperti sering buang angin, diare, dan perut kembung.
Bedanya, efek antidiabetes pada kenikir menghambat enzim alpha-amilase dalam jumlah yang rendah, sehingga efek samping yang terjadi dapat diminimalisir. [1]
Kenikir juga diketahui memiliki efek antihipertensi. Kenikir dapat menghambat peningkatan denyut jantung dan volume sekuncup (volume darah yang dipompa setiap bilik jantung berkontraksi) yang dipicu oleh hormon adrenalin dan senyawa natrium klorida, dimana kedua hal ini terjadi pada penderita hipertensi.
Selain itu, kenikir mempunyai efek diuretik (pengurangan cairan tubuh melalui pengeluaran urin) sehingga dapat menurunkan tekanan darah. [1]
Hormon adrenalin merupakan hormon yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh.
Kandungan flavonoid dan aktivitas antioksidan pada kenikir memberikan efek anti peradangan.
Flavonoid ini dapat menghambat beberapa enzim pemicu peradangan seperti fosfolipase A2, siklooksigenase, lipooksigenase dan nitrat oksida sintase sehingga mengurangi pelepasan mediator peradangan seperti asam arakidonat, prostaglandin, leukotrien, dan oksida nitrat. [6]
Kandungan antioksidan pada kenikir juga bermanfaat untuk kesehatan tulang. Ekstrak kenikir dapat meningkatkan ketebalan lapisan permukaan tulang, meningkatkan volume osteoid (matriks tulang baru) dan kadar permukaan osteoblas (sel pembentuk tulang).
Jumlah dan aktivitas osteoblas yang meningkat ini dapat merangsang pembentukkan tulang. [1]
Kenikir memiliki beberapa kandungan senyawa sebagai anti mikroba, yaitu flavonoid, saponin, dan tanin.
Flavonoid sendiri memiliki 3 mekanisme dalam penghambatan bakteri yaitu dengan menghambat pembentukkan asam nukleat, fungsi membran sel, serta metabolisme energi pada bakteri.
Penghambatan fungsi membran sel bakteri dapat terjadi karena flavonoid membentuk molekul kompleks yang berikatan dengan protein membran bakteri dan berakhir dengan pecahnya sel bakteri.
Selain flavonoid, penghambatan bakteri oleh tanin bekerja dengan menghambat aktivitas enzim pada membran sel bakteri.
Sedangkan saponin, ia dapat mengurangi tegangan permukaan membran sehingga lama kelamaan membran sel bakteri akan pecah. [7]
Kenikir diketahui memiliki efek anti mikroba terhadap beberapa organisme, yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli, dan Candida albicans. [8]
Kenikir memiliki efek hipolipidemik berupa senyawa fenol dan flavonoid yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah.
Mekanismenya adalah dengan menghambat pengeluaran enzim lipase yang diproduksi oleh pankreas sehingga dapat mencegah pencernaan dan penyerapan lemak atau kolesterol di saluran usus serta mengganggu sintesis (pembentukkan) lemak. Efek ini juga memperlambat proses penyimpanan lemak ke dalam jaringan adiposa.
Enzim lipase merupakan enzim yang bertugas untuk memecah lemak dari makanan menjadi asam lemak dan gliserol. Kenikir memiliki efek penghambatan enzim lipase yang besar sehingga dapat mencegah obesitas.
Pada orang yang obesitas, kadar antioksidan di dalam tubuhnya menurun sehingga dapat meningkatkan produksi senyawa oksigen reaktif dan stres oksidatif. Kedua hal ini meningkat di dalam jaringan adiposa yang merupakan tempat penyimpanan lemak dan sel-sel hati.
Dengan demikian, orang yang memiliki jaringan adiposa yang banyak, menyebabkan peningkatan stres oksidatif yang meningkatkan resiko terkena penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan hiperlipidemia. [9]
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kenikir memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat mencegah peradangan. Kandungan flavonoidnya ini bekerja dengan mempersingkat periode peradangan.
Selain itu, kenikir juga mengandung senyawa tanin yang di dalamnya terdapat astringen, di mana astringen ini dapat menghentikan perdarahan pada luka.
Tidak hanya itu, kenikir juga mengandung senyawa saponin. Senyawa ini dapat mempercepat pembentukkan lapisan epitel (re-epitelisasi) pada jaringan kulit serta masuknya (infiltrasi) sel-sel radang ke pembuluh darah di area yang terluka.
Saponin juga bekerja dengan merangsang pembentukkan sel-sel baru pembuluh darah dan sel otot polos, sehingga dinding pembuluh darah yang rusak dan area kulit yang luka dapat diperbaiki.
Pada luka yang diberikan ekstrak kenikir, dapat mencegah terbentuknya pus (nanah) karena memberikan efek anti bakteri yang bisa melindungi area luka dari infeksi oleh mikroorganisme.[10]
Kandungan senyawa yang dimiliki kenikir didominasi oleh senyawa antioksidan yaitu berupa senyawa fenol dan flavonoid. Senyawa antioksidan ini ternyata berpengaruh terhadap pencegahan berbagai macam penyakit.
Selain memiliki berbagai macam manfaat untuk kesehatan, kenikir juga diketahui memiliki efek samping pada tubuh. Namun sebuah penelitian menyebutkan bahwa mengkonsumsi kenikir dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan hati akut karena dapat meningkatkan kadar enzim hati.
Kandungan fenol pada kenikir diyakini sebagai penyebab meningkatnya enzim hati seperti yang juga terjadi pada konsumsi ekstrak teh hijau. [11]
Mengkonsumsi kenikir dalam jumlah banyak juga diketahui dapat memicu terjadinya anemia. Hal ini disebabkan karena kenikir dapat mengganggu produksi sel darah merah di tubuh. Selain itu, juga menyebabkan jumlah sel darah putih menurun. [12]
Kenikir diketahui cepat mengalami kerusakan dan biasanya tidak bisa disimpan terlalu lama. Penyimpanan kenikir harus dilakukan di tempat dan suhu yang tepat agar kualitas dan kesegarannya tetap terjaga. Berikut beberapa tips untuk menyimpan kenikir :
Penyimpanan pada suhu yang rendah dapat membuat kenikir bertahan lebih lama karena pada suhu rendah kadar air pada kenikir dapat dipertahankan serta mencegah laju respirasi. Selain itu, penyimpanan pada suhu rendah dapat menekan penurunan kadar kandungan senyawa yang terdapat di dalam kenikir, terutama fenol dan vitamin C.
Ketika kenikir disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 5 derajat celcius, kesegaran kenikir akan bertahan sampai dengan 7 hari.
Faktor lama penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu kenikir. Semakin lama disimpan, semakin berkurang mutunya dan kualitasnya. [13]
Ada berbagai macam cara untuk mengkonsumsi kenikir, di antaranya yaitu:
Kenikir dicuci bersih hingga kotoran yang menempel hilang, kemudian kenikir direbus hingga matang. Setelah matang, tiriskan dan taruh di piring. Lalapan kenikir siap disantap.
Kenikir merupakan tumbuhan yang kaya manfaat dan mengandung senyawa antioksidan yang tinggi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
1. Shi-Hui Cheng, Mohd Yusof Barakatun-Nisak, Joseph Anthony, Amin Ismail. Potential Medicinal Benefits of Cosmos caudatus (Ulam Raja): A Scoping Review. 20(10): 1000–1006. Journal of Research in Medical Science; 2015.
2. S. H. Cheng, H. E. Khoo, A. Ismail, A. Abdul-Hamid, M. Y. Barakatun-Nisak. Influence of Extraction Solvents on Cosmos caudatus Leaf Antioxidant Properties. 40 : 51–58. Iranian Journal of Science and Technology Transaction Science; 2016.
3. Nazihah Mohd Salehan, Sariah Meon, Intan Safinar Ismail. Antifungal Activity of Cosmos caudatus Extracts against Seven Economically Important Plant Pathogens. 15: 864‒870. International Journal of Agriculture and Biology; 2013.
4. Hamidun Bunawan, Syarul Nataqin Baharun, Siti Noraini Bunawan, Noriha Mat Amin, Normah Mohd Noor. Cosmos Caudatus Kunth : A Traditional Medicinal Herb. 8(3) : 420-426. Global Journal of Pharmacology; 2014.
5. F. Dian-Nashiela, A. Noriham, H. Nooraain, A. H. Azizah. Antioxidant Activity of herbal tea prepared from Cosmos caudatus leaves at different maturity stages. 22(3): 1189-1194. International Food Research Journal; 2015.
6. T.V. Ajaykumar, K. Anandarajagopal, J. Anbu Jeba Sunilson, Adibah Arshad, R.A.M. Jainaf, N. Venkateshan. Anti-Inflammatory Activity of Cosmos caudatus. 1 (2) : 2319-8141. International Journal of Universal Pharmacy and Bio Sciences; 2012.
7. Theresia Astutiningrum, Y.M. Lauda Feroniasanti. Kenikir Leaves (C. Caudatus) Extract Antibacterial Test Toward the Growth of Staphylococcus Aureus in vitro. 1868 : 090010. AIP Conference Proceedings; 2017.
8. F.A. Mustapha, J. Jai, F. Hamidon, Z.I. Md. Sharif, N. Mohd Yusof. Antimicrobial Agents from Malaysia Plants and Their Potential Use in Food Packaging Material : Review. 19 : 57-66. Chemical Engineering Research Bulletin; 2017.
9. Hafeedza Abdul Rahman, Nazamid Saari, Faridah Abas, Amin Ismail, Muhammad Waseem Mumtaz, Azizah Abdul Hamid. Anti-Obesity and Antioxidant Activities of Selected Medicinal Plants and Phytochemical Profiling of Bioactive Compounds. 1532-2386. International Journal of Food Properties; 2016.
10. Laila Novita Sari1, M. Kanedi, Yulianty, Eti Ernawiati. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Mencit (Mus musculus L.). Vol. 10 No. 2 :109 - 120. Biosfer : Jurnal Tadris Biologi; 2019.
11. M. Norazlina, S.Z. Ehsan, K. Noor ‘Adilah, C.P. Lee, E. Farhana, P. Derick, S. Ima-Nirwana, A.S. Nazrun & M. Norliza. Acute Toxicity Study of Cosmos caudatus on Biochemical Parameters in Male Rats. 42(9) : 1247–1251. Sains Malaysiana; 2013.
12. O. Farah Amna, H. Nooraain, A. Noriham, A. H. Azizah, R. Nurul Husna. Acute and Oral Subacute Toxicity Study of Ethanolic Extract of Cosmos Caudatus Leaf in Sprague Dawley Rats. Vol. 3, No. 4. International Journal of Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics; 2013.
13. Jantammy Roinatal Munthe. Repository Institut Pertanian Bogor. Respon Kualitas Pascapanen Kenikir (Cosmos caudatus) terhadap Suhu Penyimpanan; 2016.